NovelToon NovelToon
Benih CEO

Benih CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Anak Genius
Popularitas:19.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dhessy

Tentang Kania yang hamil di luar nikah. Tanpa dia tahu, yang menghamilinya adalah seorang CEO muda.

***

Dunia Kania menjadi gelap setelah malam itu. Tak ada lagi Kania yang ceria, tak ada lagi Kania yang murah senyum.

Yang ada hanya Kania yang penuh dengan beban pikiran yang gelisah menanti bulan selanjutnya. Berapa garis yang akan di hasilkan oleh sebuah testpack di bulan depan?

**

Bertahun-tahun Kania berjuang sendiri menghidupi buah hatinya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kepandaiannya menarik orang-orang untuk menjadikannya bintang. Hingga akhirnya, lewat jalan itulah Kania di pertemukan dengan ayah kandung anaknya yang ternyata bukanlah orang biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Kania menyesal.

Ya, Kania menyesal telah menandatangani kontrak dengan Citra TV. Harusnya dia tak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Pasti masih banyak cara lain untuk mendapatkan uang selain Shaka menjadi pemain film.

Kenapa takdir seolah mempermainkan dirinya? Itu yang ada di pikiran Kania.

Kenapa harus setelah menandatangani kontrak Kania baru bertemu dengan lelaki yang Kania tahu dia bernama Devan?

Andai Kania bisa membatalkannya, pasti akan Kania batalkan saat itu juga. Namun, Kania tak punya uang cukup untuk memberikan ganti rugi yang telah di sepakati.

Jangankan cukup. Untuk sepuluh persennya saja Kania tak punya.

Kania hanya bisa diam dan menatap tajam lelaki yang berdiri di dekat tangga. Ingin marah, ingin meluapkan kekecewaan. Tapi Kania tak ingin Hanum tahu bahwa Devan adalah cucunya.

Meskipun tanpa Kania tahu, Hanum sudah mengetahui semuanya tanpa celah sedikitpun.

Terlebih saat Devan berlagak seperti tidak mengenal Kania. Seperti tidak ada sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka.

Kania mengira bahwa Devan tengah satu pemikiran dengannya. Berpura-pura tidak kenal dan tidak pernah ada yang terjadi di masa lalu.

Baiklah. Mungkin kemampuan akting Kania sedang di uji di sini. Sebisa mungkin Kania harus bisa mengolah kata demi kata agar tidak menimbulkan kecurigaan Hanum.

"Om kan, yang buat bundaku pingsan," seru Shaka yang baru saja masuk ke dalam rumah untuk menyusul Kania. Devan yang baru sampai di pertengahan tangga pun menghentikan langkahnya setelah mendengar suara Shaka.

Ingatan Shaka langsung tertuju pada saat Kania pingsan di panti asuhan dan ada Devan yang berdiri di dekat Kania. Jadi, Shaka menganggap bahwa Devan-lah yang menyebabkan Kania pingsan.

Kania segera meraih tubuh gembul Shaka dan dia tahan agar tak mendekati Devan. Meskipun Devan adalah ayah kandungnya, namun Kania tidak rela jika Shaka dan Devan berdekatan. "Shaka yang sopan, ya. Kemarin bunda pingsan karena pusing, bukan karena om ini." Kania mencoba menjelaskan.

Sekaligus membersihkan nama baik Devan di hadapan Shaka. Dan juga membersihkan hati Shaka agar tidak ada kebencian pada orang lain sedikitpun.

Kania memang berusaha agar hati anaknya tidak pernah membenci, menyimpan amarah, iri, dan dengki pada siapapun. Namun dia tidak sadar bahwa dia masih menyimpan rasa benci dan marah untuk Devan.

Itulah kelemahan manusia. Dia bisa dengan mudah menasehati orang lain tapi tidak bisa menasehati dirinya sendiri.

"Jadi bukan karena Om ini Bunda pingsan?"

"Bukan, sayang. Minta maaf dulu sama Om Devan."

Shaka berjalan menghampiri Devan. Meraih tangan Devan dan menciumnya seraya berucap, "Shaka minta maaf, ya, Om. Shaka salah sudah menuduh Om Devan."

Devan tersenyum bahagia. Ingin rasanya Devan memeluk Shaka. Namun tatapan tajam Kania yang seolah tidak mengijinkan Devan untuk memeluk Shaka membuat Devan mengurungkan niatnya.

