NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sungkan

"Sayang, sebaiknya kalian segera ke rumah ibu saja. Daripada anak-anak di sini." ujar pak Guntur kepada bu Tere yang sedang menidurkan Nita.

"Tapi bagaimana dengan mu? " tanya bu Tere.

"Aku menjaga barang-barang kita yang berhasil aku selamatkan ini. Tadi Abang Andi datang ke sini begitu mendengar berita. Dia akan meminjam becak temannya dan membantu mengangkut barang ini ke rumah ibu" jelas pak Guntur.

"Kami jalan kaki ke sana?" tanya bu Tere lagi, mengingat jarak rumahnya cukup jauh.

"Tidak, karena adikku Herman akan datang sebentar lagi membawa mobil pinjaman untuk membawa kalian ke rumah ibu, di rumah ibu sudah membuka kamar yang kosong, jadi kalian bisa langsung tidur disana." jawab pak Guntur panjang lebar.

"Baiklah, aku akan menyuruh Mita untuk pulang dulu ke rumah nya, kasihan ibu nya pasti cemas" timpal bu Tere.

"Ya, atur saja. Aku akan kembali ke puing-puing rumah, mencoba mencari barang-barang yang masih bisa dipakai." kata pak Guntur sembari keluar setelah mengecek keadaan Joni dan Doni.

"Hati-hati, harga barang itu tidak seberapa jika bahaya nya lebih besar, lebih baik jangan dicari." teriak bu Tere.

"Aman itu, kamu kan tahu bagaimana suami mu ini. Semua dipikirkan matang-matang" jawab pak Guntur sembari melihat istrinya dan tersenyum.

Mereka bertindak seolah tidak ada masalah besar, tapi dalam hati nya masing-masing mereka ingin berteriak, menangis dan meraung. Kenapa harus terjadi kebakaran. Kenapa sampai demikian berat cobaan ini. Padahal mereka selalu berusaha jadi insan yang baik di hadapan Tuhan. Mereka menghindari berbuat dosa, dan selalu berdoa agar semua marabahaya dijauhkan.

Tapi namanya masa depan tidak ada yang tahu kan?

Bu Tere sebenarnya cukup cemas dengan konsisi Nita dan anak-anaknya, bagaimana nasib mereka kelak. Padahal baru saja berharap memberikan yang terbaik untuk Nita, malah kejadian begini. Jika tidak menepati janji, apakah Ema akan mengambil kembali anaknya?

Bu Tere sedikit ketakutan jika anaknya diambil. Tapi juga sedikit bahagia jika tahu siapa ibu dri anak tertukar ini.

Yah, kedalaman hati manusia siapa yang tau?

Beda lagi dengan pak Guntur yang masih sibuk mencari barang-barang di tumpukan bekas kebakaran. Dia juga berpikir bagaimana menyelamatkan istrinya dan anak-anaknya. Sebuah langkah aman sudah diambil dengan menumpang kembali di rumah orangtua. Pak Guntur sendiri anak yang mandiri, sebenarnya dia malu untuk kembali karena akan merepotkan orangtua. Tapi tidak ada jalan lain untuk saat ini.

"Wah, gimana selanjutnya hidup kita ini?" tanya suami bi Yunita

"Kita bereskan dulu sebisanya, nanti kalau ada uang baru kita bangun lagi. Minimal dari kayu packing-an itu. Kayu yang paling murah." ujar pak Guntur tenang.

"Oh ya, bisa juga ya." jawab suami bi Yunita.

"Tapi kayu itu tipis sekali dan tajam." Timpal dia lagi.

"Tidak apa-apa, kan bisa dihaluskan sedikit. Kayu nya juga murah dan bisa dapat banyak. Minimal kita bisa tinggal dulu" jawab pak Guntur sembari membuang kayu-kayu yang terbakar.

"Iya, nanti aku akan coba cari juga. Kalau dapat banyak kabari aku juga ya, aku akan mengabari mu juga." ujar suami bi Yunita lagi.

"Iya, sekarang kita selesaikan dulu kekacauan ini. Lihat lagi kalau ada barang yang bisa diselamatkan." ujar pak Guntur.

Disamping itu Herman adik pak Guntur sudah tiba dengan mobil Starlet merah hasil pinjaman kepada teman akrab nya. Dia membantu bu Tere mengangkat sedikit baju yang selamat dan keperluan Nita lainnya. Bu Tere masuk sambil menggendong Nita dan duduk di samping Herman yang mengemudi, Joni dan Doni duduk di belakang bersama barang-barang.

