Bagaimana jika Cinta yang mulai tumbuh telah di hempasan dan kini harus melihatnya kembali?
Diawali dengan pertemuan seorang wanita cantik bernama KIRANA dan seorang laki-laki yang Rupawan namun juga seorang Cassanova yaitu ALFARO RICH EAGLE
Pertemuan keduanya menciptakan kisah cinta yang sangat rumit dan menguras Emosi
Apa yang akan terjadi dengan mereka berdua, mari kita ikuti kisahnya
Cerita ini masih saling terpaut dengan kisah sebelumnya di Karya Author berjudul "DOKTER ALENA"
Disarankan bagi pembaca untuk mampir di karya Author sebelumnya, yang berjudul:
1. POWER OF WOMAN
2. DOKTER ALENA
3. SAHABATKU KEKASIHKU
4. AKULAH WANITAMU
Salam sehat dan Bahagia dari Author
Sinho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Ronan sudah melesatkan mobilnya menyusul Alfaro, sesaat dirinya menghubungi handphone Alfaro untuk mengetahui keberadaannya.
"Kau dimana?" Tanya Ronan.
"Menuju Mansion Kirana, apa ada yang terjadi dengan Viona?" Tanya Alfaro.
"Tenang saja, Viona sudah tiba dengan aman di apartemennya, dia menceritakan tentang apa yang sudah di perbuat nya, kenapa kau tidak menceritakan padaku kalau kekasihmu itu sudah nekad menyakiti Kirana dan Hani" ucap Ronan.
"Tidak ada waktu untuk menceritakan nya, aku sendiri masih belum bertemu langsung dengan Kirana, aku belum tau keadaan mereka" jawab Alfaro.
"Sial, wanitamu itu lama-lama sudah sangat keterlaluan, kalau bukan karena kakaknya yang dulu membantu perusahaan kita, aku tidak akan segan memberikan pelajaran ke Viona" ucap Ronan.
"Sudahlah, jangan gegabah, kau harus ingat siapa kakaknya, jangan membuat masalah dengannya" jawab Alfaro memperingatkan.
Tak lama kemudian Alfaro sudah sampai di pintu gerbang Mansion Kirana, dirinya sengaja menunggu di sana agar tau kedatangan Kirana, hingga 10 menit kemudian akhirnya sebuah mobil mewah yang di pastikan milik Kirana muncul, Alfaro segera menghadang mobil Kirana.
"Ada apa?" Tanya Kirana.
"Ada seseorang sedang menghadang mobil kita Nona Kirana" ucap pengawal.
"Sepertinya itu Alfaro Kiran, lihatlah" ucap Hani sambil mempertajam pandangannya.
Kirana segera mengamati seseorang yang ada di depan mobilnya, sontak dia terkejut saat bisa di pastikan bahwa Alfaro yang sedang ada di sana.
"Mau apa orang ini" ucap kesal Kirana yang meringis merasakan sakit di lengannya yang mulai dia rasakan kembali.
"Bagaimana Nona, apa anda sendiri yang ingin menemui nya?" Tanya sang pengawal.
"Tidak, kalian keluarlah, bilang aku tidak ingin di ganggu dan akan beristirahat" ucap Kirana.
Kedua pengawalnya akhirnya keluar, rupanya terjadi sedikit keributan antara Alfaro dan kedua pengawalnya, hingga akhirnya datang Ronan dan mengajak Alfaro segera pergi dari sana.
"Jadi kedua majikan kalian baik-baik saja bukan?" Ucap Ronan memastikan.
"Iya tuan, dan mereka akan segera beristirahat, mohon pengertiannya dan jangan mengganggu kami untuk saat ini" ucap pengawal Kirana.
"Baiklah, aku mengerti, sampaikan salam kami untuk kedua majikan mu, maaf kalau kami mengganggu" jawab Ronan. Akhirnya Ronan segera mengajak Alfaro untuk pergi dari tempat itu.
Kirana dan Hani bernafas lega saat melihat kedua orang yang menghadangnya sudah meninggalkan tempat, sang pengawal segera kembali kedalam mobil dan masuk dengan aman ke dalam garasi Mansion dengan sebelumnya menurunkan kedua majikannya di depan halaman Mansion yang sangat luas.