Devan hanya mengacak rambut Shaka dengan gemas. "Tidak apa-apa, Boy. Om tahu Shaka sangat sayang sama Bunda. Jadi Shaka tidak rela kalau ada yang menyakiti Bunda. Betul?"

Ucapan Devan di balas dengan anggukan tegas dari Shaka. "Iya, Om. Cuma Bunda yang Shaka punya. Shaka, kan, nggak punya ayah."

Mata Kania terpejam sempurna mendengar ucapan polos anaknya. Harusnya sebelum kesini Shaka di breifing terlebih dahulu. Apa yang boleh Shaka lakukan dan katakan. Dan apa yang tidak boleh Shaka katakan dan lakukan di depan orang lain.

"Memangnya ayahnya Shaka kemana?" Devan bertanya langsung kepada Shaka. Ingin tahu apa yang Kania katakan selama ini jika Shaka bertanya soal ayah.

Shaka menggelengkan kepalanya. "Shaka nggak tahu, Om. Bunda nggak pernah jawab kalau Shaka tanya."

Tak ingin Shaka terlalu banyak bercerita tentang kehidupannya dengan Kania, Kania segera mendekati Shaka berniat untuk mengajak Shaka pulang. "Sudah ya, Nak. Om Devan mau bersih-bersih dulu. Capek baru pulang kerja. Kita juga pulang, ya. Sudah sore."

"Kania." Hanum mendekati Kania. "Tunggu suami saya pulang dulu, ya. Kita makan malam bersama. Nanti pulang biar di antar Devan," ucap Hanum yang membuat Kania menolaknya dengan tegas. Kania tak ingin berdekatan dengan Devan.

"Maaf, Bu. Tapi kami tidak bisa berlama-lama lagi. Saya sudah ada janji untuk makan malam dengan teman saya," ucap Kania berbohong. Hanya untuk menghindari Devan dan keluarganya. "Lagipula saya bawa motor sendiri."

"Kalau begitu di antar Devan saja, ya. Masalah motor biar di urus sopir saya nanti." Hanum masih berusaha membujuk Kania. Sekaligus mendekatkan Kania pada Devan.

Kania menggeleng tegas. "Tidak usah, Bu. Saya pamit, ya."

"Kalau begitu di antar Pak Heru, sopir saya."

"Ma, kalau dia nggak mau nggak usah di paksa." Devan menyela ucapan mamanya dengan cepat. Seperti kesal sendiri melihat Kania yang terus menolak kebaikan Hanum.

Kania menatap Devan dengan tatapan tajam. Dia tahu kalau Devan sebenarnya juga tidak menyukai dirinya. Sama dengan dirinya yang tak pernah menyukai Devan meskipun Devan adalah ayah dari Shaka.

"Saya permisi, Bu. Assalamualaikum." Kania segera membawa Shaka keluar dari rumah itu setelah salamnya mendapatkan jawaban dari Hanum.

Terlalu lama Shaka di rumah itu membuat Kania khawatir kalau ikatan batin antara Shaka dan keluarga itu semakin terasa.

🌹🌹🌹

"Foto siapa, Van?"

Devan segera mematikan layar handphonenya yang menampakkan foto shaka yang sudah di crop karena sebelahnya ada Kania. Devan hanya ingin memandang Shaka tanpa Kania, wanita malam yang telah mengandung benihnya.

Ya, Devan masih menganggap Kania adalah wanita malam meskipun dia adalah lelaki pertama yang mengoyak kegadisannya.

Apa pantas di katakan wanita baik-baik kalau hampir tengah malam masih ada di tempat hiburan malam?

Devan rasa tidak.

Untung saja anaknya itu cerdas. Dan sepertinya juga baik. Syukurlah. Setidaknya tidak meniru kelakuan ibunya.

"Bukan siapa-siapa," jawab Devan singkat tanpa ingin memberitahu Mike tentang anaknya.

Mike menatap Devan dengan tatapan menyelidik. "Kayak foto anak-anak. Kamu punya anak?"

Devan menggeleng tegas. "Jangan ngaco, kamu. Nikah aja belum darimana bisa punya anak."

"Siapa tahu kamu udah tanam saham duluan."

