Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26.
Eleanor tersenyum senang saat mereka keluar dari Mansion, hatinya berbunga-bunga James membawanya ke kantor James.
Sepanjang mereka menuju kantor James, tangan mereka saling menggenggam seakan tidak ingin lepas satu sama lain.
Begitu juga turun dari dalam mobil, kembali mereka saling menggenggam tangan masuk ke gedung grup Sebastian.
Eleanor tidak menyangka, grup Sebastian ternyata sebuah perusahaan yang cukup besar. Sepertinya kerja keras James selama ini, membuat grup Sebastian berkembang pesat.
"Kamu mau minum apa? aku akan suruh seseorang untuk mengantarkannya!" tanya James, setelah mereka berada dalam kantornya.
Eleanor mengitari ruang kantor James, yang menurutnya cukup luas dan mewah. Ia merasa takjub dengan dekorasi ruangan.
"Apa saja, terserah kamu, aku tidak masalah!" jawab Eleanor sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kantor James.
"Baik!" James kemudian berbicara pada seseorang melalui interkom, untuk membawa satu cangkir kopi dan satu cangkir teh hangat.
James mendekati Eleanor, setelah ia selesai memerintahkan seseorang, untuk membawakan mereka minuman.
"Kenapa? kamu sepertinya mencari sesuatu yang mencurigakan, aku tidak pernah membawa seorang wanita ke dalam ruang kantor ku, sayang"
James memeluk pinggang Eleanor dari belakang, lalu mengecup tengkuk Eleanor dengan lembut.
Tangan Eleanor memegang tangan James, yang memeluk pinggangnya, dan tersenyum lucu mendengar apa yang di katakan James.
"Aku tengah terpana melihat ruang kantor mu ternyata luas, dan mewah!" ucap Eleanor, lalu satu tangannya mengelus pipi James.
"Benarkah? aku pikir kamu mencari sesuatu yang mencurigakan" James meletakkan dagunya pada bahu Eleanor.
Eleanor membalikkan tubuhnya, dan mereka pun saling berhadapan, dengan tangan James masih merangkul pinggang Eleanor.
Perlahan Eleanor melingkarkan tangannya pada leher James, dan senyuman manisnya mengembang menatap James. Kemudian ia berjinjit pada ujung sepatunya.
Cup!
Satu kecupan di berikan Eleanor pada bibir James, "Aku percaya padamu, kamu bukan pria yang suka membagi perhatiannya pada wanita lain" ucap Eleanor.
Ia yakin kalau James bukan pria bajingan seperti Ricard, yang begitu gampang sekali memberi perhatian pada wanita lain.
"Terimakasih, sudah percaya padaku, sayang" bisik James, lalu mengecup ujung hidung Eleanor.
Tok! tok! tok!
Terdengar suara ketukan pada daun pintu, lalu pintu kemudian di buka seseorang dari luar.
Seorang wanita masuk membawa dua cangkir minuman di atas sebuah nampan, "Kopi dan teh, yang anda pesan, Tuan!" kata wanita itu, sembari berjalan menuju meja sofa.
James melepaskan rangkulan tangannya pada pinggang Eleanor, "Terimakasih, letak saja di meja!"
"Permisi, Tuan, Nyonya!" ucap wanita itu, lalu meninggalkan ruang kantor James.
Baru satu jam Eleanor duduk di kantor James, Ibunya mendadak meneleponnya untuk datang ke kantor Ibunya.
"Pergilah, waktu jam makan siang, kita bertemu lagi!" kata James, setelah mendengar Eleanor selesai menerima telepon dari Ibu Eleanor.
"Sampai ketemu siang nanti" Eleanor mengecup pipi James sebelum ia pergi.
Eleanor di antar Asisten merangkap sopir James. Untung jalanan tidak begitu macet, memudahkan Eleanor cepat sampai ke gedung grup Benjamin.
"Ada apa, Ma?" tanya Eleanor begitu ia masuk ke ruang kantor Ibunya.
"Tadi mantan pacarmu menemui Mama!" jawab Olivia.
"Hah?! untuk apa dia mencari aku? bukankah dia sudah menikah dengan wanita yang ia sukai itu?!"
Eleanor terkejut mendengar apa yang di katakan Ibunya. Ia tidak menyangka ternyata Ricard pria tidak tahu malu.
Ia masih ingat sekali, kalau Melanie wanita yang sangat Ricard sayangi, dan Ricard pasti sangat menantikan putus darinya.
"Dia ingin minta maaf padamu, dan katanya dia tidak akan terlibat lagi dengan wanita bernama Melanie!" kata Olivia lagi menjelaskan apa yang di katakan Ricard.
"Ha ha haa... dasar pembohong! dia pernah mengatakan itu padaku, saat aku mengabaikannya, tapi itu hanya dua hari saja, dia tidak tahan mendengar nada mengiba wanita itu, dan ia kembali menemui wanita itu!"
Eleanor tertawa lucu mendengar apa yang di sampaikan Ibunya, mengenai permintaan maaf Ricard, dan janji Ricard yang tidak akan pernah menemui Melanie.
"Untung lah kamu cepat menyadarinya, dan meninggalkan pria bajingan itu!" Olivia merasa geram mendengar apa yang di katakan Eleanor.
Eleanor memeluk Ibunya, "Lalu apa yang Mama katakan padanya?" tanya Eleanor.
"Aku katakan kalau kamu tidak akan bisa ia temui lagi!" jawab Olivia.
Eleanor mempererat pelukannya, ia sangat senang sekali dengan jawaban Ibunya.
Bersambung.....