"Sudah semua kak?" tanya Herman sembari melihat-lihat lagi lokasi mereka duduk tadi.

"Sudah semua Her." ujar bu Tere sembari melambaikan tangan ke yang lain.

"Tadi kakak sudah berpamitan juga dengan yang punya rumah, berterimakasih sudah dikasih tempat sementara." lanjut bu Tere.

"Baiklah, sesuai perintah kak Guntur, aku akan antar kalian ke rumah kami, tadi ibu sudah menyuruh istriku dan istri kak Andi membereskan kamar yang kosong, jadi kakak dan anak-anak bisa langsung beristirahat." sambung Herman lagi.

"Terimakasih ya Her, kalau tidak ada kalian, ntah bagaimana nasib kami sekarang ini" bu Tere sedikit terisak sembari menghapus air mata yang perlahan jatuh.

"Ngga apa-apa kak, kan kita masih keluarga, ya wajar lah kita saling membantu. " jawab Herman sembari membunyikan klason saat mendekati kakaknya Guntur.

"Aku bawa kakak ipar ke rumah kita ya kak." ujar Herman sembari mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.

"Hati-hati mengemudi dan terimakasih ya." ujar pak Guntur sembari mengatupkan tangan kepada adiknya.

"Ah, biasa itu kak. Lalu kakak sendiri bagaimana?" tanya Herman.

"Nanti kak Andi akan menjemputku beserta barang-barang yang masih baik. Sudah, cepat kembali jadi mereka bisa istirahat dan sarapan juga." usir pak Guntur.

"Ya, ya baiklah." jawab Herman sembari menjalankan mobil menuju ke rumah ibunya.

15 menit kemudian mereka telah sampai di rumah ibu pak Guntur dan langsung disambut oleh ibu Yuli (Ibu pak Guntur)

"Ayo, masuk dulu. Kasihan sekali anak-anak pasti sudah ketakutan" ujar bu Yuli.

"Iya nek." jawab Joni dan Doni serempak.

"Cepat kalian mandi dan ganti pakaian, pinjam pakaian dari abang Rizki (anak Andi abang pak Guntur)" ujar bu Yuli lagi.

"Ibu, maaf kami jadi merepotkan ibu." ujar bu Tere sedih.

"Sudahlah nak, tidak apa-apa. Namanya musibah tidak ada yang tahu" hibur bu Yuli sembari menggendong Nita.

"Kasihan, baru 1 bulan sudah mengalami musibah seperti ini. Apa karena dia ngga ada jodoh dengan kalian ya?" ujar bu Yuli sembari membawa masuk Nita menuju ke arah kamar mereka.

Bu Tere hanya bisa terdiam membisu.

 Kata-katanya mungkin tidak bermaksud apa-apa hanya sekedar ungkapan tanpa maksud jahat, hanya saja bagi yang mendengar dan mengalami musibah, agak sedikit tersakiti.

"Wah...cepat sekali kalian mandi" puji bu Yuli kepada Joni dan Doni.

"Ya nek, karena kami dibiasakan oleh ayah untuk mandi cepat, tidak boleh bermain-main." ujar Joni

"Beda jauh sama Rizki, padahal dia lebih tua dari kalian, tapi malah masih dimandikan. Manja sekali, kalau disuruh mandi sendiri malah lama-lama mandinya" ujar bu Yuli mengingat cucu pertama nya itu.

"Masing-masing anak berbeda bu. Tau sendiri kan Guntur orangnya keras" ujar bu Tere sungkan jika didengar iparnya.

"Lah, memang benar begitu. Anak-anak ya harus diajar mandiri, kalian lihat kan, semua anakku mandiri dan tau menolong." ujar bu Yuli lagi.

"Ya, tapi kan untuk bisa dapatkan Rizki juga ngga mudah bu, kakak ipar dan suaminya berjuang bertahun-tahun. Biaya yang dikeluarkan juga banyak." balas bu Tere kepada mertuanya.

"Iya, ibu tau. Tapi kan nda sampai dimanjain sekali. Apalagi dia anak laki-laki, kedepannya akan jadi kepala keluarga toh?" jawab bu Yuli.

Akhirnya bu Tere memilih diam dengan hanya mengangguk-anggukkan kepala.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!