Purnama Berdarah

"Purnama! tolong adik ku, Purnama. selamat kan adik ku, Purnama!" Xiefa memeluk erat kaki ketua agensi.

"Tenang lah dulu, Xiefa! Bagas sedang mencari barang yang di butuhkan." Nilam berusaha menghibur.

"Tubuh adik ku sudah tinggal bayangan, Bagas membenci Xiela! dia tidak mungkin mencari kan obat untuk nya." Xiefa menangis kencang.

Sudah lama sekali Bagas pergi dan tak kunjung kembali, dia sedang mencari janur dan juga kelapa gading untuk di jadikan penawar luka nya. Xiela. sementara tubuh Xiela saja sudah tinggal bayangan, hanya tinggal bagian bawah sedikit saja yang terlihat nyata dan bisa untuk di pegang oleh Kakak nya yang terus menangis kencang.

Xiefa tidak bisa bila adik nya sampai musnah, selain karena dia memang sayang pada Xiela. dia juga tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini, hanya adik nya yang paham bagai mana hancur dan senang nya hati Xiefa. lalu sekarang malah Xiela harus terancam karena di sakiti oleh jubah hitam, lemas lunglai tubuh gadis cantik ini.

"Aku akan pergi mencari nya sendiri, tolong katakan itu apa?!" pekik Xiefa sampai gemetaran.

"Tidak perlu, Bagas pasti akan membawa nya!" yakin Purnama.

"Dia tak menyukai adik ku, Purnama! tolong katakan padaku apa yang harus di pakai untuk menyelamatkan Xiela." Xiefa meraung di lantai.

"Sebentar lagi dia akan datang, Wira sedang menyusul nya." Maharani memeluk karena kasihan.

"Katakan padaku, Leha! aku tidak ingin adik ku musnah, kasihani lah aku." Xiefa sampai tidak punya tenaga untuk berteriak.

Arya yang baru pulang mencari keberadaan jubah hitam juga kaget melihat kehebohan ini, Purnama menceritakan bahwa Xiela bertarung dengan jubah hitam sendirian. karena Xiela terluka maka nya dia bisa kabur, sekarang member mereka yang terluka begini.

"Kenapa dia hanya sendirian, teman nya siapa?" tanya Arya bingung.

"Seharus nya Arini dan Jalak yang bersama Bagas, tapi iblis ini gatal sehingga sibuk pacaran saja." geram Purnama menujuk Arini yang terdiam.

"Mari ikut aku! tentu tau kan ikut kemana?" Arya memasang wajah serius.

"Jangan satukan mereka dalam goa!" sergah Purnama masih kesal.

"Kau bawa lah Arini kedalam goa es, biar Jalak ku masukan kedalam penjara bawah tanah." Maharani membantu Arya.

Tanpa berkata kata lagi, Arya langsung menjambak rambut nya Arini yang panjang untuk di bawa kedalam goa es, sementara Jalak di bawa oleh Maharani kedalam penjara bawah tanah yang sangat panas itu. lemas lunglai mereka, namun tidak protes karena memang ini salah nya mereka berdua. Xiela jadi terancam musnah, lalu jubah hitam juga gagal di tangkap karena Xiela terluka.

"Bila nanti Xiela sudah musnah, bakar lah tubuh ku ini ya." pinta Xiefa pada Nilam yang memeluk dia.

"Kau ini bicara apa?! sebentar lagi Bagas akan datang, kau harus tetap ada bersama Xiela." sentak Nilam.

"Aku...huhuhuuuu bahkan aku sekarang sudah tidak bisa memegang tangan nya Xiela, Nilam." Xiefa menangis pedih.

"Nanti bisa! sebentar lagi bisa, kau harus bisa." Nilam saja sampai menangis.

"Di mana lah Bagas ini, kenapa dia lama sekali." keluh Nana juga tidak bisa diam.

"Mari kita susul dia juga, aku tidak bisa bila diam saja." Sam pun tidak sabar.

