Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.
Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.
"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.
"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.
Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?
Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Sengaja
Hana menyambut senin paginya dengan senyum cerah, meski hari-harinya masih diisi oleh mual dan muntah. Karena masih belum mendapat seragam, dia masih mengenakan baju putih dengan rok span hitam, rambutnya dicepol rapih lengkap dengan make up tipis.
Sesampainya di Meditra Group, Hana langsung pergi ke loker untuk menyimpan barang-barangnya, Di sana ia bertemu dengan rekan kerjanya—Vanya—wanita yang dia temui saat wawancara kerja. Saat menerima tamu wanita itu terlihat sangat ramah, tapi aslinya berbeda seratus delapan puluh derajat, itulah yang disebut tuntutan kerja.
"Dari kemarin ku perhatikan kamu bolak-balik ke toilet terus, ngapain sih? Dandan? Atau emang nggak niat kerja?" cetus Vanya saat membenahi penampilannya. Dia ingin menegur Hana waktu itu, tapi urung karena mentolerir Hana yang masih baru. Namun, lama-lama dia kesal juga, karena setiap hari ada saja waktu untuk ke toilet.
Mendengar pertanyaan yang ditunjukkan kepadanya, Hana tak langsung pergi ke depan. Sebenarnya dia juga merasa tak enakan, tapi mau bagaimana lagi? Dari pada dia muntah di meja resepsionis, lebih baik dia izin pada seniornya. Ya, meskipun Vanya terlihat lebih muda, tapi Hana tak bisa memungkiri bahwa wanita itu lebih dulu ada di Meditra Group.
"Maaf ya, Van, kadang aku kepengen pipis terus karena grogi, aku nggak biasa ngadepin orang banyak," jawab Hana mencari alasan untuk menutupi kehamilannya. Karena setelah dia baca-baca beberapa artikel, fase ini akan terlewat setelah trimester pertama.
"Introvert ya?" tebak Vanya sambil melirik sinis.
Hana hanya bisa mengangguk.
"Orang introvert kok berani-beraninya ngambil kerjaan jadi resepsionis. Harusnya sih dipikir-pikir lagi," gerutu Vanya yang masih bisa terdengar jelas oleh Hana. Namun, wanita itu mencoba untuk tutup telinga, dan memilih untuk menghindar.
"Aku ke depan duluan ya, Van," pamit Hana, sementara Vanya masih asyik berdandan untuk menyokong penampilannya.
...
Dari hari ke hari Hana benar-benar mampu untuk mengontrol rasa mualnya di hadapan semua orang. Mungkin karena si jabang bayi yang mengerti bahwa ibunya sedang bekerja. Ketika rasa itu bergejolak Hana langsung izin ke kamar mandi dan memuntahkan semuanya di sana.
Namun, hari itu Elgar yang juga sedang berada di toilet, tak sengaja melihat Hana masuk dengan wajah pucat dan langkah yang terburu-buru.
"Ada apa dengan, Hana?" gumam Elgar. "Apa dia sakit?" Tebaknya, kemudian memilih untuk bersembunyi, padahal dia sudah selesai dengan hajatnya.
Saat Hana keluar, Elgar yang mengintip juga melakukan hal yang sama dan membuat tabrakan yang disengaja.
Bruk!
Hana yang sedikit lemas terdorong mundur dan langsung mengangkat wajahnya. Sementara Elgar mengeluarkan kata maaf, dan membuat Hana merasa de javu.
"Anda—Anda yang waktu itu di toko kue 'kan?" tanya Hana samar mengingat wajah Elgar yang lagi-lagi menabraknya.
Mendengar itu, hati Elgar seperti disiram air. Dia senang karena Hana mengingatnya, meski sedikit. Elgar mengangguk.
"Benar, maafkan aku untuk yang kedua kalinya ya," ujar Elgar sambil diam-diam memperhatikan wajah Hana yang masih pucat. Andai wanita itu tidak memakai lipstik, mungkin akan semakin kentara.