Kirana melihat jam di dinding, rupanya sudah jam 2 malam, Kirana segera berjalan menuju ke dalam kamarnya, begitu juga dengan Hani, keduanya mengucapkan selamat malam lalu kembali masuk ke kamar mereka masing-masing.
Alfaro dan Ronan menuju ke apartemen mereka sendiri, dan segera beristirahat, namun apa dikata, Pikiran Alfaro masih penasaran dengan keadaan Kirana hingga dia susah memejamkan mata, begitu juga dengan Ronan yang hanya bisa terdiam diatas kasur dengan mata yang masih terbuka.
Hingga keduanya berakhir dengan percakapan di dalam saluran handphone.
"Apa menurutmu mereka terluka Ron?" Tanya Alfaro.
"Entah Faro, aku tidak tau pasti, mudah-mudahan apa yang kita khawatir kan tidak terjadi" ucap Ronan.
"Sebaiknya kita beristirahat dulu, hari sudah mulai pagi, besok kita harus bekerja" ucap Ronan memperingatkan Alfaro, dan akhirnya perbincangan berhenti dan keduanya kini sudah bisa terlelap dalam mimpinya.
**
Keesokan paginya Alfaro memberitahu Ronan untuk memimpin rapat pagi duluan di perusahaan, dirinya pamit ke Ronan ada kepentingan mendadak yang tidak bisa dia tinggalkan.
"Cepatlah kembali Faro, jangan mengecewakanku, Rapat ini juga sangat penting, kehadiranmu penentu keputusannya" ucap Ronan di dalam sambungan panggilan handphonenya.
Sementara itu, Alfaro pergi dengan mobilnya menuju ke suatu tempat yang tak lain adalah kantor Agensi Kirana, sampai di sana Alfaro segera pergi menemui seorang sekretaris untuk meminta ijin menemui Kirana.
"Hani, tunggu!" Teriak Alfaro saat melihat Hani melintas di sampingnya, seketika Hani menoleh dan sangat tekejut melihat sosok Alfaro yang kini sudah ada di dekatnya.
"Maaf, ada kepentingan apa anda kesini, Pekerjaan?" Tanya Hani yang sedikit bingung dengan kedatangan Alfaro.
"Bukan, soal pekerjaan masih kita bahas Minggu depan, aku ingin bertemu dengan Kiran, bisa?"
"Oh, jadi begitu, sayang sekali hari ini Kirana tidak masuk, jadi anda tidak bisa menemuinya, maaf, saya permisi" ucap Hani.
"Tunggu-tunggu, maaf Hani, apa maksudnya Kirana tidak masuk, apa terjadi sesuatu dengannya?" Tanya Alfaro.
"Maaf, kalau soal itu saya tidak bisa mengatakan nya pada anda, boleh saya melanjutkan pekerjaan saya?" Ucap Hani yang mulai kesal.
"Sebentar, katakan padaku, sekarang dia ada dimana?" Ucap Alfaro memaksa.
"Astagfirullah tuan Alfaro, saya ini sedang sibuk sekarang, saya harap anda jangan menambah masalah lagi, biarkan Kirana beristirahat dengan tenang!" Ucap Hani dengan keras.
Seketika Alfaro terdiam, penjelasan Hani yang baru saja di dengarnya bisa di simpulkan bahwa Kirana sedang beristirahat di Mansion nya, hingga Alfaro kemudian tersenyum tipis menatap Hani.
"Kenapa anda tersenyum seperti itu?!" Ucap Hani yang merasa aneh dengan senyuman Alfaro.
"Terimakasih, kau sudah memberitahu dimana Kirana sekarang, aku pergi dulu"
"Apa, tunggu!!, Hei tuan Alfaro, apa maksudmu!!" Teriak Hani yang kemudian terkejut saat sekertaris nya sudah memanggilnya untuk memulai meeting pagi ini.
"Dasar gila!" Ucap Hani sebelum akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan meeting.
Alfaro tersenyum dan segera keluar dari area parkir menuju ke Mansion Kirana, dia bisa memastikan bahwa Kirana sekarang ada di sana dari penjelasan yang di berikan Hani.
