Mendadak Jadi Ratu

Pesta masih berlanjut. Henry membuat pesta besar selama tujuh hari enam malam. Para raja dan permaisuri juga ratu begitu suka dengan semua hal di istana ini.

"Yang Mulia Kaisar Shi, bisa kau katakan apa kendaraan yang mengantar kalian itu?" tanya Henry masih penasaran dengan kendaraan yang ada di depan halaman istana.

"Oh itu namanya mobil Yang Mulia Kaisar Horton!" jawab Kaisar dari China.

"Mo-bil?" Kaisar Shi mengangguk.

Henry menatap istrinya. Mimpi yang dikatakan wanita itu benar adanya. Geisha hanya perlu pura-pura terkejut, jiwa yang bersemayam di tubuh ratu ini harus berperan dengan sangat baik.

"Jadi kendaraan roda empat yang digerakkan oleh mesin?" tanya wanita itu tak percaya.

"Benar Yang Mulia Ratu, jangan lupa bahan bakarnya," jawab pria bermata sipit itu.

Shi Huang Lo memakai baju kebesarannya yakni Long Gun. Jubah dengan sulam benang emas berbentuk naga. Mahkotanya dinamakan hanfu yang terbuat dari emas.

Pria itu bertubuh sedikit gemuk dengan wajah cerah. Dua istrinya juga sangat akur dan mengurusi pria itu secara bergantian.

"Kaisar Henry, menikahlah lagi atau setidaknya miliki selir," saran pria bermata sipit itu.

"Jika Ratu tengah sibuk, kau bisa mengandalkan selirmu untuk kebutuhan yang lain," kekehnya.

Henry sebenarnya ingin marah. Namun, ayahnya memegang lengan putranya. Ia menggeleng pelan.

"Ratu sudah cukup melayaniku Kaisar Shi!" sahut Henry dengan muka memerah.

"Hahahaha ... jangan marah, jangan marah. Aku hanya bercanda," sahut Kaisar Shi menepuk bahu Henry.

"Sudah, jangan bicarakan hal pribadi di sini. Istriku juga hanya satu dan tanpa selir," sahut Raja Vladimir dari Prancis.

"Baiklah, bagaimana jika kita bicara soal hasil bumi di wilayah kekaisaran anda Kaisar Henry?" ujar Raja Nikolai dari Rusia.

"Nah, sepertinya itu sangat bagus," sahut Raja Mali dari Afrika.

"Di daerah timur wilayah kekaisaran terdapat tambang batu bara, kami juga menemukan gas tak jauh dari sana. Lalu di wilayah Selatan ada minyak bumi, kami kurang mengerti bagaimana mengelola semua tambang ini!" jelas Henry jujur.

"Bagaimana jika kita bekerjasama untuk mengelolanya. Batu bara bisa kita buat kereta api. Aku lihat ada pembangunan jalannya ketika di sebuah negara D. Kaisar bisa menjalin kerja sama untuk membangun jalur kereta api!" sahut Raja Vladimir.

Henry begitu takjub mendengar perkataan para raja-raja di dunia itu. Ia baru tahu jika ia tertinggal jauh dengan semua informasi.

"Kita bisa membuat kantor berita koran dan telepon. Kaisar harus memiliki kanal berita sendiri, untuk memberitahu pada warga tentang perkembangan ekonomi," ujar Raja Vladimir lagi.

Henry mengangguk, para staf istana langsung mencatat apa saja yang dibutuhkan kekaisaran untuk menunjang perkembangan ekonomi mereka.

Para raja-raja menginap di beberapa kastil yang telah disediakan. Mereka sangat tentu antusias. Semua pelayanan di sesuaikan dengan daerah mereka.

Henry dibekali koran-koran dari berbagai negara. Pria itu begitu serius membaca. Istananya sudah terang dengan lampu, listrik sudah menyala dari tiga hari lalu.

"Kaisar," panggil sang istri.

Raisa mendudukkan dirinya di pangkuan sang suami. Henry meletakan koran yang ia baca, dua bibir saling memagut. Ciuman itu berlangsung cukup lama, hingga kehabisan pasokan oksigen barulah mereka menyudahi ciumannya.

"Sayang," panggil Henry dengan napas menderu.

"Iya sayang," sahut Raisa.

"Ternyata mimpimu itu benar adanya," sahut Henry.

"Aku juga tak menyangka itu Kaisar," sahut Raisa.

