NovelToon NovelToon
Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.

Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.

Zhang Ziyi namanya...

Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....

"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 21 ~ Membunuh

...Selamat Membaca...

...----------------...

Zhang Ziyi menghilang dari tempatnya. Sepersekian detik kemudian, pemuda itu muncul kembali di salah satu penatua.

Whush!

Pedang Zhang Ziyi melesat, nyaris memotong lengan penatua tersebut, namun dia sedikit terlambat sehingga pria itu berhasil menghindari serangannya.

Tak ingin melepas begitu saja, Zhang Ziyi kembali melesat, mengejar pria tersebut. Pertarungan Anatar keduanya pun terjadi, sementara yang lain terdiam mematung menyaksikan kedua orang itu bertarung. Entah apa yang dipikirkan oleh mereka, sehingga tak membantu penatua tersebut.

Tak butuh waktu lama bagi Zhang Ziyi untuk melumpuhkan Lelaki itu.

Slash!

Lengan lelaki itu terpotong rapi dan terlempar beberapa meter di tanah. Terlambat menyadari tangannya yang telah putus, Pria tersebut langsung termundur untuk mengambil jarak.

"Apa yang kalian khayal kan? Apakah kalian tidak melihat bagaimana kondisi ku saat ini? Ataukah kalian menunggu ku mati?!"

Kesal. Penatua yang baru saja kehilangan sebelah lengannya berteriak lantang. Memperingati Zhang Wui beserta empat penatua di belakangnya.

Zhang Ziyi sendiri tak berniat membiarkan penatua itu hidup terlalu lama. Dirinya terlalu kesal dengan orang-orang ini. Zhang Ziyi begitu yakin, masalah yang akhir-akhir ini sering di alami ayah serta ibunya, tidak lain dan tidak bukan adalah ulah dari orang-orang ini. Maka dari itu, Zhang Ziyi tak membiarkan seorang pun dari keenam orang ini yang berhasil lolos dengan nyawa yang masih menyatu dengan raga.

Sementara Zhang Wui serta empat Penatua telah bergerak kembali ke arahnya, Zhang Ziyi semakin mempercepat pola serangannya. Menyerang dengan ganas sekaligus brutal.

Beruntung, dia masih sempat membunuh Penatua tersebut, sebelum beralih menghadapi Zhang Wui serta empat penatua tersisa.

Bertarung hingga beberapa saat, Zhang Ziyi merasakan tenaganya yang mulai terkuras habis. Menyerang sesaat, sebelum akhirnya Zhang Ziyi mengambil jarak.

Mengeluarkan pil tingkat bumi dari cincin ruang, lalu menelannya.

Sementara Zhang Wui serta para penatua yang melihat Zhang Ziyi hendak memulihkan kondisinya, berniat mencegah anak itu. Sayangnya mereka terlambat.

Kembali pertarungan berlanjut. Zhang Ziyi mulai menguasai jalannya pertarungan.

Slash!

Satu libasan pedang langsung menyobek punggung salah satu penatua. Tak berhenti sampai di situ, Zhang Ziyi juga memberikan sebuah tusukan pada perut penatua tersebut. Setelah pedangnya berada di perut penatua, yang Ziyi kemudian menggarangkan pedangnya ke samping kanan, hingga membuat perut pria itu robek.

Dua penatua telah Zhang Ziyi bunuh. Kini tinggal tiga penatua di tambah Zhang Mui. Beberapa saat, Zhang Ziyi telah membunuh satu lagi penatua.

Melihat satu per satu orang-orang nya tewas oleh anak itu, Zhang Wui mulai khawatir. Memilih untuk mengambil jarak, Zhang Wui berniat mengorbankan Dua penatua itu. Sementara dirinya berbalik dan melesat, menembus kegelapan malam.

"Cih, pak tua sialan ini! Berani sekali dia mengorbankan kami!" Salah satu dari penatua berdecak kesal, seraya menghindari lesatan pedang Zhang Ziyi yang menargetkan perutnya.

"Kau benar, kalau saja kita lolos dari anak ini, maka aku akan menjadi orang pertama yang akan membunuhnya!" Salah satu penatua lagi ikut menimpali.

Mendengar pembicaraan singkat dari kedua penatua itu, Zhang Ziyi kemudian menghentikan aksinya.