"Pergi lah, usaha kan berpencar saja agar cepat ketemu!" titah Purnama.

"Baik lah."

Nana dan Sam berpisah karena mereka mau mencari masing masing kemana pergi nya Bagas mencari kelapa gading dan juga janur nya, malah Nana tidak sengaja melihat warga yang berkumpul di tengah lapangan. kali ini korban nya juga sepasang kekasih yang sedang ah ah, mereka mati dengan tubuh menyatu tapi tidak punya kepala.

"Ada juga korban nya tadi malam, berarti setelah bertarung dengan Xiela dia masih mencari korban." keluh Nana lemas.

Masalah kian rumit saja karena jubah hitam sangat licik, sangat sulit untuk di tangkap sehingga masih bisa menebar kejahatan yang tidak ada sudah nya. berulang kali sudah mereka berusaha untuk menangkap, namun tetap saja tidak bisa.

Sekarang salah satu member malah hampir musnah karena ulah dia, Nana menendang kesal batu yang ada di hadapan nya dan segera berkelebat mencari sosok Bagas. Bagas pergi dari malam dan sampai sekarang belum juga kembali, sedangkan Xiela keadaan nya sudah semakin parah.

...****************...

Bagas mengeluh dan pada akhir nya mengumpat juga, sejak tadi malam dia terus kecewa karena semua pohon kelapa gading yang ia temui sudah tidak ada janur nya. bahkan buah yang ada air nya juga semua nya di pecah atau di bolong oleh sesuatu, bukan cuma satu atau dua pohon saja yang begitu, melainkan sudah puluhan pohon.

Sampai Bagas juga mendatangi kebun kelapa yang paling besar di desa ini, tapi kelapa gading memang sangat susah untuk di cari. kebanyakan kelapa hijau yang besar besar karena barang seperti itu yang laku, dalam satu hektar pohon kelapa hijau, paling hanya ada satu pohon kelapa gading.

"Sialan! ini pasti ulah jubah hitam, dia tau akan ada yang mencari penawar racun." teriak Bagas kesal sekali.

Memang semua pohon sudah habis bagian janur serta buah nya juga habis bolong, ada yang di pecah di bawah pohon kelapa itu. sampai hari sudah siang pun dia belum berhasil mendapatkan dua benda itu, sedangkan hati nya sangat tidak tenang sekali karena takut bila Xiela sampai musnah sekarang.

"Tuhan tolong lah, bagai mana ini aku harus mendapatkan janur dan juga kelapa nya." keluh Bagas lemas.

"Heh! ini sudah siang dan kenapa kau malah termenung di bawah sini, ternyata benar kata Xiefa bahwa kau tidak mungkin mencari penawar nya!" sentak Aksara yang menyusul duluan.

"Sembarangan saja mulut mu, sejak tadi malam aku mencari namun tidak ketemu!" Bagas tidak terima dengan tuduhan Aksara.

"Lalu kenapa kau sampai siang begini tidak juga dapat, pohon kelapa gading banyak!" teriak Aksara kesal saja bawaan nya.

"Kau lihat itu?!" Bagas menunjuk pucuk nya pohon kelapa.

"Ya cari yang lain lah, Bagas! ini tuh paling di makan wawung (sejenis kumbang, namun memakan daun kelapa)."

"Kepala mu itu di makan wawung, masa semua nya di makan wawung! semua pohon semua nya tidak punya janur, kau lihat buah nya yang di bobok hingga tiada sisa." tunjuk Bagas geram.

"Astaga, ini pasti ulah jubah hitam!" Aksara kaget juga.

"Maka nya aku tidak kunjung dapat, karena semua sudah di babat sama dia!" ujar Bagas resah.

Aksara saja sampai melongi melihat banyak nya buah kelapa yang di bobok hingga air nya habis, sedangkan janur sudah tidak ada pada tempat nya lagi karena di babat oleh si jubah hitam yang tidak mau bila Xiela sampai selamat.