Mempunyai keluarga yang bahagia adalah impian kasih, wanita berumur 29 tahun itu hidup sederhana,jadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami.
Setiap wanita selalu memimpikan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Tapi apa yang terjadi jika harapan itu dipatahkan dengan sebuah penghianatan.
" Tega kamu mas, kamu gak mikir gimana perasaan aku dan anak - anak. Dimana otak kamu mas, kamu sudah menghancurkan semuanya mas." Ucap kasih sambil menangis.
Hati wanita mana yang tidak sakit,mengetahui laki - laki yang dicintainya berbuat curang di belakangnya.
" Aku udah gak ada rasa sama kamu." Jawab Raka dengan enteng.
Kehidupan pernikahan yang di bangun itu hancur sudah,apakah masih dapat diperbaiki ?
Mampukah kasih menerima,bertahan,memaafkan atau melepaskan?
Akankah ada seseorang yang datang menghapus luka itu dan menggantinya dengan kebahagian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21"Cintaku hanya untuk Rena"
"Nenek mau cucu menantu? nanti kalau Arkan sudah pulang kita cari cucu menantu nenek.
Nenek ingin punya cucu menantu bule apa lokal, kalau bule biar Arkan cari di sana kalau lokal nanti setelah Arkan pulang dari jerman."Ucap Arkan membuat semua orang ternganga mendengar jawaban Arkan.
"Apa kamu bilang nak, telinga mama gak salah dengarkan?" tanya mama Arkan.
"Gak ma, kalau mama mau menantu, mama harus sabar ya setelah pekerjaan ini selesai, Arkan akan berusaha membuka hati Arkan." Jawabnya.
Mendengar cucunya berkata seperti itu, replek nenek Murni menempelkan punggung tangannya ke jidat Arkan.
"Gak panas, kesambet setan mana ini anak. tumben biasanya selalu marah. Kamu serius mau cari calon istri setelah pulang dari Jerman?" Tanya nenek Murni memastikan.
"Iya nek, jadi nenek harus sabar ya dan nenek harus sehat terus supaya nenek bisa lihat cucu menantu dan cicit nenek." Ucap Arkan.
Mendengar perkataan cucunya nenek Murni tidak dapat membendung air matanya, doanya selama ini di jawab Allah, cucunya mau kembali lagi membuka hati. Impiannya melihat cicitnya sebentar lagi akan terwujud.
Nenek Murni memeluk cucunya, terdengar tangisan dan untaian kata "terima kasih ya Allah kamu telah melunakkan hati cucuku, permudah jalannya untuk bertemu dengan jodohnya." Pinta nenek Murni.
"Amin...." Ucap semuanya.
"Apa boleh nenek ikut mencari calon cucu menantu nenek?" ucap nenek dengan wajah memohon.
Melihat wajah sang nenek membuat Arkan tidak tega dan terpaksa mengiyakan.
"Tapi walupun nenek ikut mencarinya, keputusan yang akan menentukan siapa yang akan menjadi istriku harus aku yang menentukan, kalau Arkan tidak cocok dengan pilihan nenek, nenek tidak boleh protes." Ucap Arkan dengan tegas.
Mendengar ucapan cucunya nenek Murni hanya bisa menganggukkan kepalanya, yang terpenting sekarang cucunya sudah mau menikah lagi, urusan yang lain bisa di pikirkan belakangan.
Setelah itu Arkan dan Rendy berlalu karena pesawat mereka akan berangkat.
Sedangkan papa, mama, dan nenek Arkan keluar dari bandara dengan wajah yang bahagia, kekhawatiran mereka tentang pendamping Arkan akan segera berakhir dengan setujunya Arkan untuk mencari istri lagi.
"Astaga, mama gak nyangka kalau Arkan sudah mau membuka hatinya kembali pa." ucap Risma kepada suaminya.
"Iya ma, syukurlah kalau Arkan sudah mau ma, sebentar lagi kita akan mempunyai menantu dan cucu."Ucap pak Arman.
"Ibu sudah tidak sabar mencari calon istrinya Arkan, dan satu lagi ibu gak mau Arkan punya calon istri seperti wanita-wanita yang biasa menggodanya. mereka itu hanya menginginkan hartanya Arkan saja. Ibu mau menantu yang seperti istrimu yang bisa membuat rumah kita lebih hangat lagi." Tutur Murni pada anak dan menantunya, mama dan papanya Arkan hanya dapat menganggukkan kepala tanda setuju.
Mereka juga menginginkan menantu yang baik,dan bisa mendampingi, mengurus dan mencintai anak dan keluarga mereka.
*****
Sementara didalam pesawat Rendy ingin menanyakan soal perkataan Arkan kepada neneknya.
"Ar, emang kamu serius dengan kata-katamu kepada nenek tadi?" tanya Rendy.
