Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Gara-gara Tangtop
Pukul sembilan malam, Arjuna pulang dari pekerjaan nya. Dia pulang ke apartemen Airyn, wanita itu sudah memberi nya pesan kalau dia akan pulang sedikit terlambat dari biasa nya karena pekerjaan nya yang banyak dan tanggung tinggal beberapa berkas lagi yang harus dia selesaikan. Dia tidak ingin pulang membawa pekerjaan, jadinya dia memutuskan untuk menyelesaikan semua nya di kantor.
Karena kalau sudah di rumah, jangankan ingat pekerjaan, yang ada Airyn hanya ingin berdekatan terus menerus dengan Arjuna. Dia ingin nya bermanja-manja dengan sang kekasih di rumah, tanpa harus memikirkan pekerjaan untuk sejenak.
Pemuda itu membuka pintu apartemen mewah itu dengan menggunakan card acces yang dia miliki, pemberian Airyn hari itu agar dia bisa pulang ke rumah tanpa harus menunggu nya lebih dulu.
Suasana apartemen itu terlalu sepi, sunyi dan hening. Juna mendesaah kecewa, dia lelah tapi dia yakin kalau Airyn juga akan lebih lelah karena dia bekerja seharian, berkutat dengan pekerjaan nya yang rumit. Berbeda dengan nya, hanya memberikan pesanan pelanggan lalu mencuci peralatan masak, beres-beres saja. Tapi itu juga hal yang melelahkan bukan?
Juna membuka pakaian nya lalu pergi ke kamar mandi, dia akan membersihkan tubuh nya yang sudah berbau asam karena keringat. Dia mengguyur tubuh nya di bawah shower. Dia mandi air dingin hari ini, karena dia pikir akan lebih menyegarkan saat mandi air dingin.
"Hufftt, menyegarkan sekali." Gumam Arjuna. Setelah selesai, dia melilitkan handuk kecil di pinggang nya, lalu keluar dari kamar mandi sambil mengusak rambut nya yang basah.
Pemuda itu mengambil pakaian nya, lalu memakai nya dengan cepat. Airyn mengatakan kalau dia akan makan di rumah dan Juna mengatakan kalau dia akan memasak malam ini. Jadi, setelah selesai mengenakan pakaian nya, pemuda itu pun kembali pergi ke dapur untuk memasak makan malam.
Juna memakai celemek yang tergantung itu di depan tubuh nya, karena hari ini dia sedang mengenakan kaos berwarna putih, jadi dia tidak ingin baju nya kotor terkena bumbu atau apalah itu. Dia membuka kulkas lalu mengambil bahan-bahan nya, ada udang dan beberapa sayuran. Pemuda itu akan membuat udang saus tiram dan juga tumis sayuran kesukaan Airyn.
Baru beberapa minggu saja, Juna bisa melihat apa yang di sukai dan juga tidak di sukai oleh Airyn. Wanita itu hampir menyukai semua makanan, tidak sulit untuk membuat makanan untuk Airyn. Dia tidak pilih-pilih makanan.
Sedangkan di lain tempat, Airyn batubsaja menyelesaikan pekerjaan nya, wanita itu merenggangkan otot-otot nya yang terasa pegal setelah seharian duduk saja di kursi nya. Wanita itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Juna pasti sudah pulang sekarang." Gumam Airyn. Dia mengambil coat miliknya yang sedari tadi dia simpan di sandaran kursi, dia memakai nya dengan cepat lalu pergi dengan langkah anggun nya. Tak lupa, dia membereskan meja dan juga membawa file penting dan juga laptop miliknya. Setelah itu dia pulang, tentu nya kantor ini tidak terasa sepi atau sunyi sama sekali karena banyak dari karyawan lain yang juga sedang lembur di divisi lain nya.
"Selamat malam, Nona Airyn.." Sapa Marco sambil menundukkan setengah badan nya dengan hormat pada Airyn saat mereka tak sengaja berpapasan di lobi, saat Airyn akan pulang.
"Malam, Marco. Maudy sudah pulang?"
"Sudah, Nona. Dia izin pulang lebih awal karena anak kami sedang sakit di rumah." Jelas Marco. Airyn mengangguk-anggukan kepala nya, Maudy selaku asisten yang juga merangkap sebagai sekretaris nya itu meminta izin pulang awal tadi namun dia tidak tahu apa alasan nya.
Dia bertanya seperti ini pada Marco pun, sebagai basa basi saja. Plus, dengan ini dia jadi tahu kalau anak Maudy ternyata sedang sakit.
"Sakit apa, Marco?"
"Demam, Nona."
"Bilang pada istrimu, kalau besok tidak perlu bekerja. Fokus saja untuk mengurusa dan menjaga anak kalian. Kau juga, pulanglah. Maudy pasti sangat membutuhkan mu di rumah sekarang." Ucap Airyn membuat Marco tersenyum kecil lalu menganggukan kepala nya dengan pelan.
