Mendadak Jadi Ratu
Geisha terbangun dengan kepala masih pusing. Gadis itu limbung seketika ketika berusaha bangkit dari kasurnya yang mendadak empuk.
"Yang mulia, anda sudah sadar?!" sebuah suara mengagetkan gadis itu.
'Si-apa yang mulia?' tanyanya dalam hati.
"Yang mulia!" Panggil suara itu penuh kecemasan.
Geisha mengerjapkan matanya. Yang ia ingat, ia pulang dengan perasaan kesal karena mendapati kekasihnya selingkuh dengan saudara sepupunya nya sendiri.
Perlahan gadis itu mengedarkan pandangannya. Ia benar-benar bingung di mana ia berada.
'Tempat apa ini?' tanyanya dalam hati.
Ruangan dengan dekorasi mewah dengan tempat tidur berkelambu hijau. Bantal-bantal berisi bulu angsa yang empuk.
Geisha melihat wanita yang sedang bersimpuh. Balutan pakaian ala pelayan istana bangsa Eropa jaman dulu.
Geisha buru-buru berdiri. Hingga membuat pelayannya terpekik kaget. Geisha menatap cermin besar di depannya.
Seraut wajah cantik dengan kulit bersih tanpa cela. Alis melengkung indah dan tebal, mata lebar berwarna amber, dihiasi bulu mata lentik dan tebal. Hidung kecil tapi mancung. Dagu dan pipi tirus.
'Ini aku?' tanya Geisha bingung.
Kembali menelisik tubuhnya yang kurus. Ia mengangkat buah dadanya yang kecil dan sedikit lepes.
"Aish ... mana puas lelaki jika dadaku seperti ini!" Gerutunya pelan.
"Kurus sekali!" sungutnya.
"Yang mulia Raisya Deborah, apa yang mulia tidak apa-apa?" tanya gadis yang memperhatikan junjungannya bersikap aneh.
"Raisa Deborah?" tanyanya bingung. Nama belakangnya sama dengannya.
"Apa yang terjadi? Apa nyawaku nyasar ke tubuh wanita kurus ini?" tanyanya bermonolog dalam hati.
"Yang Mulia!" kali ini pelayan meninggalkan suaranya.
"Berisik sekali kau, keluar!' bentak Geisha mengusir pelayan.
Semua terkejut mendengar bentakan ratu mereka. Untuk pertama kalinya, sang ratu bersikap kasar. Geisha merasa tidak ada yang bergerak, memutar badannya lalu berkacak pinggang.
"Apa kalian tidak dengar apa kataku?" tanyanya dengan sorot mata tajam.
"A-ampun Yang Mulia!" sahut semua, lalu perlahan mundur dan meninggalkan ruangan mewah itu.
Geisha kembali menatap cermin besar dan berdecak kesal melihat tubuhnya sendiri.
"Lapar," keluhnya.
Ia malas berpikir dengan apa yang terjadi pada dirinya. Melihat ruangan hanya ada satu teko dari perak berikut dengan cangkirnya.
"Apa tidak ada makanan di sini?" lagi-lagi ia bertanya.
Geisha menghela napas panjang. Sekelebat ingatan masuk dalam dirinya. Gadis itu melihat masa lalu dari pemilik tubuh.
Raisya Deborah, tujuh belas tahun adalah seorang anak bangsawan bergelar Duchess. Lahir dari pasangan Duke Albert dan Duchess Helena. Pernikahan untuk sebuah kedudukan seorang raja dan jatuh pada Raisa yang lugu.
Gadis itu menikah dengan pesta begitu sederhana, sang raja yang tidak mencintainya dan hanya menginginkan seorang istri untuk melanggengkan dirinya naik tahta.
Geisha mendapat perlakuan buruk di istana bahkan dari semua staf hingga pelayan istana. Raisa sangat rendah hati dan terkesan bodoh karena terlalu lugu.
"Yang Mulia harus menjaga tubuh agar dapat menarik perhatian semua orang," ujar salah satu pelayan.
"Yang Mulia harus menundukkan kepala jika berada dekat dengan Yang Mulia Raja,"
"Yang Mulia harus bersikap tertutup agar tak semua orang tau rahasia kerajaan ini!"
Raisa yang lugu menurut, seorang istri yang tak pernah disentuh oleh suaminya. Karena Raja lebih suka berperang menaklukan banyak wilayah.
Raja yang ternyata memiliki seorang selir kesayangan yang begitu cantik dan molek. Pria bermahkota itu lebih sering menghabiskan waktunya di kamar sang selir dari pada bersama istri sahnya.
"Malang sekali kau!" ujar Geisha pada sosok tubuh yang ia tempati ini.