Heran dengan sikap Zhang Ziyi, Salah satu dari kedua orang itu akhirnya bertanya, "Mengapa kau berhenti menyerang kami?"

Zhang Ziyi sendiri tak menanggapi pertanyaan pria itu. Pemuda itu malah menampakkan sunggingan kecil di sudut bibirnya.

"Kalian mau membunuh dia, bukan?" tanya Zhang Ziyi dengan tetap mempertahankan senyum kecilnya.

Saling memandang sejenak, kedua penatua itu lalu mengangguk. "Kau benar... Zhang Wui telah berani membohongi kami! Katanya akan memberi kami suatu kompensasi yang besar setelah kami mendukungnya... Namun kini, pria tua sialan itu malah berani mengorbankan kami demi kepentingan pribadinya!" Salah satu dari penatua berkata geram.

"Hmm, kau bisa membunuhnya! Asal...?" Zhang Ziyi menawarkan pada keduanya untuk membunuh Zhang Wui.

"Asal apa?" Salah satu dari mereka langsung bertanya tidak sabar.

"Tentu saja membantuku mengejar pria tua itu!" ucap Zhang Ziyi singkat.

"Mudah saja!"

Kedua pria itu kemudian berbalik dan melesat dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Zhang Ziyi setelah pemuda itu mempersilahkan mereka untuk bergerak.

Sejenak, senyum licik terukir di bibir Zhang Ziyi, sepeninggal kedua orang itu.

"Tch, kalian pikir, aku akan melepas kalian berdua begitu saja, setelah apa yang telah kalian perbuat pada ayahku?!" gumam Zhang Ziyi.

Sebenarnya, tujuan utama dia menawarkan keduanya untuk mengejar Zhang Wui adalah karena kultivasinya yang terpaut jauh dengan Zhang Wui. Sehingga otomatis dia juga tak akan bisa mengejar lelaki itu. Sehingga Zhang Ziyi bermaksud memanfaatkan kedua orang itu, untuk mengejarnya.

Sejenak, Zhang Ziyi mengeluarkan pil tingkat tinggi dari cincin ruang. Setelah menelan dan menyerap khasiatnya, Zhang Ziyi pun juga ikut melesat, menerobos kegelapan malam.

***

Zhang Ziyi terus saja berlari dengan mengandalkan aura kedua penatua sebagai penunjuk jalan. Berlari hingga beberapa waktu, Zhang Ziyi akhirnya menemukan keberadaan ketiga orang itu. Tampak di sana, Zhang Wui tengah bertarung melawan dua penatua.

Melihat hal itu, Zhang Ziyi tak bisa menyembunyikan ekspresi bahagia nya. Sebelumnya dia sempat tidak yakin, kedua penatua itu benar-benar akan mengejar Zhang Wui. Tak pernah di sangka, bahwa keduanya memang benar-benar menaruh dendam pada Zhang Wui.

Memperhatikan keduanya sesaat. Zhang Ziyi bersembunyi di balik rimbunan daun lebat. Ditambah suasana yang gelap, membuat dirinya tak diketahui oleh ketiga orang yang tengah bertarung di sana.

"Tapak Naga Api!"

"Angin Pembelah Musim Semi!"

"Lengan Petir!"

Ketiga orang itu nampak telah mencapai puncak dalam pertarungan. Terlihat masing-masing dari mereka mengeluarkan jurus.

Whush!

Whush!

Whush!

Baamm!

Ledakan yang begitu besar tercipta saat ketiga jurus mereka bertemu. Tempat itu sampai di buat tergetar sesaat. Pohon-pohon yang masuk dalam radius tiga energi tersebut sampai dibuat tumbang.

Zhang Wui serta dua penatua pun tak mengalami nasib baik. Ketiganya sama-sama terpental ke belakang, lalu memuntahkan darah segar. Dari ketiganya, yang paling parah adalah Zhang Wui. Lelaki itu mengalami luka dalam yang cukup parah.

Di sisi lain, Zhang Ziyi yang tengah bersembunyi, memasang senyum sumringah sesaat.

"Akhirnya!"

Zhang Ziyi kemudian keluar dari persembunyiannya. Berjalan menuju kedua penatua yang saat ini tengah terbaring di tanah, dengan posisi berbeda. Satu telungkup, satunya lagi terlentang.

"Terima kasih, karena dua penatua mau membantuku untuk mengejar paman Zhang Wui!"