Sementara itu di sebuah Mansion megah, terlihat Kirana baru saja terbangun lalu segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, Kemudian berjalan keluar menuju lantai dasar untuk menikmati sarapan paginya.
Beberapa Asisten rumah tangga segera membantu Kirana menyiapkan apa yang dimintanya, tak lama setelah sarapan selesai Kirana di kejutkan dengan suara gaduh yang berasal dari halaman depan Mansion nya.
"Siapa pagi-pagi begini membuat keributan di sini?" Ucap lirih Kirana.
"Biar saya yang melihatnya nona Kiran" ucap salah satu asisten rumah tangganya.
"Tidak perlu, biar aku sendiri yang melihatnya" jawab Kirana dan segera beranjak pergi dari tempatnya menuju halaman depan Mansion.
Baru saja Kirana membuka pintu, dirinya di kejutkan dengan sosok Alfaro yang sudah ada tepat di depannya, Kirana segera menutup pintunya kembali namun sayang, tangan Alfaro lebih cepat menyambar gagang pintu dan menahannya untuk tetap terbuka, hingga keduanya saling menahan.
"Apa maksudmu, pulanglah, jangan mengganggu istirahatku!" Bentak Kirana.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu, buka dan biarkan aku masuk sebentar Kiran!" Teriak Alfaro memaksa hingga terpaksa dia mendorong sedikit keras daun pintunya, sontak Kirana terkejut saat tanganya yang menahan pintu terasa ngilu karena adanya luka yang masih basah disana.
"Awh.., sshh!!" Teriak Kirana dan terpaksa melepaskan daun pintunya, tentu saja Alfaro kini bisa membuka dengan lebar pintu yang sudah tidak ada penahannya.
Alfaro terkejut melihat Kirana sedikit pucat.
"Apa yang terjadi denganmu, kenapa tanganmu Kiran!" Ucap Alfaro Tak sengaja reflek memegang lengannya, Kirana mengaduh kesakitan. Lalu segera menghempaskan pegangan Alfaro.
"Akh.. Sakit, lepaskan!!"
"Kenapa, tanganmu terluka?" Tanya Alfaro terkejut.
"Bukan urusanmu, aku tidak apa-apa, pergilah faro, aku Ingin beristirahat, jangan menggangguku" ucap Kirana.
"Tidak apa-apa bagaimana, kau pucat dan kesakitan begini, Katakan padaku Kiran, apa yang sudah terjadi?"
"Kau ini, keras kepala sekali Faro, aku tidak apa-apa, aku bisa menjaga diriku sendiri, pergilah!!"
"Lalu lukamu?, Biarkan aku melihatnya Kiran!, Setelah memastikan itu tidak berbahaya, aku akan segera pergi" ucap Alfaro segera mendekat ke arah Kirana.
"Jangan berani mendekat, atau aku akan menghajar mu, pergi!!" Ucap Kirana yang segera mundur Beberapa langkah dengan wajah yang cemas.
"Biarkan aku melihat lukamu Kiran!"
"Tidak, pergi, atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah kau bayangkan"
"Ck, kau ini, aku hanya ingin melihat keadaanmu saja Kiran, apa salahnya" Alfaro maju mendekat kembali, dan tentu saja Kirana terus mundur menjaga jarak aman dengan Alfaro.
"Tidak perlu, aku bukan tanggung jawab mu untuk kau cemaskan, silahkan pergi dari sini!"
Alfaro dengan gerakan sangat cepat sudah mengungkung Kirana yang tidak bisa lagi lari kemana pun karena bagian belakang tubuhnya sudah menempel di tembok, seketika Alfaro membuka lengan Kirana dan melihat balutan luka ada sana dengan sedikit darah yang menembus keluar.
Alfaro sangat terkejut, Kirana juga kaget dan langsung menendang aset berharga milik Alfaro hingga membuatnya kesakitan dan melepaskan kungkungan nya.
Kirana segera masuk berjalan cepat masuk ke dalam kamarnya, dan Alfaro pun berusaha menahan sakitnya dengan menarik nafas panjang sejenak lalu kemudian pulang. Alfaro akhirnya pergi dengan raut wajah sangat kecewa.
Bersambung.
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya selalu di tunggu.
chris lebih kéjam