"Tidak punya keahlian apapun. Pantas kau dibodohi semua orang!" gerutunya.
"Ah ... sudah lah, lebih baik aku cari makan. Jika mereka melarangku akan kuhajar mereka!" monolognya.
Raisa atau Geisha memakai gaun warna biru laut dengan potongan dada sabrina. Sebenarnya tubuhnya bagus jika tak kurus seperti ini. Kulitnya juga putih mulus dan harum vanila.
Ia membuka pintu kamar. Tak ada pengawalan atau pelayan di depan kamarnya, seperti yang ia tau di novel-novel kerajaan yang pernah ia baca.
"Uh ... ternyata kau hanya seorang ratu boneka!" keluhnya.
Ia berjalan menuju dapur. Seingat pemilik tubuhnya dapur ada di area belakang. Para pengawal dan staf yang berjalan hilir mudik terkejut melihat keberadaan ratu mereka yang berjalan menuju dapur.
"Yang Mulia, anda mau kemana?" tanya salah seorang staf.
"Dapur!" jawab Geisha singkat.
"Yang Mulia, saya harap anda kembali, ini belum waktunya makan siang anda harus tau waktu!"
Geisha berhenti dan menghadap pria yang sepertinya seorang yang memiliki kedudukan di istana. Pria itu terkejut melihat sang ratu yang menatapnya tajam.
Mata amber Raisa sangat mengerikan jika memandang seseorang. Netra milik gadis itu laksana serigala yang ganas.
"Apa pangkatmu hingga melarang seorang ratu?" desisnya.
Pria itu menelan saliva kasar. Belum pernah ia mendapat perlawanan kuat dari ratunya. Biasa wanita yang ia panggil ratu itu akan menurut semua apa yang dikatakannya.
"Yang Mulia," cicitnya.
"Mulai sekarang dan seterusnya. Jangan pernah meninggikan suaramu di depanku. Mengerti?" ujar Raisa sangat tajam dan penuh intimidasi.
"Ba-baik Yang Mulia," sahut pria itu dengan muka tertunduk.
Raisa atau Geisha kembali melangkahkan kakinya menuju dapur. Di sana para pelayan sebagian sibuk dan sebagian lagi tertawa-tawa menggosipi ratunya.
"Aku sedikit kaget ketika mendengar wanita itu berteriak mengusir?!" ujar salah satu pelayan.
"Iya, selama ini dia tidak pernah berkelakuan aneh seperti tadi. Bahkan ia akan menurut apapun yang kita katakan!" sahut lainnya sambil mengunyah apel.
Bahkan salah satu di antaranya menaikan kaki di meja seakan dia pemilik tempat ini.
"Pantas Yang Mulia Raja lebih memilih selirnya yang cantik dan molek daripada Ratu yang kurus," ujarnya mengejek.
"Ya, aku suka dengan Selir Sonya. Walau ia selir dan keberadaannya tak diakui oleh istana. Bahkan wanita malang itu ditempatkan jauh di belakang istana. Tapi, aku dengar dari para pelayan yang sering ditugaskan Raja mengurusnya, ia adalah seorang terpelajar," ujar salah satunya panjang lebar.
Raisa atau Geisha hanya mendengar dan menyandarkan dirinya di pintu masuk sambil melipat tangan di dada. Para pelayan yang mau masuk jadi terhenti.
"Yang mu ...."
Geisha atau Raisa melekatkan jari telunjuknya agar pelayan yang datang diam. Gadis itu masih ingin mendengar lebih jauh lagi.
"Tentu, Yang Mulia Raja pasti lebih condong kepada wanita yang cerdas, walau ia hanya selir," sahut lainnya lagi.
"Eh ... aku dengar jika pihak istana akan melengserkan Raja jika terlalu sering berada bersama selirnya," ujar salah satu setengah berbisik.
"Aku dengar begitu. Itu akibat plakat raja dan perjanjian semua raja jika tak boleh beristri lebih dari satu dan memiliki selir," ujar salah satunya.
"Kasihan Selir Sonya, wanita itu begitu mencintai Raja," ujar salah satu pelayan iba.
"Aku jadi benci perempuan itu!" lanjutnya.
"Siapa yang kau benci itu?"
Sebuah suara yang membuat semua muka pelayan pucat pasi.
"Apa itu aku?" tanya Raisa dengan tatapan yang menusuk.
bersambung.
hai ... ini karya baru othor ... beda dari lainnya ... semoga suka ...
next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
woi....keerrreeennn ini
2024-11-22
0
Rosana Manalu
menarik 🙏
2024-10-26
0
Ummi Mimi
suka....semoga ceritanya.....tidak membosankan y tor.....semangatttt
2024-10-12
0