Zhang Ziyi membungkuk, memberi hormat pada kedua penatua itu. Semula merasa sedikit bangga, namun kedua penatua itu tak menyadari bahwa hormat Zhang Ziyi barusan adalah hormat untuk terakhir kalinya mereka dapatkan.

Benar saja, Setelah melakukan hormat, Zhang Ziyi langsung menghilang. Detik berikutnya, kepala salah satu penatua terlepas dari badan. Kepala Penatua menggelinding di tanah, dengan kedua mata yang masih ternganga lebar. Seolah-olah dia tidak terima akan kematiannya yang begitu tiba-tiba, tanpa tau siapa yang membunuhnya.

Melihat hal itu, Penatua tersisa langsung khawatir. Mempertajam indera penglihatannya, mencari keberadaan Zhang Ziyi. Tak butuh waktu lama, bagi penatua tersebut untuk menemukan keberadaan Zhang Ziyi, yang saat ini telah melesat ke arahnya, dengan pedang siap melayang di kepalanya.

Kontan saja ia langsung bergerak ke samping menghindari libasan pedang Zhang Ziyi. Sayangnya dia terlambat bereaksi. Pedang Zhang Ziyi merobek leher penatua itu. Beruntung ia memiliki kualitas tulang yang cukup baik, sehingga robekan pada lehernya hanya sampai pada tulangnya.

Darah mulai mengalir deras dari leher pria itu.

"Sial! Kenapa kau menyerang-ku?" Bertanya dengan suara serak oleh darah yang bocor di kerongkongannya. Pria itu menunjuk Zhang Ziyi dengan sebelah tangan, sedang tangan satunya pria itu gunakan untuk menghentikan pendarahan pada lehernya.

"Tentu saja menyerang karena ingin membunuhmu!"

"Apa? Kau berani mengingkari janji? Bukankah kau tadi berkata akan melepas kami asal kami bisa menangkap Zhang Wui!"

Zhang Ziyi kembali menampakkan seringai sinis. "Kapan aku mengatakannya?"

"Kau..."

Tak bisa berkata-kata pria itu.

"Paman, sepertinya teman paman tadi telah jenuh menunggu kapan kau mati.... Maka akan ku bantu dia bertemu dengan mu sekarang juga."

Mendengar itu, Penatua tersebut langsung panik.

"Tunggu... Tu–!"

Belum juga menyelesaikan kalimatnya, kepala pria itu telah lebih dulu terlepas dari badan. Sama halnya penatua sebelumnya, Mata penatua tersebut juga melotot, seakan-akan dia tak terima atas kematian nya.

Selesai membunuh kedua orang itu, Zhang Ziyi kemudian berbalik, hendak ke arah Zhang Wui berada.

\=\=\=\=\=

Maaf yah, guys! Kemaren gk sempet up, soalnya ketiduran. Hehehe! Jadi khusus untuk chapter ini, author buat lebih panjang dari sebelumnya.

Terima kasih karena masih mengikuti perjalanan Zhang Ziyi.

Mohon tinggalkan like... komen bila perlu.... hadiah kalau bisa... Vote bila mau....

...See You Next Chapter...

1
Raden Hanafi
kadang guru kadang master, gak ada pendirian sama sekali
Raden Hanafi
aura bukan nafsu
Raptor
Luar biasa
Ahmad Saekhu
buat modal slot torr
Raptor
🤣😂
Raptor
🤣
Arie Chaniago70
lanjut bro,,,,biar jelas alur cerita nya,,,,
Arie Chaniago70
gimana nya cerita nya bro,,,tak ada angin tak ada hujan,,,,bisa bisa ceritanya putus begitu aja,,,kecewa,,,banget,,,
Drs Sarbini
terimakasih Karya yg menarik.
Arie Chaniago70
hajar Zhang siksa biar nyahook,,,😀😀😀
Ahmad Saekhu
pokeke melu
Andi Kuswanto
Luar biasa
Wy Ky
keren
Arie Chaniago70
tangkap zang jadikan senjata untukelawan kaisar langit,,
Arie Chaniago70
semangat Zhang hancurkan mereka,,,
elang jawa
diancuk kakean iklan gak penting
Arie Chaniago70
jangan kalah bro sikat habis lawan,,,,
Pebri Reja ginting
mantap
Bambang Hidayat
Kecewa
Bambang Hidayat
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!