NovelToon NovelToon
Si Buntung Dan Lengan Bionik Nya

Si Buntung Dan Lengan Bionik Nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dokter Ajaib / Pendamping Sakti
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Remake dari karya berjudul Emas yang belum lama di rilis dan karya teman penguasa berlengan satu yang sudah di drop.

Kisah seorang pria yang selalu di hina akibat dia hanya memiliki satu lengan. Dia di khianati istri yang sewaktu smp di tolongnya sampai mengorbankan lengannya. Mertua dan iparnya menganggap dia sampah karena dia sering di pecat karena kondisi nya.

Dia sempat berpikir mengakhiri hidupnya dan di tolong, dia mendapat lengan bionik karena kebetulan dan sempat mau di bunuh oleh selingkuhan istrinya, namun di saat kondisinya sudah kritis, lengan bionik nya malah menolongnya dan memberinya kekuatan untuk mengubah nasib. Bagaimanakah kisah perjalanan hidup baru nya ?

Genre : Fiksi, fantasi, drama, komedi, supranatural, psikologi, menantu terhina, urban.

100 % fiksi, murni karangan author. mohon like dan komen nya ya kalau berkenan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

“Bang kiri berhenti bang,”

“Duk.”

“Duk.”

Amanda mengetuk langit langit angkot, langsung saja angkot melipir di tepi jalan. Mark dan Amanda melangkah turun, setelah membayar, Mark menoleh melihat pemandangan yang benar benar membuat miris. Di depannya terhampar banyak rumah dari kayu dan karton yang berderet seperti gang, di kolong jembatan. Di bagian depan ada beberapa ruko yang di pakai untuk disdut yang di gandrungi para preman dan beberapa panti pijat yang merupakan penyamaran dari prostitusi.

Terlihat beberapa wanita pemijat yang memakai busana seksi walau tubuh mereka gemuk dan berlemak tanpa tahu malu.

“Um...ayo tuan,” ajak Amanda.

“I..iya,” balas Mark.

Mereka berjalan melewati ruko ruko, disko dan panti pijat, salah seorang wanita bertubuh seksi yang memakai tank top merah dan bermake up tebal, berlari menghampiri Amanda,

“Kamu ga apa apa Manda ?” sapa nya cemas.

“Tidak apa apa mba Ayu,” jawab Amanda.

“Aduh ada ada aja ya, orang itu memang kacau, sekarang ibu kamu lagi marah marah tuh di rumah, kamu cepat pulang deh,” ujar Ayu.

“Iya mba, aku pulang,” balas Amanda.

Ayu menoleh melihat Mark yang berdiri di belakang Amanda, dia langsung tersenyum melihat Mark dan mengibaskan rambutnya seraya mendekati Mark,

“Halo om ganteng, mau pijit ? naik sama aku yuk,” ajak Ayu merayu.

“Enggak dulu ya, saya hanya mau mengantar Manda pulang sampai ke rumah nya,” balas Mark tegas.

“Wah sayang loh om, saya masih rapet, emang sih rapetan Manda hehe, atau mau bertiga sama Manda, hmm ?” tanya Ayu membujuk Mark.

“En...enggak mba, makasih ya,” balas Mark yang mundur sedikit karena Ayu mencondongkan tubuhnya ke depan sampai terlihat belahan dada nya.

“Iya deh, karena om tamu nya Manda, saya ga mau ganggu, tapi kalo ke sini sendiri, cari saya ya om,” ujar Ayu.

“I..iya, nanti ya,” balas Mark.

Mark langsung menarik Amanda pergi meninggalkan Ayu yang melambaikan tangannya di belakang mereka. Sepanjang melangkah melalui deretan rumah kumuh dari kayu dan karton yang membentuk gang itu, Mark tidak henti henti melihat ke kanan dan kiri, dia trenyuh melihat banyak anak anak kecil yang bermain main di depan rumah nya tanpa di hiraukan oleh orang tuanya yang nampak santai dan tidak perduli.

Akhirnya mereka sampai di rumah yang terbuat dari kayu di ujung gang, Amanda bersiap membuka pintunya,

“Huu...huuu....ampun mak,” terdengar suara teriakan seorang anak dari dalam rumah.

“Glontang.”

Terdengar juga suara benda seperti ember dari seng yang di lempar atau jatuh di dalam, Amanda langsung membuka pintunya dan berlari masuk ke dalam,

“Jangan mak,” teriak Amanda.

“Kakak,” teriak seorang bocah laki laki.

Mark membuka mappingnya, dia melihat dua titik hitam di dalam dan satu titik merah, “analyze” dia melihat siapa saja di dalam selain Amanda.

