" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Dika aneh banget.. batin Neta.
" Hmm.. "
" Permisi.. " Pelayan membawakan pesanan makan mereka, Dika sempat memesan makanan saat mereka ngobrol tadi.
" Oh.. ya.. " Dika sedikit kaget.
Pelayan menyimpan satu piring Sirloin Steak dan satu piring Tenderloin Steak diatas meja.
" Terima kasih ya " Neta kepada pelayan.
" Sama-sama, saya permisi " Pelayan meninggalkan Dika dan Neta.
" Hmm.. ini seperti nya tertukar " Dika menukar piring yang ada dihadapannya.
Neta menyukai Sirloin Steak daripada Tenderloin Steak.
" Kamu lebih suka Sirloin Steak kan ? karena memiliki lemak lebih sedikit, apa kamu takut gemuk ? " Dika kepada Neta.
" Hmm.. sekarang udah engga lagi, lagian juga sekarang aku sudah gemuk, Dik " Neta ke Dika.
Dika.. kamu kok bisa tau banget kesukaan aku apa.. ck , batin Neta.
" Ayo makan dulu " Dika ke Neta, ia pun menjadi lupa apa yg akan ia ungkapkan tadi ke Neta.
" Hmm... " Neta mengangguk.
" Oya Dik, kok kamu hafal banget sih kesukaan aku, siapa yang ngasih tau ? " tanya Neta.
" Hemm.. kasih tau gak ya.. " Dika menggoda.
" Kamu kaya nya udah pantes deh jadi asisten pribadi aku, soalnya kamu udah hafal banget kesukaan aku " Neta tertawa.
" Dengan senang hati, lebih dari itu pun aku siap " Dika menyuapkan suapan pertama Tenderloin Steak nya
" Hmm... " Neta mengernyitkan dahinya.
" Aku serius Net, ini bukan bualan atau gombalan " Dika kepada Neta.
" Hahahha apaan sih Dik.. aneh ! " Neta kepada Dika.
Dika menghentikan makan nya.
" Kalo aku bicara serius kamu percaya gak ? " Dika ke Neta
" Emang se serius apa sih Dik ? " tanya Neta.
" Seserius Cinta aku sama kamu "
Deg..
Neta langsung tersedak mendengar ucapan Dika.
" Hah Net.. minum.. minum dulu.. duh kok bisa tersedak gitu sih ? " Dika membantu Neta untuk minum.
" Udah.. udah aku nggak apa-apa " Neta melap bibirnya dengan tisu.
Jujur Neta menjadi salah tingkah, setelah mendengar ucapan dari Dika tadi, tapi Neta tidak akan dibawa serius terlebih dahulu, karena ia tahu karakter Dika yang jahil, mungkin saja itu hanya kejahilan Dika.
Setelah suasana kembali tenang, Dika memulai kembali pembicaraan ke Neta. Ia tidak ingin pertemuannya dengan Neta kali ini tidak membuahkan hasil atau malah membuang waktu dengan sia-sia saja.
Ia sudah mempertimbangkan jauh-jauh hari, jika ia ingin mengutarakan isi hatinya.
" Hmm.. gimana ? " tanya Dika.
" Gimana untuk apa ? " tanya balik Neta.
" Sudah enakan, tenggorokan kamu ? "
" Hmmmm .. yaa .. mendingan "
" Terus gimana ? " tanya Dika lagi.
" Gimana apanya ? "
" Hmm.. engga deh lupain aja " Dika tersenyum kecil.
Neta melihat kerah Dika lalu Dika pun melihat ke arah Neta, saat mata mereka bertemu, mereka tertawa bersama.
" Apaan Dik, ga jelas banget " Neta ke Dika.
" Hmm.. kalau kita memiliki rasa yang sama kamu akan mengerti arti dari tatapan tadi " Dika ke Neta.
Neta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mereka berbincang kembali seperti tidak ada yang terjadi, sampai akhirnya waktu semakin sore, langit berubah menjadi kelabu.
" Dik.. udah sore banget loh ini "
" Oh ya, sorry ya.. mmhh.. makasih juga kamu udah mau dateng nemuin aku "
" Santai lah Dik, malah aku seneng kok, kita bisa ketemu lagi kaya gini, kamu jangan ngilang lagi, susah nyari nya hahhaha " Neta mencoba menggoda Dika.
" Aku menghilang demi kamu Net.. demi masa depan kita " Dika tersenyum.
" Mulai yaa.. Aneh ! udah pulang yok.. "
" Ayo.. "
Neta dan Dika berjalan keluar Cafe Botanical menuju parkiran.
" kamu bawa kendaraan ? " tanya Dika.
" Iya.. ini.. " Neta menunjuk ke mobilnya.
" Oke kalau gitu, kamu jalan duluan, aku ikutin kamu dari belakang " Dika ke Neta.
" Hah.. maksud nya ? "
" Udah ... ikutin aja.. ayo masuk mobil.. " Dika menyuruh Neta untuk masuk mobilnya.
Mobil Neta melaju lebih dulu, disusul oleh Dika.
" Mobil Dika masih ngikutin terus, yakin nih sampe rumah dikawal kaya gini ? " Batin Neta.
Benar saja Dika mengikuti mobil Neta sampai depan rumah Neta. Setelah terlihat mobil Neta masuk ke garasi rumahnya, mobil Dika terlihat putar balik, untuk pulang ke rumahnya.