Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diam-Diam Tapi Perhatian
"Tante, aku mau izin liburan ya bareng teman-teman selama tiga hari ini." Ucap Mika yang menghampiri Dian yang sedang memasak.
"Kamu mau liburan kemana, Mik?" Tanya Dian.
"Aku mau ke Puncak, kita mau menyewa villa yang bisa sekalian ngecamp." Jawab Mika.
"Oke, tante sama om juga mau ke Jogja. Mau menjenguk Hasan dan Nadhifa." Sahut Dian yang sedang mengiris beberapa sayuran.
"Kapan tante mau ke Jogja?" Tanya Mika penasaran.
"Besok Mik, kalau kamu mau liburan kapan?" Dian balik bertanya.
"Lusa Tante, soalnya mau reservasi Villanya dulu." Jawab Mika yang langsung mencari minuman dingin didalam kulkas.
"Ya sudah, hati-hati ya kalau nanti liburan." Imbuh Dian.
"Siap Tante, aku ke kamar dulu ya tan." Mika langsung berjalan kearah kamarnya.
Mereka hanya berdua saja dirumah.
Karena Ali sedang dinas dan Omar sedang ke toko tekstilnya.
***
"Bye Tante, Om. Hati-hati dijalan ya." Ucap Mika yang sedang berdiri didepan pintu.
"Hati-hati Ma, Pa. Kalau sudah sampai kabari ya!" Tambah Ali yang berdiri dibelakang Mika.
"Iya sayang, jaga diri baik-baik ya. Kamu liburannya juga hati-hati ya Mika." Jawab Dian yang menatap kearah Mika.
"Siap tante." Sahut Mika.
Ali langsung melirik ke arah Mika. Ia tampak ingin tahu Mika akan pergi liburan kemana dan dengan siapa.
"Kita jalan dulu ya, kalian baik-baik ." Imbuh Omar yang langsung menjalankan kemudinya.
Mika langsung membalikkan tubuhnya, namun Ali segera mencekal tangan Mika.
Membuat Mika terhenti dan menatap Ali.
"Kamu mau liburan kemana? Sama siapa?" Tanya Ali dengan tatapan tajamnya.
"Bukan urusan kamu!!" Sahut Mika dengan wajah yang cuek.
"Jelas jadi urusan aku, karena kita sudah di... "
"Sudah di jodohkan? Iya? Dijodohkan macam apa kalau endingnya kamu mau menikah sama orang lain. Nggak usah berharap lebih deh bang!"
Mika langsung menghempaskan cekalan tangan Ali.
Ali langsung menutup pintu dan menguncinya.
"Mikaa!!! Mika!! Dengarkan dulu penjelasan aku." Teriak Ali. Mika berjalan menjauh dari Ali.
"Nggak ada yang perlu dijelaskan." Sahut Mika sembari menaiki anak tangga, dan meninggalkan Ali dibawah sana.
"Mika!!! Tunggu!!!" Teriak Ali kembali langsung berlari menghampiri Mika yang hampir hilang dari pandangannya karena telah masuk kedalam kamarnya.
Mika yang hendak menutup pintu kamarnya langsung tertahan karena tubuh Ali sudah diambang pintu dan menghalanginya.
"Apa lagi sih, bang?" Tanya Mika dengan tatapan tajamnya.
"Kamu kenapa? kamu cemburu?" Ali berbalik bertanya.
Mika tidak langsung menjawab Ali, namun ia tetap berusaha ingin menutup pintu yang terhalang tubuh Ali.
"Ayo jawab! Kamu cemburu?" Tanya Ali sekali lagi.
"Kalau iya kenapa? Apa bisa merubah rencana pernikahan kamu? Nggak bisa kan? Jadi mulai sekarang jangan mengurusi hidup aku. Aku mau sama siapa dan pergi kemana jangan pernah banyak bertanya. Hidup masing-masing saja!" Ungkap Mika dengan jelas, membuat Ali terpaku.
Mika dan Ali menjadi saling tatap. Keduanya bingung ingin melanjutkan pembicaraannya.
Namun Mika cepat tersadar, ia langsung menggerakan pintunya untuk segera ia rapatkan.
Ali mengendorkan pegangan erat pada pintu.
Belum ada jawaban dari Ali, Mika sudah langsung membanting pintu kamar nya dengan kencang dan segera menguncinya.
Mika memang sudah berjanji pada dirinya, untuk tidak akan terhanyut oleh buaian dari Ali.
Karena ia merasa dirugikan karena Ali tetap ingin memantapkan dirinya menikahi Janice. Wanita yang kerap sekali menyakitinya berulang-ulang.
***
Tin
Tin..
Tin..
Mika yang tengah bersiap-siap segera mempercepat gerakan tubuhnya.
Ia membawa tas ransel berisikan beberapa pakaian dan perlengkapan.
Tidak luput ia mengambil tumblernya yang telah ia dinginkan didalam lemari pendingin.
Ali yang sedang menonton siaran televisi langsung melirikan matanya kearah Mika.
