Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Tertekan
"Presdir, apakah saya sudah bisa kembali ke pekerjaan yang semula.saya harus mengerjakan pekerjaan saya, sebentar lagi waktu sore akan larut."
"Siapa yang menahan mu di sini? jika kau memiliki urusan, urus saja urusanmu.kenapa kau harus bertanya padaku?"
"tapi anda sendiri--"
"Ah sudahlah tidak ada gunanya berdebat dengannya." Gumam Dini
"Baik, Presdir terima kasih." bergegas berlari dari ruangan itu seperti tahanan yang baru lepas dari lapas, ia bisa menghirup udara segar
Tak lama setelah Dini pergi keluar dari ruangan Arya, Asisten Damar datang.
"Selamat Sore, Tuan." Bicara Damar pada Arya yang hanya di sahut dingin oleh tuannya yang masih tetap stay dengan laptopnya
"Hmmm...." Sahutnya Simple sama sekali tidak melirik dan tetap fokus mengetik di laptopnya
"Tuan, apa saya mengganggu anda?"
"Apa yang ingin kau katakan, langsung saja pada intinya.saat ini aku sedang sibuk." Ujarnya
Damar menelan Saliva nya "Begini Tuan, saya ingin memberitahu jika tuan dan nyonya sudah kembali dari yogyakarta.kebetulan nyonya menelpon saya untuk menjemputnya di bandara, karena kebetulan tidak ada satu pun orang yang ditugaskan di sana."
"lalu apa yang kau inginkan? kau ingin aku memberimu imbalan karena sudah menjemput orang tuaku di bandara, apakah gaji yang ku berikan padamu itu tidak cukup?" Cela Arya yang selalu saja emosi membuat lawannya selalu tersudutkan
"Tidak, Tuan.bukan begitu, tadi nyonya menelpon saya, beliau berpesan agar tuan segera cepat pulang lebih awal hari ini." ungkap Damar
"Katakan padanya, aku sedang sibuk! aku tidak peduli mereka sudah kembali atau belum.itu adalah suatu keuntungan bagi diriku, jika tidak ada mereka satu masalah ku hilang.tidak ada lagi suara orang yang memaksaku untuk segera menikah."
"Tapi Tuan, Nyonya--!!"
"Siapa yang membayar gaji mu? aku atau ibuku? jika kau bekerja di pihak ibuku, untuk akhir bulan nanti minta lah gaji mu pada ibuku." Hardik Arya
"Ba-baik, Tuan. Saya akan menyampaikan pesan pada nyonya, jika anda tidak bisa pulang lebih awal hari ini." Ujar Damar mengocek handphone dari sakunya berjalan melangkah pergi keluar untuk menelpon
"Hahh..." Arya mendengus nafas kasar, sambil memijat pelipis alisnya seolah fisik, mental dan batinnya sedang lelah saat ini
Setelah selesai menelpon untuk menyelesaikan pesan pada Bu Amira. Damar tak berani masuk kembali ke ruangan Arya, ia sangat tahu betul bagaimana sikap arya.bukan satu atau dua kali Arya selalu membuatnya tersudutkan.
ia lebih baik pergi ke dapur untuk membuat kopi, merilekskan dirinya.
Kebetulan di dapur terdapat Dini yang sedang bersih-bersih yang mengenakan pakaian semasa menjadi asisten sementara Arya tadi.
"Nona Dini, anda??" ujar Damar yang tidak habis pikir melihat Dini melakukan pekerjaannya dengan pakaian rapi.bukan apa, ia hanya merasa terhibur akan perilaku nya.
"Tu-tuan damar, anda, anda di sini?" keterkejutan dini pada damar yang tiba-tiba tepat berada di belakangnya
"iya.rencananya saya ingin membuat kopi, saya pikir tidak ada siapa-siapa di dapur.awalnya saya mengira anda adalah karyawan, Ternyata Anda." Ucap Damar
"Ah,,,iya.anda mengira seperti itu karena pakaian ini yang masih saya kenakan bukan.tolong maafkan saya tuan damar, saya melakukan hal ini karena terpaksa.ini sudah larut sore, jika saya tidak segera mengerjakan pekerjaan, mungkin saya akan pulang terlalu malam.jadi, saya tidak mengganti pakaian ini waktu yang berjalan detik ke detik itu berharga bagi saya." Jelas Dini yang merasa tidak enak hati
"Tidak apa, anda tidak perlu sungkan.berbuat seperti yang anda inginkan saja."
"Ya, Anda mengatakan seperti itu karena saat ini orang yang berada dihadapan saya adalah anda namun, jika saya dihadapkan dengan Presdir Arya, beliau pasti sudah memaki saya dan meminta saya untuk segera mengganti pakaian ini."
"Sepertinya dengan kehadiran Presdir di kehidupan anda, membuat anda tertekan." Ungkap Damar sambil tawa kecilnya
"Siapa yang tertekan?" Gema suara tenor dan berat seorang pria yang menggema di dapur
Dini dan Asisten Damar pun segera melirik ke sumber suara.terdapat pria gagah dan tegap sedang berdiri di depan pintu dapur yang terbuka, yang tak lain dan tak bukan adalah Arya.
"Tu-tuan?!" kelu Asisten Damar
Arya melangkahkan kakinya masuk sambil berkata "Aku mendengar jika kau baru saja mengatakan ada seseorang yang tertekan dengan kehadiran ku.siapa itu Damar?" Tanya Arya pada Damar yang sedang gugup
"Selain seekor bunglon yang selalu berubah-ubah, ternyata dia adalah lumba-lumba yang memiliki pendengaran tajam." Bicara Dini dalam hati yang tengah gugup
"Ah...mmm...i-itu, Tuan.itu,,,itu." Kegugupan Damar yang membuat mulutnya kelu untuk berbicara
"Aku bertanya padamu, dan memintamu menjawab pertanyaanku, Damar!" Kecam Arya
"iya, Tuan.itu,,," bicara Damar yang masih saja Kelu
"Lagipula apa yang sedang kalian lakukan berduaan di dapur.jika ada orang lain yang melihatnya selain diriku, tentu saja kalian tahu jika hal itu terjadi maka akan menimbulkan sebuah fitnah.oh aku tahu, kalian sengaja dengan terang-terangan seperti ini ingin menunjukkan pada orang lain jika kalian sedang memiliki hubungan spesial.dengan melihat mu gugup damar, aku semakin yakin akan hal yang ku ucapkan tadi."
"Ckk, kenapa aku menjadi gugup seperti ini.padahal aku sama sekali tidak memiliki kesalahan.apa aku juga sama seperti nona dini, yang merasa tertekan saat tuan Arya hadir.aku juga tidak tahu bagaimana cara membela diri, entahlah apa yang dipikirkan tuan Arya saat ini.aku tidak peduli." lanjut Damar dalam hati
Karena sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari keduanya, Arya naik darah dan sudah tidak memperdulikannya lagi.
"Sudahlah, Antarkan aku pulang sekarang juga!" perintah Arya, yang perintahnya langsung di turuti semangat oleh Damar karena hal itu membuat ia dengan cepat keluar dari kegugupannya
"iya, Tuan.saya akan mengantarkan anda pulang.Mari..." ucap Damar berjalan lebih dulu ke basemant untuk menyiapkan mobil
Sesaat Arya tak langsung pergi, ia malah menatap tajam ke arah Dini yang sedang menatap ke arah Arya juga namun, langsung menundukkan kepala.tanpa mengatakan sepatah katapun, ia melangkah pergi setelah membuat lawannya tertekan kembali.