Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21_Bekerja Lagi
Setelah acara sarapan pagi tersebut, Sheila izin untuk ke kampus karena besok adalah hari di mana ia akan melaksanakan ujian skripsi, penentuan dirinya akan segera lulus nantinya.
Brian juga sudah berangkat, awalnya Brian menyarankan agar Sheila berangkat dengannya namun Sheila menolak dan memilih untuk berangkat dengan Thomas saja, karena dia akan mampir sebentar bertemu dengan sahabatnya Maya di cafe dekat kampus, Brian pun menyerah untuk membujuk Sheila karena memang dia juga sudah akan berangkat.
Sampai di cafe di mana Sheila janjian bertemu dengan Maya, dia segera masuk ke dalam dan mencari keberadaan sahabatnya yang katanya sudah datang.
"Sheila!" pekik Maya saat melihat sahabat sejatinya datang dari pintu.
Sheila segera menghampiri Maya yang sudah memesan beberapa makanan, entah mengapa nih sahabat yang satu ini seperti ini.
"Udah lama?" tanya Sheila saat dia baru saja duduk di kursi depan Maya.
"Enggak kok, baru aja." sahutnya.
Kemudian Sheila pun memesan cemilan karena tadi sebelum ke sini dia juga sudah sarapan.
"Ada apa?" tanya Sheila saat melihat Maya yang terus saja melihatnya.
"Sheil, kemarin kan gue ke rumah elo, tapi mama loe bilang kalau elo udah gak tinggal di sana lagi." ujar Maya yang memang belum tahu soal pernikahannya.
"Oh itu, iya gue udah gak tinggal di sana lagi!" ucap Sheila.
"Terus elo sekarang tinggal di mana?" tanya Maya penasaran karena Sheila kan gak punya saudara di sini.
"Gue tinggal bareng sama suami dan mertua gue!" ucap Sheila dengan santainya, ia berfikir sudah saatnya Maya sang sahabat tahu soal pernikahannya.
"APA! SUAMI, MERTUA!" pekik Maya tak kalah terkejutnya mendengar penuturan Sheila.
"Iya."
"Elo udah nikah?"
"Udah, dan baru sekitar satu mingguan ini sih!"
"Siapa suami elo?"
"Nanti elo juga tahu sendiri may! udah gue mau ke kampus sebentar terus lanjut ke restoran, soalnya gue udah cuti beberapa hari nih!" sahut Sheila kemudian meninggalkan Maya yang masih saja mematung tak percaya dengan penuturan dari sang sahabat itu.
Setelah selesai urusannya di kampus Sheila segera menuju ke restoran, untungnya tadi Sheila menyuruh Thomas untuk pulang terlebih dahulu karena dia akan sedikit lama sehingga sekarang Sheila berangkat menuju ke restoran dengan menggunakan bis.
Sampai di sana Sheila langsung bertemu dengan mbk Ika yang juga sudah menunggu Sheila, mbk Ika ingin tahu ke mana rekannya satu ini hingga harus cuti beberapa hari.
"Hai, semuanya!" sapa Sheila saat baru saja masuk ke dalam ruangan khusus karyawan.
"Sheil, elo kemana aja sih? tumben cuti biasanya selalu dateng dan gak mau ambil cuti," sahut mbk Ika.
"Ada urusan penting mbk dan nggak bisa di tinggal jadi cuti deh!" sahutnya, kan memang benar ada urusan penting, mbk Ika pun mengerti dan menyuruh Sheila untuk segera kembali bekerja.
Sedangkan di sisi lain, Brian setelah sampai kantor seperti biasa selalu di sibukkan dengan berbagai urusan kantor mulai dari meeting hingga rencana kerja sama dengan berbagai perusahaan.
Banyak perusahaan mulai dari perusahaan besar hingga yang terkecil pun mencoba untuk ingin bekerja sama dengan Ard Company, karena memang akan sangat menguntungkan jika bekerja sama dengan perusahaan raksasa seperti Ard Company.
"Pak, sebentar lagi ada meeting dengan klien dari negara B," sahut yoga mengingatkan meeting pentingnya.