"Selamat beristirahat, Nona."
"Ya, kau juga. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi aku segera." Ucap Airyn sambil berjalan meninggalkan Marco yang juga bersiap untuk pulang. Sebentar lagi, perusahaan akan tutup. Selesai atau tidak selesai, semua karyawan harus pulang.
Di perusahaan Airyn, ada aturan yang mengatakan kalau pukul sepuluh malam, semua nya harus sudah selesai dan pulang. Lebih dari itu maka akan di denda, jadi pukul sepuluh kantor akan di tutup dan semua karyawan harus pulang segera.
Wanita cantik itu pergi ke parkiran untuk mengambil mobil nya, dia pun segera mengemudikan nya dengan kecepatan sedang. Di jalan, dia mampir sebentar untuk membeli cemilan. Karena sesuai ucapan sang kekasih tadi siang saat mereka makan bersama, Juna akan memasak. Jadi, dia akan membeli cemilan untuk menonton mungkin nanti.
"Juna pengen ngemil apa yaa?" Gumam Airyn. Akhirnya, dari pada dia kebingungan, jadinya dia pun menghubungi nomor sang kekasih. Tapi sia-sia, karena Juna sedang di dapur saat ini. Pemuda itu masih sibuk bertempur dengan alat masak nya, jadi dia tidak mendengar kalau ponsel nya berbunyi nyaring di kamar.
"Ini cowok kemana ya?"
"Ckk, udahlah beli aja. Dia gak bakalan protes juga kali, dia kan pemakan segalanya. Kalau aku enak, dia juga bakalan makan gue kali ya." Gumam Airyn. Akhirnya, dia pun turun dari mobil nya dan membeli beberapa cemilan di pinggir jalan. Airyn memang sering berhenti disini untuk membeli cemilan seperti telur gulung atau cilor dan semacam nya.
Dia memang CEO, dia juga kaya raya, tapi dia suka jajan di pinggir jalan. Seringkali juga dia memakan makanan yang jauh dari kata sehat ini, menurut nya tak apa-apa yang penting dia senang. Tidak masalah meskipun dia harus jerawatan, karena dia bisa melakukan perawatan lagi nanti nya, yang penting dia bisa makan dengan lahap, memanjakan diri sendiri dengan makanan tidak ada salah nya bukan?
Setelah membeli beberapa jenis cemilan, akhirnya Airyn pun pulang ke apartemen. Wanita cantik itu masuk ke unit apartemen miliknya dengan menggunakan card acces yang dia miliki. Dia membuka sepatu nya di rak, lalu dia mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru ruangan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Juna disana.
Tapi, tak lama kemudian dia mendengar suara-suara dari dapur juga aroma masakan yang menguar membuat perut nya seketika keroncongan. Wanita itu tersenyum saat melihat siluet Juna sedang memasak di dapur.
Airyn meletakan barang belanjaan nya lalu membuka coat milik nya dan juga tas kerja nya di sofa ruang tamu. Dia pun pergi ke dapur dan tanpa aba-aba, dia langsung memeluk Juna dari belakang, membuat pemuda itu terkejut bukan main saat tiba-tiba saja ada yang memeluk tubuh nya.
"Eehh ayam-ayam.." Latah Juna membuat Airyn tertawa.
"Haha, kamu terkejut ya?"
"Isshh kamu ini, ya jelas saja aku terkejut, sayangku." Jawab Juna sambil berbalik, dia mematikan kompor dan menarik pinggang ramping sang kekasih agar semakin dekat padanya.
"Sudah pulang ya, cantik ku?"
"Udah dong, makanya aku disini." Jawab Airyn sambil melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Arjuna, meskipun agak sedikit berjinjit untuk bisa memeluk leher sang kekasih itu.
"Cantik ku ini pasti capek kan?" Tanya Arjuna sambil membelai mesra wajah cantik sang kekasih lalu mengecup mesra kening nya. Seketika itu juga, Arjuna mengernyit kan kening nya.
"Kenapa?"
"Dahi kamu panas, Bby. Kamu demam?"
"Enggak kok, yang." Jawab Airyn sambil meletakan punggung tangan nya di dahi nya. Memang agak sedikit panas, tapi dia tidak demam sama sekali.
"Panas juga, Bby. Kamu demam, sayang."
"Ini masih suhu tubuh yang wajar, sayang." Jawab Airyn bersikeras.
"Kamu ini keras kepala sekali sih?"
"Ya karena memang aku gak demam sama sekali, sayang." Jawab Airyn membuat Juna gemas lalu mencium bibir Airyn.
"Aduh, yang. Jangan nyosor sekarang ya? Aku belum mandi. Nanti boleh nyusu deh, tapi kamu nya jangan marah."