*********************************************************************

Black dot :

Name          : Andika.

Age              : 8.

Job               : Homeless, student.

Gender        : Male.

Status          : Single.

Condition   : Cedera kepala, lengan dan kaki keseleo.

Mind           : “Jangan mak...huhuhu....jangan mak....kakak tolong,”

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Red dot :

Name          : Suriwati.

Age              : 46.

Job               : Ex prostitute, massage parlor.

Gender       : Female.

Status         : Widowed.

Condition   : Gejala stroke akibat tekanan darah tinggi atau hipertensi dan stress berlebihan.

Mind           : “Anak sial, ga bisa cari duit, yang satu pake balik lagi, gue perlu duit,”

*********************************************************************

Mark melangkah masuk ke dalam, dia melihat seorang wanita paruh baya yang menjadi titik hitam sedang mengangkat tongkat untuk berjalan untuk memukul seorang bocah kecil yang melindungi kepalanya dengan tangan dan menangis deras, di peluk oleh Amanda. Begitu melihat bocah yang menolongnya dari kecelakaan tempo hari, mau di pukul, langsung saja Mark masuk dan “tap,” dia menangkap tongkat yang di pegang sang wanita paruh baya bernama Suriwati.

Tentu saja Suriwati menjadi kaget, dia menoleh melihat Mark dengan wajahnya yang sudah hancur dan miring sedikit karena stroke, dia juga melihat kaki Suriwati yang sudah melengkung sehingga harus di topang tongkat. “Gedubrak,” Suriwati jatuh terduduk karena keseimbangan kaki nya runtuh akibat tongkat nya di pegang oleh Mark.

“Emak,” teriak Amanda dan Andika.

Mereka langsung menolong dan menghampiri Suriwati, Mark yang melihatnya menjadi tidak enak hati melihat ibu mereka jatuh karena perbuatan nya.

“Sono jauh jauh,” teriak Suriwati dengan suara pelo sambil mendorong Amanda dan Andika.

Mark jongkok di sebelah Suriwati dan menatap wajahnya sampai membuat Suriwati sedikit bingung campur marah.

“Maaf bu, sejak kapan ibu mengalami kelumpuhan kaki dan berbicara pelo ?” tanya Mark.

“Mau apa lo nanya nanya ?” tanya Suriwati ketus.

“Maaf tuan, emak sudah seperti ini sejak enam bulan lalu,” jawab Amanda.

“Diam lo Manda, kenapa lo pulang hah....mana si Rahmat, bukannya lo mau di jadiin bini sama dia hah !” bentak Suriwati dengan suara tidak jelas.

“Baiklah bu, diam dulu ya, tekanan darah ibu sangat tinggi dan stress berlebihan jadi ibu terkena gejala stroke, maaf ya bu,” ujar Mark.

Tanpa menunda lagi, Mark memegang kepala sang ibu, cahaya hijau langsung membalut seluruh tubuh Suriwati yang memejamkan matanya dan pingsan akibat di pegang Mark.

“Emak...” gumam Andika.

“Sabar ya Dika, om sedang menyembuhkan emak,” ujar Amanda sambil memeluk Andika.

Mark menoleh melihat kaki Suriwati yang mulai lurus kembali dan dia bisa merasakan di ujung jari lengan bioniknya kalau tangannya seakan akan sedang merangkai syaraf Suriwati di dalam tubuhnya. Pengobatan berlangsung selama 30 menit sampai cahaya benar benar menghilang, “bruk,” Mark terduduk lemas setelah melepaskan tangannya, dia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya, kemudian dia menoleh melihat ke Amanda dan Andika.

“Seharusnya emak kalian udah tidak apa apa,” ujarnya.

Mendengar ucapan Mark, Amanda dan Andika langsung menoleh melihat satu sama lain dan berpelukan dengan wajah ceria, rasa sakit di tubuh Andika sudah tidak di rasakannya lagi, dia tersenyum riang sambil menitikkan air mata. Mark bergeser mendekati Andika setelah membaringkan Suriwati di lantai, tangannya naik ke arah Andika, namun Andika menghindar,

“Mau ngapain om ?” tanyanya.

“Kamu kan terluka di kepala, trus kaki mu keselo dan tangan mu lebam, sini om sembuhkan,” jawab Mark.

Andika menoleh melihat Amanda yang mengangguk sambil tersenyum, kemudian dia menyodorkan kepalanya kepada Mark.

“Ah bukan kepala, tangan saja ga apa apa,” ujar Mark.