Mendengar pertanyaan Rendy, Arkan hanya menganggukkan kepalanya.
"Memang kamu sudah bisa melupakan almarhum Rena?" tanyanya lagi dengan hati yang was-was takut Arkan marah.
"Sampai kapanpun aku gak akan pernah lupa kepada Rena, dia akan menjadi satu-satunya wanita yang aku cintai meski nanti aku menikah lagi. Wanita yang akan menjadi istriku nanti hanya akan mendapatkan posisi sebagai istri dan menantu. Tapi jangan harap dia mendapatkan posisi spesial di hatiku." Tutur Arkan dengan senyum sinisnya membayangkan nasib wanita yang akan menjadi istrinya kelak.
"Ar, itu sama saja kamu menyakiti istri kamu kelak. Kalau kamu mau menikah lagi kamu harus bisa melupakan masa lalu kamu." Kata Rendy mengingatkan.
"Aku rasa itu akan setimpal dengan yang akan dia dapatkan ketika menjadi istriku nanti. Dia akan mendapatkan harta, kemewahan, kehormatan di mata orang-orang dengan menjadi istriku, belum lagi cinta dan kasih sayang yang akan di berikan kedua orangtuaku dan nenek nanti." Ucap Arkan.
"Bagaimana kalau wanita yang jadi istrimu nanti adalah wanita baik- baik, yang tulus mencintaimu. Apa kamu akan tidak akan belajar mencintainya." Ucap Rendy.
"Tidak akan, cintaku hanya untuk Rena. Tidak akan ada wanita manapun yang bisa seperti Rena." Ucap Arkan dengan sombongnya.
Rendy hanya menatap atasan sekaligus sahabatnya itu. Dalam hati Rendy berkata "kita lihat saja nanti, mungkin kamu benar tidak ada wanita yang seperti Rena, tapi aku yakin akan ada wanita yang bisa melebihi Rena dan ketika itu terjadi aku hanya akan menonton kebucinan mu pak bos, mungkin kebucinanmu lebih parah ketika mencintai wanita Tersebut."
"Kenapa kamu senyum-senyum menatapku, jangan coba-coba menertawakan aku walau dalam hatimu. Lebih baik kamu istirahat karena setelah sampai di Jerman kita langsung ke perusahaan." Ucap Arkan.
*****
Sementara di dalam apartemennya, Sheila sedang duduk sambil menatap indahnya lampu-lampu kota dari dalam apartemennya.
Sesekali dia meneguk minuman bersoda yang ada disampingnya. Mata indahnya sedang menatap indahnya malam dengan lampu yang berkelap-kelip, sedangkan otaknya sedang berpikir bagaimana caranya agar Raka bisa tertarik kepadanya. Sudah banyak cara yang di coba mulai dari berpakaian menarik, dandan cantik, sok akrab juga sudah tapi tidak mampu membuat Raka berpaling.
"Apa aku harus menggunakan cara terakhir, tapi itu sangat memalukan. Mana mungkin seorang Sheila yang mengg*da laki-laki yang ada laki-laki yang mengejar ku." Ucapnya berbicara sendiri.
Sheila membuang napasnya dengan kasar, mencoba memikirkan jalan yang dia tempuh dan akhirnya Sheila memutuskan untuk melakukan segala cara termasuk mengg*da Raka.
*****
Sedangkan di dalam ruang rawat inap sepasang manusia sedang berdebat, ya siapa lagi kalau bukan Raka dan Kasih.
Raka yang sudah menolak untuk ikut berbaring di samping istrinya dengan alasan takut Kasih merasa sempit tidak menyurutkan keinginan Kasih yang ingin tidur sambil di peluk suaminya.
Entah kenapa malam ini Kasih ingin dimanja oleh suaminya.
"Ayo dong mas, cepat sini tidur di sampingku. Aku mau mas peluk aku sambil elus perutku. Sepertinya dedek bayi ingin di manja sama papanya." Ucap Kasih.
"Sabar sayang, mas simpan laptop dulu. Anaknya papa sudah rindu sama papa ya dek." Ucap Raka sambil berjalan ke ranjang istrinya, kemudian ia ikut berbaring dengan posisi tidurnya menyamping menghadap sang istri, membuat tangan kirinya jadi bantalan kepala Kasih dan tangan kanannya mulai meraba perut sang istri kemudian mengelus perut Kasih dengan lembut membuat Kasih merasa nyaman dan senang karena keinginannya terkabulkan.
Karena terlalu nyaman dengan elusan tangan Raka, kasih langsung terbuai ke alam mimpi. Beda halnya dengan Raka yang memikirkan nasibnya setelah Dokter mengatakan dia tidak boleh menyentuh istrinya untuk sementara waktu.
la gini dong ceritanya GK tentang kekayaan yg kadang diluar nurul ,saking kebanyakan harta 👋👍
hadewww dasar kunyang😏