Devan tidak mengiyakan, juga tidak menyangkal. Mau di sangkal bagaimanapun juga kenyataannya memang dirinya pernah menanam saham di rahim wanita itu.

Tapi juga tidak mau mengiyakan karena malas di tanya aneh-aneh oleh Mike.

"Nikah sajalah, Devan. Mau sampai kapan nungguin dia yang udah menghilang bagai di telan bumi itu. Anakku udah mau dua. Situ satu aja belum."

Dalam hati Devan tertawa sinis. Tidak tahu saja kalau Devan juga sudah punya anak yang kini berumur lima tahun.

Devan tak bisa membayangkan bagaimana terkejutnya Mike kalau suatu hari nanti dia tahu tentang Shaka.

"O, iya. Aku dengar Tante Hanum sudah menemukan pemeran anak-anak yang cocok untuk projek selanjutnya. Tapi, tumben Tante Hanum yang turun tangan?"

Devan mengendikkan bahunya. "Entahlah. Aku nggak ngerti kenapa Mama punya waktu untuk mengurus hal itu," jawab Devan dengan acuh.

Mike mengangguk setuju. Selama ini Hanum memang jarang terlibat dalam urusan pemain film dan lain sebagainya. "Dan beliau kelihatan antusias banget, Man. Apa yang dia temukan itu bukan anak sembarangan?"

Kali ini Devan mengangguk mengiyakan. "Dia anak cerdas yang di beri hadiah dari perlombaan yang dia ikuti. Yang kemarin Mama selenggarakan sekalian syukuran panti asuhan."

"Keren tuh. Hadiah dari Tante Hanum, kan, nggak main-main. Nemu di mana itu anak?"

"Anak pinggiran Jatim."

"Jauh juga, ya. Pasti bapak ibunya bangga punya anak sepintar itu."

Devan mengiyakan dalam hati. Tentu saja Devan bangga. Meskipun dia bisa memberikan yang lebih untuk Shaka, namun kecerdasan Shaka memang wajib di apresiasi.

Apalagi saat ini memang tidak ada yang tahu kalau anak itu adalah anaknya. Cucu dari Bram Putra Aditama. Orang yang kekayaannya tidak akan habis walau sampai sepuluh turunan sekalipun.

"Bapak ibunya pasti juga luar biasa. Anaknya secerdas itu, pasti ada bapak dan ibunya yang hebat," lanjut Mike yang membuat Devan menolak dalam hati sebagian ucapan Mike.

Devan memang orang baik, hebat, dan cerdas. Tentu kecerdasan anaknya itu turunan dari dirinya. Tapi tidak dengan ibunya.

Tanpa Devan sadari, sebenarnya dia juga sama tidak baiknya dengan Kania yang dia anggap sebagai wanita penghibur.

Mana ada laki-laki yang baik yang masuk ke tempat hiburan malam, mabuk parah dan meniduri wanita yang tidak dia kenali lalu meninggalkannya begitu saja?

🌼🌼🌼

1
Ma Em
Luar biasa
Ragil Kuning
jangankan dunia novel, yg jelas" lbh banyak cerita sekedar hiburan..
di dunia nyata aja banyak tuh samaan nama..
gak ush peduliin nyinyiran orang thor, anggap aja tuh orang bnr" ngehayati cerita kamu
Ragil Kuning
Luar biasa
Ragil Kuning
hati, mulut sama otak devan minta diuleg cabe sekilo itu mah
Wiwik Retno Eni
Luar biasa
nengkirana
lah kan ditinggalin duit ya. kmana itu duit?
Icha Arlita
Luar biasa
Icha Arlita
ampun bang jago 🤣
Mazree Gati
kata katanya bikin jijik,klo sampai nikah sama devan jgn bikin novel thorrr,,,kaya ga ada laki lain
Mazree Gati
sekolah ma tergantung otaknya ga harus sekolah elit,,jgn mau kania pulang aja kasihan toko kuenya
Atiek Sariningtyas
Luar biasa
Mega Mendung
Buruk
Icha Veronica
Luar biasa
Julia Juliawati
nah gitu terima itu rizki anugerah dr author walo jln nya, salah
Julia Juliawati
anak kuliahan tp goblok
Julia Juliawati
bodoh knpa g blg di perkosa. mlh bungkam huuh gedek
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Qilla
jadi gag respek sama kania
Nurul Huda
mksh
Bintang Juing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!