Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Tentu saja Saka kesal dengan keangkuhan. Galih, is. merasa kedudukannya saat ini lebih tinggi dari pada Galih yang sudah mengatai dirinya. Saka menatap tajam Galih yang juga sama menatapnya tajam.
"Aku tidak tahu apa tujuanmu datang sehingga menjadi supir pribadi keluarga Anita. Apakah karna Jegger bangkrut hingga kau ingin mendekati Rere sebagai penopang hidupmu?" Saka bertanya dengan ekspresi wajah kesalnya.
Bagaimanapun Saka tidak akan membiarkan Galih mendekati Rere yang sangat polos itu. "Kau ingin balas dendam padaku karena aku pertunanganmu dengan Fani hancur, iyakan?" Saka bertanya lagi untuk kali keduanya.
Galih tertawa meremehkan dan itu membuat Saka semakin kesal. Pria dihadapan Saka itu bangkit dari duduknya, memberikan tatapan penuh permusuhan padanya.
"Dengar, soal kau melakukan hubungan intim bersama dengan Fani saat itu.. tidak pernah aku dendam, Saka. Melainkan aku bersyukur setidaknya jauh dari orang-orang kotor sepertimu." Respon yang cukup menakjubkan dari Galih.
"Kau tidak lebih dari sampah yang menjijikkan, Saka. Seharusnya kau sadar itu, Rere tidak akan pernah bisa menjadi milikmu sepenuhnya." Ucap Galih, ia menghentikan ucapannya karena merasa ekspresi wajah Saka sungguh menarik.
Saka menatap Galih dengan penuh tanda tanya tapi rasa kesal masih terlihat jelas dimata itu. "Dari pada kau sibuk dengan kehadiranku sebaiknya kau menyibukkan diri untuk memikirkan bagaimana caranya tetap mempertahankan posisimu saat ini." sambung Galih, ia menatap penuh kebencian kepada Saka lalu melangkah pergi.
Tangan Saka mengepal erat menatap kepergian Galih, ia tidak tahu padahal Galih sudah jatuh miskin tetap saja masih bisa berkata angkuh. Bertemu dan mendengar semua kata-kata Galih hanya membuat mood Saka menjadi berantakan.
"Sialan!" Saka mengumpat, ingin sekali rasanya ia membunuh Galih yang angkuh itu.
Saka masuk kedalam ruangan Rere, pertama yang ia lihat adalah Rere yang tengah berkutat dengan berbagai dokumen. Melihat Rere hanya membuat Saka teringat dengan kata-kata Galih barusan. Langsung Saka berjalan menuju Rere yang kini sudah menatapnya tapi hanya sebentar, wanita itu kembali fokus pada dokumen di tangannya.
"Katakan, mengapa kau memperkerjakan_" Saka menggantungkan ucapanya, ia sangat ingat jika Galih memegang banyak kartu keburukannya.
Bisa dikatakan jika Galih memegang kendali penuh atas kehidupan Saka sendiri. Jika sempat Galih mengatakan jika selama ini Saka melakukan tindakan seks bebas sebelum menikah dengan Rere kepada Renata maka semua rencana yang ia susun akan gagal sudah.
Saka lebih memilih untuk tidak melanjutkan rasa kesalnya tadi, ia mencoba tersenyum kepada Rere yang menatapnya aneh.
"Ada yang ingin Mas katakan?" Tanya Rere, padahal tadi terlihat sekali Saka emosi tapi mengapa ekspresi itu cepat sekali menghilang.
Tangan Saka mencoba memegang tangan Rere, tapi cepat sekali Rere menghindar. "Jangan main-main lagi, Mas. Kerjakan pekerjaan mu segera," Tangan Rere menunjuk ke arah meja Saka sendiri.
Tatapan mata Saka berubah menjadi sangat tajam, bagaimana tidak sedari tadi ia terus ditolak oleh istri sendiri. "Sikapmu sungguh berbeda dengan Zoya," Ujar Saka tanpa beban sedikitpun. "Kau angkuh dan semaunya saja padaku, aku bingung.. hal apa yang membuatmu bertindak angkuh dan bahkan tidak menghormati suamimu sama sekali?"