Mika berpura-pura tidak melihat akan adanya Ali yang sedang duduk disofa, ia langsung berjalan ke arah luar dan menutup pintu utama.
Ingin ia berpamitan kepada Ali, namun ia masih saling marahan.
Melihat Mika sudah hilang dari pandangan nya, Ali segera mengintip dari balik jendela dengan siapa ia pergi.
Lagi-lagi dengan laki-laki bermobil putih.
Ali segera meraih jaketnya, dan kunci mobilnya.
Tidak lupa ia juga mematikan televisi yang tengah ia tonton.
Segera ia menyalakan mesin mobilnya, dan melajukan mobilnya untuk membuntuti mobil yang sedang Mika tumpangi yang sudah hampir hilang di ujung belokan.
Ali terus mengikuti kemana mobil itu melaju.
Mika dan Zidan tidak sadar jika mereka telah di ikuti oleh Ali.
Zidan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan singgah pada rest area km 35.
Zidan sengaja berhenti di rest area untuk menjadikan titik kumpul antara Diva, Amira, Alexa dan Juna.
Ali memarkirkan tidak jauh dari posisi mobil Zidan, namun posisi nya sudah dipastikan tidak akan diketahui oleh Mika.
Ia menggunakan jaket kulit hitam, kacamata hitam dan masker hitam, untuk menjadi penyamaran demi kekhawatirannya pada Mika.
Setelah semuanya berkumpul, akhirnya mereka semua segera melajukan mobilnya untuk menuju puncak.
*
"Bagus banget Villanya, estetik banget sumpah!" Seru Amira yang sangat menyukai Villa yang telah mereka pesan.
"Iya dong, siapa dulu yang reservasi, Divaaaa!!!!" Sahut Diva dengan bangganya.
"Ayo guy's kita keluarkan dulu barang-barang kita dari mobil." Ujar Mika yang sedang mengangkat tas jinjing berukuran lumayan besar.
Namun tangannya di cegah oleh Zidan.
"Sudah Mik, aku saja. Nanti kamu capek." Ucap Zidan seraya mengembangkan senyum manisnya.
"Ciee... Cieee..." Diva menggoda keduanya.
"Bisa kali nih traktir." Teriak Alexa.
"Ihhh apa sih kalian? Hahaha.. " Wajah Mika tampak memerah layaknya udang rebus.
"Ayo ih bantuin Mika, kenapa pada goda-godain. Kasihan Mika." Amira langsung datang menghampiri Mika dan Zidan.
Ali yang memantau dari jauh, melihat dengan jelas dari sorot mata Zidan yang tampaknya menyukai Mika.
Ada desir darah yang mengalir panas pada tubuhnya.
Ia tidak menyukai jika Mika berdekatan dengan Zidan. Yang Mika sebut sebagai Kakak tingkatnya itu.
"Aduh neng Mira, kamu hati-hati bawa nya. Nanti kamu lecet." Juna kemudian menghampiri dan menggoda Amira.
"Ih Juna, apa sih begitu. Nggak lucu tahu." Amira tampak kesal karena telah digoda oleh Juna.
"Hahahahaa... " Semuanya tertawa melihat Juna menggoda Amira.
Ali segera menyewa villa yang tidak jauh dari villa Mika dan kawan-kawan tempati.
Agar ia dapat memantau aktivitas Mika dari dekat.
Ia pun telah izin untuk tidak dinas selama tiga hari kedepan kepada komandannya.
***
"Siapa yang mau jagung? Siapa yang mau sosis? Siapa yang mau ayam?" Amira berteriak-teriak untuk menawari teman-temannya yang masih bersantai di ruang karaoke.
"Mau bakar-bakar ya, Mir? Aku bantu ya!" Sahut Mika yang langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Ayo Mika, tapi bakar-bakarnya diluar Mik. Supaya asapnya tidak masuk kedalam villa." Jawab Amira.
"Oke, ayo."
Mika dan Amira berjalan menuju halaman villa yang lumayan luas.
Keduanya menyiapkan beberapa bahan yang akan dibakar untuk menu makan malam.
Ali telah memantau dari gazebo depan villanya, villa tersebut ada di sebuah komplek yang ditutup oleh benteng tinggi yang terdapat pintu gerbang untuk memasukinya.
Dalam satu komplek itu terdapat sekitar sepuluh villa, ada kolam renang, ada ayunan, dan ada lapangan basketnya.
"Mika, mana Div?" Tanya Zidan yang baru saja menyelesaikan sholat isya dikamarnya.
Diva, Alexa dan Juna masih asyik berkaraoke, melampiaskan bakat yang terpendam rupanya.
"Diluar kak, sama Amira. Mau persiapan bakar-bakar." Sahut Diva yang kemudian melanjutkan bernyanyi.
Tampak dari pandangan Ali, Zidan datang menghampiri Mika yang sudah mulai membakar jagung manis.
Zidan membantu Mika dan Amira membakar jagung.
Sambil membakar ketiga nya sesekali bercengkerama dengan hangat.
Membuat Ali ingin menghampiri nya, namun apa daya. Ia kini sedang menyamar untuk memantau aktivitas Mika.