"Baik, sepuluh menit lagi kita berangkat!" tita Brian dan mendapat anggukan dari yoga.
Benar saja sepuluh menit kemudian Brian dan yoga berangkat menuju ke restoran yang sudah di pesan sebelumnya oleh rekan bisnisnya.
Sampai di depan restoran Brian tiba-tiba saja mengingat kejadian tempo hari pertama kalinya dia bertemu dengan Sheila dan sekarang malah mereka menjadi sepasang suami istri.
Yap perjamuan kali ini di adakan di restoran tempat Sheila bekerja dan Brian tidak tahu kalau Sheila hari ini berangkat bekerja lagi.
Segera ia masuk ke dalam di ikuti oleh yoga dan menuju ke ruang VVIP yang sudah di pesan.
"Selamat datang Mr. Kevin!" sapa Brian karena sangat segan dengan kliennya kali ini dan juga salah satu teman papinya, entah papi Boni punya berapa teman yang pasti Brian hampir mengenal semua teman bisnis papinya.
"Selamat datang juga untuk kamu Brian!" balas Mr. Kelvin. Mereka pun saling menanyakan kabar satu sama lain, setelah itu membahas rencana proyek yang akan di lakukan di negara B nantinya tepatnya di salah satu pulang ternama di sana dan juga tempat atau destinasi wisata wajib jika berkunjung ke negara B.
Rencananya Ard Company akan membuka sebuah resort mewah di sana dengan pemandangan alam yang menawan pasti akan membuat siapa pun betah berlama-lama di sana.
Sedangkan di sisi lain, Sheila yang baru saja selesai dari toilet pun di suruh oleh mbk Ika untuk mengantarkan pesanan di ruangan VVIP atas nama Mr. Kevin karena mbk Ika juga ingin ke kamar kecil.
Setelah mbk Ika pergi Sheila pun mengantarkan pesanan tersebut ke ruangan tersebut, sungguh orang kaya jika kalian bisa memesan ruangan VVIP di restoran ini karena biaya sewanya saja hampir 10 juta perjam belum menu makanannya yang bisa di bilang sedikit berbeda dengan pengunjung umum karena di buat dari bahan-bahan mahal, pengunjung umum pun bisa membelinya, namun tidak sedikit yang gigit jari karena harganya yang sangat mahal.
TOK TOK TOK
Sheila pun masuk ke dalam ruangan tersebut setelah mengetuk pintu.
"Permisi, saya ingin mengantarkan pesanan anda tuan," sahut Sheila dengan lembutnya, dia belum sadar bahwa ruangan yang ia masuki adalah ruangan di mana Brian berada.
Saat melihat ke arah depan betapa terkejutnya Sheila mendapati Brian yang menatapnya dengan mata elang, Sheila mencoba untuk menetralkan detak jantungnya.
(Bagaimana bisa dia di sini?) gumam Sheila dalam hati.
Setelah selesai menaruh pesanannya Sheila segera beranjak pergi dari ruangan tersebut, sedangkan Brian masih saja menatap Sheila dengan intens.
"Brian, mari kita lanjutkan!" sahut Mr. Kevin. Perbincangan pun di lanjutkan, hampir 1 jam an baru lah perbincangan selesai, Mr. Kevin sudah pergi terlebih dahulu.
"Yoga, panggilkan Sheila ke sini!" perintah Brian dengan nada geram dan kesal.
Yoga yang melihat perubahan wajah dari bosnya itu pun memilih untuk mengikuti perintahnya.
(Apakah dia bekerja lagi tanpa bilang ke aku?) gumam Brian sedikit emosi.
"Permisi, mbk saya ingin bertemu dengan Sheila di ruangan VVIP!" ucap yoga dengan cuek kemudian pergi meninggalkan restoran, dia memilih untuk pergi ke markas karena dia tahu bahwa di sana nanti dia tidak akan di butuhkan lagi.
"Sheila, tadi ada orang yang nyuruh kamu ke ruangan VVIP, kayaknya sih ada masalah deh dengan pesanannya!" ucap mbk Ika.
"A... aduh mbk Ika aja deh," sahut Sheila, dia ingin menghindar dari Brian untuk kali ini.
.
.
TBC