"Bener nih? Susu murni dari sumber nya langsung kan?" Tanya Arjuna yang membuat Airyn segera menganggukan kepala nya mengiyakan.
"Yaudah, kamu mandi dulu terus kita makan. Aku bikin udang saus tiram sama tumis brokoli buat ayang."
"Wah, gak sabar. Masakan kamu pasti enak."
"Cemilan yang katanya mau kamu beli mana, yang?" Tanya Juna sambil terkekeh pelan.
"Di depan, yang. Kamu makan duluan aja, nanti aku nyusul." Jawab Airyn. Juna mengangguk dan kedua nya pun berpisah. Juna pergi ke ruang tamu dan Airyn pergi ke kamar untuk mandi.
Wanita itu punya ide yang cukup nakal, dia tersenyum licik lalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah beberapa menit berselang, akhirnya Airyn menyelesaikan kegiatan nya itu dan dia masuk ke ruang ganti untuk berpakaian.
Pilihan nya jatuh pada tangtop berwarna pink pastel yang ketat dan juga celana hotpants ripped. Terlihat sangat pas di kenakan oleh Airyn, body nya yang sintal terlihat sangat sempurna. Tapi entahlah akan seperti apa Juna menanggapi cara nya berpakaian itu.
Setelah di rasa cukup, Airyn pun keluar dari kamar. Dia melihat Juna sedang memakan telur gulung nya dengan lahap.
"Enak gak, yang?"
"Enak banget, aku suka cemilan ini." Jawab Juna tanpa menoleh ke arah Airyn. Wanita itu pun berjalan pelan ke arah sang kekasih lalu dengan perlahan duduk di samping Juna.
"Aku mau dong, yang."
"Ini, sayang." Ucap Juna sambil memberikan plastik berisi telur gulung itu pada Airyn dan wanita itu menerima nya. Dia juga ikut memakan telur gulung itu dengan lahap, dia membeli sepuluh tusuk telur gulung aturan nya sih satu orang makan lima tusuk, tapi di plastik nya hanya tinggal tiga tusuk lagi.
"Cilor nya habis?"
"Hehe.." Juna hanya cengengesan, dia melirik ke arah Airyn. Dia membulatkan kedua mata nya, bahkan dia juga tersedak ludah nya sendiri saat melihat gumpalan lemak yang terlihat padat itu menyembul. Terlihat sangat sesak.
"Uhukk.. uhuk.. " Juna terbatuk-batuk, Airyn yang melihat itu pun langsung pergi ke dapur untuk mengambilkan air minum. Namun lagi-lagi, dia malah salah fokus saat melihat bulatan sintal di belakang tubuh sang kekasih.
'Astaga mata ku ternodai. Di lihat dapet dosa, tapi gak di lihat barang bagus.' Batin Arjuna.
Tak lama kemudian, Airyn kembali dengan segelas air di tangan nya. Wanita itu pun kembali duduk di samping Juna dan memberikan air minum pada Juna yang masih terbatuk dengan wajah yang memerah karena menahan batuk nya.
"Sayang, kamu kenapa sih?" Tanya Airyn sambil memijat pelan tengkuk leher sang kekasih.
"Ya, kamu ngapain pake baju gituan? Terbuka banget!"
"Healaah, bilang aja suka, sayangku." Ucap Airyn sambil mengedipkan sebelah mata nya menggoda Juna.
"Dih, ya wajar aja kalo iya. Aku kan normal." Jawab Arjuna sambil memalingkan wajah nya.
"Suka kan? Oke, setiap hari aku bakalan pake baju begini di depan kamu, gimana?"
"Yang ada badan aku meriang kalo lihat kamu begini terus." Cetus Juna membuat Airyn tertawa.
"Gampang, kalo kamu meriang kan tinggal aku peluk aja." Jawab Airyn seolah tanpa dosa dia mengatakan hal itu. Dia tidak tahu saja kalau ucapan nya itu membuat Juna mendelik kesal. Dia sudah panas dingin di buat Airyn gara-gara dia menggunakan pakaian seterbuka itu, padahal kan di jaman sekarang memakai pakaian seperti ini sudah biasa. Bahkan, tak jarang para gadis sudah berani memakai pakaian seperti ini keluar ruangan.
"Oke, kalau begitu karena kamu udah bikin aku panas dingin, gimana kalo sekarang aku hukum kamu?" Tanya Juna, dia mendekatkan tubuh nya ke arah Airyn dan wanita itu terlihat kaget saat merasakan tubuh nya mulai tertindih oleh Juna.
"Sayang, tunggu dulu." Ucap Airyn sambil menahan dada bidang Arjuna.
"Kenapa hmm? Kamu yang udah berani pake pakaian begini, jadi aku hukum!"
"Aaaaa, Junaaa.."
........
🌻🌻🌻🌻🌻