Ayolah Rere seakan mau muntah mendengar kata-kata Saka, seakan tidak sadar diri. Seharusnya Rere bukan yang mengatakan semua itu, seharusnya Rere yang mengeluh akan semua perlakuan Saka selama ini.
"Setidaknya Zoya jauh lebih baik dalam memperlakukan suami dari pada dirimu." Sambungnya.
Tangan Rere berkacak pinggang, berdecak mengumpulkan rasa kesal dihati. "Kau membandingkan perlakuanku dengan wanita murahan itu?" Tanya Rere dengan ekspresi wajah tidak menyangka. "Kau membandingkan aku dengan wanita yang mau menjadi simpananmu? wanita yang bahkan semua pakaiannya berasal dari aku?" Rere bertanya lagi.
Saka menatap tajam Rere, ia tidak suka dengan pertanyaan itu. "Setidaknya kau harus belajar dari Zoya yang bisa memperlakukan aku dengan baik tidak seperti ini!" Jawab Saka dengan penuh ketegasan.
"Lalu bagaimana dengan perselingkuhanmu, Mas? Bagaimana dengan anak serta istri diam-diammu, bagaimana?!" Tanya Rere balik dengan berteriak sekencangnya, bahkan wajah Rere sampai memerah berteriak seperti itu.
"Selama lima tahun kau menipu aku, Mas. Kau mengatakan impoten padahal yang sebenarnya kau memiliki istri lain yang sangat kau jaga perasaannya!" Rere mengingatkan, ia melempar wajah Saka dengan pena.
"Lima tahun yang sia-sia itu aku tetap memperlakukan dirimu dengan baik, Mas. Kau tidak pantas membandingkan aku dengan Zoya, sama sekali tidak!" Teriak Rere lagi, ia menyusun semua dokumen untuk mengalihkan fokusnya.
Saka terus memperhatikan Rere, ia berdecak sebal lalu tertawa. "Aku yakin, pasti kau sudah menyerahkan tubuhmu pada Galih bukan?" Tanya Saka yang malah mengalihkan pembicaraan.
Sehingga pergerakan Rere langsung terhenti, Rere mendongakkan wajah hingga saling tatap dengan Saka. "Jawab jujur, Rere!" Tuntut Saka, ia meremas erat pergelangan tangan Rere hingga wanita itu meringis merasakan sakit. "Apakah kau sudah mendesah dibuat pria itu? jawab!"
Suara pintu ruangan terbuka membuat Saka langsung melepaskan Rere. Terlihat Silas masuk lalu menunduk hormat, Saka langsung merapikan kerah jasnya lalu merapikan dasinya juga. Semua pergerakan Saka untuk menutupi kesalahannya sendiri masih sangat diperhatikan oleh Rere.
"Dia memang sangat penuh kepalsuan, mengapa aku baru menyadari hal sepenting ini?" Rere bertanya didalam hati.
"Tuan ditunggu di ruangan meeting, hari ini Tuan diwajibkan menyenangkan perasaan Kolega. Itulah yang Nyonya besar inginkan.." Ucap Silas mengatakan apa yang membuatnya datang ke ruangan tersebut.
Saka mengangguk mengerti, ia berbalik badan hingga saling tatap kembali dengan Rere. "Kau tetap diam saja disini, jangan ikut untuk menghadapi bisnis ini. Aku ingin menunjukkan kemampuanku, mengerti?" Saka memegang pucuk kepala Rers, memberikan tatapan yang sangat mematikan pada istri kayanya itu.
Sampai Rere memejamkan mata hanya sebentar karena kembali memberikan tatapan sangat penuh dendam kepada Saka. "Aku lebih suka kalau kau bermalas-malasan saja dari pada sok mencari perhatian Nenek. Itu saja harapanku padamu, soal Galih yang telah membuatmu mendesah.." Saka malah menarik rambut Rere hingga wanita itu meringis.
"Aku juga ingin membuatmu mendesah sama halnya seperti yang Galih lakukan, bagaimana?" Tanya Saka dengan tangan menarik rambut Rere hingga wajah cantik itu mendongak dengan tatapan tajam serta bola mata memerah menahan tangisnya.
baruu nii suka 👍😁😁