NovelToon NovelToon
Aku Tidak Mandul, Bu!

Aku Tidak Mandul, Bu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: prettyaze

Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.

mampukah aisyah menghadapi ini semua..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kedatangan masalalu

Kini farhan dan aisyah tengah menginap dirumah orang tua farhan, beberapa hari setelah pertengkaran itu, ibu Farhan tampak lebih tenang, tetapi Aisyah masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh mertuanya. tiba-tiba ibu mertuanya menyuruh mereka untuk menginap satu malam.

Sejak pagi, ibu Farhan terlihat sibuk di dapur, memasak dengan penuh semangat. Bau masakan khas memenuhi rumah, tetapi ada sesuatu yang membuat Aisyah merasa tidak nyaman.

"Bu, sedang masak apa?" tanya Aisyah, mencoba bersikap ramah meskipun hatinya masih sedikit terluka.

Mertuanya menoleh sekilas, lalu tersenyum kecil. "Oh, hanya makanan spesial untuk tamu kita nanti malam."

Aisyah mengernyit. "Tamu?"

Sebelum mertuanya menjawab, Farhan datang dan langsung menggandeng tangan Aisyah dengan lembut. "Aisyah, ayo keluar sebentar. Udara di luar segar, kita jalan-jalan."

Aisyah terkejut dengan sikap Farhan yang lebih perhatian dari biasanya. Sejak kejadian tempo hari, Farhan menjadi lebih lembut dan sering menghabiskan waktu bersamanya.

Setelah mereka keluar, ibu Farhan melanjutkan persiapannya dengan senyum penuh arti. "Aisyah, kita lihat saja nanti. Aku sudah menyiapkan sesuatu yang akan mengubah segalanya," gumamnya pelan.

***

Saat malam tiba, rumah mereka terasa lebih ramai. Tamu yang dimaksud oleh ibu Farhan ternyata adalah seorang perempuan muda yang cantik dan anggun. Aisyah langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Farhan, siapa dia?" bisik Aisyah saat mereka duduk di meja makan.

Farhan menghela napas panjang, seolah tidak tahu harus menjawab apa. Sementara itu, ibu Farhan dengan bangga memperkenalkan tamunya. "Ini Rania, anak teman ibu. Dia sangat baik, mandiri, dan… tentu saja, siap membangun keluarga."

Jantung Aisyah mencelos. Kini ia mengerti. Mertuanya sedang mencoba mencarikan istri lain untuk Farhan.

Aisyah merasakan sesuatu yang aneh saat melihat cara Rania memandang Farhan. Sorot matanya terlalu akrab, penuh nostalgia, seolah ada cerita lama di antara mereka.

Aisyah mencoba menahan rasa tak nyaman yang mulai mengusik hatinya. "Farhan…" bisiknya pelan, berharap suaminya bisa menjelaskan sesuatu.

Farhan tampak gelisah. Ia tidak banyak bicara sejak Rania datang, hanya sesekali mencuri pandang ke arah perempuan itu.

Ibu Farhan tersenyum puas. "Oh, Aisyah, kau belum tahu ya? Farhan dan Rania dulu pernah dekat. Mereka sempat berpacaran sebelum akhirnya Farhan menikah denganmu."

Jantung Aisyah mencelos. Matanya langsung menatap Farhan, mencari kepastian.

"Farhan… benarkah?"

Farhan menghela napas panjang, lalu menatap Aisyah dengan raut bersalah. "Itu sudah lama sekali, Aisyah. Aku tidak ingin membahasnya karena itu sudah menjadi masa lalu."

Rania tersenyum kecil, tangannya dengan santai memainkan sendok di tangannya. "Ya, memang sudah lama. Tapi, terkadang, yang lama bisa menjadi baru lagi, bukan?" katanya dengan nada penuh makna.

Aisyah merasakan genggaman tangannya menguat di bawah meja. Ada sesuatu yang tidak beres.

Ibu Farhan menyambung dengan nada riang. "Makanya, ibu pikir, tidak ada salahnya kalau kalian bertemu lagi. Siapa tahu… ada takdir yang bisa diperbaiki."

Aisyah tersentak. Ia menoleh ke arah mertuanya dengan mata membulat. "Bu… apa maksudnya?"

Ibu Farhan tersenyum tenang, seolah tidak ada yang salah dengan kata-katanya. "Kau tahu sendiri, Aisyah. Lima tahun menikah, tapi belum juga ada keturunan. Mungkin memang ada pilihan lain yang lebih baik untuk Farhan."

Ruangan terasa sesak. Aisyah merasakan perutnya melilit, tetapi ia berusaha tetap tenang. Ia menatap Farhan, berharap suaminya akan membela pernikahan mereka.

Farhan menatap ibunya dengan ekspresi tegang. "Bu, tolong hentikan. Aku sudah menikah dengan Aisyah. Aku mencintainya."

Rania tersenyum simpul. "Cinta memang penting, Farhan. Tapi apakah cukup untuk membangun keluarga? Kau tahu kan, dulu kita punya impian yang sama?"

Aisyah menggigit bibirnya. Ada luka lama yang belum ia ketahui. Ada kisah yang masih menggantung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!