Andika menjulurkan lengannya, Mark sedikit trenyuh melihat lengan kurus Andika penuh bilur berwarna biru di balik seragam sd nya. Dia memegang lengan Andika dan cahaya hijau kembali keluar dari tangannya,

“Uuuh...panas...tapi kayak di urut...enak,” ujar Andika yang tubuhnya di selimuti cahaya hijau.

“Hehe keenakan ya,” ledek Amanda.

Andika mengangguk namun wajahnya nampak serius karena dia sebenarnya merasa takut, tak lama kemudian, cahaya hijau menghilang dan Andika sembuh total. Dengan wajah bingung, dia memegang kepalanya, melihat lebam di tangan dan tubuhnya sampai membuka seragamnya, kemudian berdiri dan menjejakkan kakinya yang keseleo.

“Waaaah....om hebat,” ujar Andika ceria.

“Kamu masih inget om ga ?” tanya Mark.

Andika langsung mengamati wajah Mark di depannya, kemudian dia melirik melihat lengan kiri Mark, langsung saja Andika menggelengkan kepalanya. Mark tersenyum, kemudian dia mengangkat lengan kirinya,

“Camouflage.”

Lengan kiri Mark yang sebelumnya berwujud lengan manusia biasa, berubah wujud menjadi lengan robot yang nampak keluar dari film sci fi. Tentu saja Amanda dan Andika kaget melihat. Namun yang namanya anak laki laki di hadapkan ke sesuatu berwujud robot, langsung saja Andika antusias dan memegang lengan Mark.

“Om...ini tangan beneran ?” tanya Andika dengan mata berbinar.

“Ini lengan palsu, aslinya aku buntung,” jawab Mark tersenyum.

“Oh....om yang waktu itu hampir ketabrak truk ya ?” tanya Andika langsung.

“Hehe inget ya, makasih ya waktu itu sudah nolongin aku,” jawab Mark sambil mengelus kepala Andika dengan tangan robotnya.

Mark kembali memasang kamuflase nya dan lengannya kembali menjadi lengan manusia biasa, setelah itu dia berdiri dan berniat memindahkan Suriwati ke kamarnya untuk beristirahat. Namun karena tubuh Suriwati lumayan besar, dia menoleh melihat ke arah Amanda yang masih tercengang.

“Manda, bisa bantu aku bawa emak mu ke kamar ?” tanya Mark.

“Oh...i..iya tuan,” jawab Amanda berdiri setelah tersentak dari bengongnya.

Keduanya menggotong Suriwati yang di kening nya menempel dua buah koyo dan memakai rol rambut, tipikal emak emak stress, masuk ke dalam kamar tidur berukuran kecil yang hanya di tutup oleh tirai tanpa pintu. Setelah membaringkan Suriwati di tempat tidurnya, keduanya kembali keluar dan duduk di kursi ruang depan.

“Terima kasih tuan, sudah menyembuhkan emak,” ujar Amanda.

“Sama sama, trus kamu jangan panggil tuan napa, kesannya aku orang tua kaya, enggak banget deh, panggil nama saja, kita beda cuman empat tahun kan,” ujar Mark.

“Um...ka..kalo gitu...kakak aja, boleh ?” tanya Amanda.

“Ok, panggil aku kakak,” jawab Mark.

“I..iya kak Mark,” balas Amanda malu malu.

Setelah itu, mereka bertiga berbincang bincang, Andika yang ceria menceritakan kegiatannya di sekolah dan kesehariaannya. Mark yang mendengarnya tersenyum, dia melihat rumah tempat tinggal mereka yang sebenarnya sangat tidak layak dan memprihatinkan.

1
Syari Andrian
double2 up donh
TUAN AMIR
next
Syari Andrian
Next
Syari Andrian
Nyesal gak kamu vania? Hufh keqnya enggak😑😑😑
Syari Andrian
Keren banget idenya bikin cerita thor…
Syari Andrian: Sama2
Mobs Jinsei: makasih dan makasih support nya kak/Pray/
total 2 replies
Syari Andrian
Next seru
Syari Andrian
Astaga…😬😬😬
Syari Andrian
Akhhhh knapa jadi aku yang nge bayangin….
Syari Andrian
Waaah identitas baru.. berarti lajang dong awokawoak
Syari Andrian
Jangan sulit2 ancamannya ya kasian MC nya
Syari Andrian
Banka kamu akan menyesal di kemudian hari 😪😪
WHITE FIRE
lanjut author aku tunggu updatenya
Mobs Jinsei: Siap kak
total 1 replies
WHITE FIRE
lanjut author aku tunggu
allowble_ranger
lanjut jadi penasaran
Mobs Jinsei: Siap kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!