"Kalau begitu, besok kita siapkan untuk membangun perlahan kekaisaran kita. Aku akan memperluas wilayah hingga negara C," tekad Henry.

"Lalu bagaimana dengan kerajaan Harley?" tanya Raisa.

"Biarkan saja mereka dengan kesombongannya," sahut Henry tak peduli.

Pria itu, menggendong sang istri ala pengantin. Keduanya melebur menjadi satu dengan ******* dan napas juga keringat jadi satu.

Pagi menjelang para raja disajikan dengan pemandangan luar biasa. Di kerajaan Namont memang memiliki taman dan air terjun yang sangat cantik. Beberapa hewan liar masih tampak berlarian.

"Kaisar ini indah sekali!" seru istri dari Raja Vladimir.

"Tentu Yang Mulia, dari sinilah sumber energi listrik kami!" ujar Raisa.

Usai berjalan-jalan menikmati taman indah dan air terjun. Mereka berjalan menuju sebuah danau indah dengan warna biru bening. Wilayah kekaisaran di apit beberapa bukit dan gunung aktif. Tanah subur dan hutan yang mengelilingi wilayah sangat membuat kekaisaran ini aman dari serangan mana pun.

"Wilayahmu sangat luar biasa Kaisar!" ujar Kaisar Shi.

Lalu mereka makan bersama, dengan makanan khas daerah Namont. Para Raja begitu senang dengan makanan yang tersaji.

Lalu mereka kembali ke istana utama. Para raja langsung ke sebuah ruangan untuk mengadakan rapat. Mereka langsung memberikan bantuan pada kekaisaran baru itu. Salah satu sarana yang akan dibangun adalah transportasi kereta api. Henry harus membangun stasiun utama di pusat kota lalu di berbagai titik di beberapa wilayah kekaisarannya.

"Kaisar bisa menembus negara D di selatan wilayah kekaisaran ini!" ujar Raja Mali.

"Benar Kaisar, negara itu akan sangat terbantu dengan jalur kereta baru. Maka pedangan juga pergerakan ekonomi terus berputar," sahut Kaisar Shi.

Henry begitu antusias, ia mencatat apa saja yang diperlukan untuk membantu perekonomian wilayah kekuasaannya. Para raja yang ada di bawah kepemimpinan Henry sangat semangat dengan rencana yang diwacanakan oleh kaisar mereka.

Perjalanan menuju negara C untuk menjalin kerjasama untuk pembangunan rel kereta api. Henry membangun terlebih dahulu stasiun di perbatasan daerah itu.

Pembangunan terjadi, daerah yang tadinya kosong kini banyak pendatang mengeruk rejeki. Berbagai pekerja didatangkan.

"Kita ambil pekerja dari wilayah sendiri Kaisar!" ujar Marquez Albert.

Henry mengangguk setuju. Ia memperkuat armada militernya di sini. Seorang Duke menjadi kepala pemerintahan di wilayah baru ini dan langsung terdaftar menjadi wilayah kekaisaran Horton.

Sedangkan di kerajaan Harley, Raja Robin sangat terkejut ketika mata-mata mengatakan jika wilayah kekaisaran Horton kini sampai di perbatasan negara C. Semua utusannya belum pulang.

"Bagaimana mereka bisa cepat sampai sana?!" teriak pria itu geram.

"Mereka memakai kendaraan dari besi dengan empat roda Yang Mulia!" lapor mata-mata.

"Kurang ajar!" teriak Robin memaki.

"Kita berkali-kali menginginkan kerjasama dengan negara C tapi selalu gagal," ujarnya.

"Apa yang mereka lakukan di sana?" tanyanya.

"Kaisar Horton membangun rel kereta api dan juga membangun pangkalan militer daratnya," jawab pria itu.

"Berengsek!" maki Robin kesal.

"Wilayah itu sudah terdata menjadi wilayah kekaisaran Horton Yang Mulia!" sahut mata-mata itu.

Harley terduduk lemas. Ia tak pernah bisa menembus kerjasama dengan negara maju tersebut. Robin membangun kerajaannya begitu pesat agar pemerintah negara C tertarik untuk melakukan kerjasama.

"Pergi kau awasi apa saja yang dilakukan oleh mereka!"

"Satu lagi yang belum hamba beritahu Yang Mulia!"

"Apa, katakan?!"

"Kaisar Horton sekarang bersama lima kerajaan di dunia!"

"Apa!" pekik Robin tak percaya.

Bersambung.

Eng ing eng!

next?