"Ah iya, ngomong-ngomong Anda kerja di sini juga?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Hana, karena yang tadinya tak sengaja bertemu, kini mereka malah satu perusahaan.
Lagi-lagi Elgar mengangguk, jarang berinteraksi dengan wanita selain tentang kerjaan, apalagi dengan cinta pertamanya, membuat dia jadi salah tingkah.
"Benar, kemarin aku juga sempat melihatmu di bagian resepsionis, ku pikir aku salah lihat, ternyata benar. Kamu baru ya?" balas Elgar berusaha keras mencari obrolan. Meski klasik, tapi sepertinya ada sedikit kemajuan.
"Iya, saya baru saja bergabung dengan perusahaan ini. Kalau begitu—saya duluan ya," pungkas Hana mengingat pekerjaan yang sudah ditinggalkan cukup lama. Andai dia tetap berada di sana, bukan hanya Vanya yang akan marah-marah tapi dia pasti mendapat teguran juga dari Ibu Mia.
Hana hendak melangkahkan kakinya, tapi dia kembali dicekal oleh kalimat yang dilontarkan Elgar.
"Sebelumnya perkenalkan—aku Elgar dari divisi pemasaran."
Hana sedikit mengernyit, karena tiba-tiba pria yang ada di hadapannya menyebutkan nama.
"Anda pasti sudah tahu nama saya," balas Hana mengingat Elgar pernah menyebutkan namanya, meski salah orang tapi tetap saja namanya sama-sama Hana.
Setelah itu Hana langsung melenggang pergi, sementara Elgar merasakan bibirnya yang berkedut.
"Karena kita sudah jadi partner kerja, tidak salahkan kalau kita berteman?" gumamnya, kemudian turut meninggalkan tempat tersebut.
...
Saat jam makan siang seluruh karyawan silih berganti masuk ke kantin, karena perusahaan menyediakan makanan untuk para karyawannya. Saat itu karena sedang ramai Hana bingung mencari tempat duduk, hingga dia melihat sebuah lambaian tangan dari seseorang. Yakni Elgar yang sedari tadi menyisihkan kursi untuk Hana.
Karena tak memiliki pilihan lain, Hana pun melangkah ke arah pria itu dan duduk di sampingnya.
"Lain kali datanglah lebih awal," kata Elgar karena sudah memperhatikan Hana beberapa kali selalu datang di saat sedang ramai-ramainya.
"Tidak bisa, saya bergantian dengan Vanya, dia selalu minta duluan," jawab Hana karena mengalah.
"Kalau begitu mulai besok aku akan menyisakan tempat duduk untukmu. Cari aku di sini," pungkas Elgar agar Hana tidak perlu mencari-cari tempat kosong. Hana merasa heran kenapa Elgar baik sekali padanya, tapi rasa lapar membuat lamunannya buyar akan hal itu.
"Makanlah, sebentar lagi jam istirahat akan habis," kata Elgar dan Hana hanya bisa mengangguk patuh. Sementara orang yang ada di sekitarnya tampak tidak peduli, mereka hanya sibuk dengan makanan masing-masing.
...
Siang ini Mayang ditraktir makan oleh atasannya—orang yang sudah membantunya untuk naik jabatan. Dia berpikir bahwa pria itu telah melupakan ucapan yang pernah dia lontarkan, tetapi ternyata hari ini dia menagihnya pada Mayang.
"Aku sudah membantumu untuk menjadi kepala divisi pemasaran. Sekarang mana janji yang pernah kamu ucapkan, aku berhak mendapatkannya 'kan?" ujar pria berkepala botak itu, dia menaikkan alisnya menunggu jawaban Mayang.
Wanita itu merasa bingung, sebab kini dia sudah menikah. Andai dia melakukannya, maka dia bisa dianggap telah berselingkuh. Namun, jujur saja permainan Heri memang sangat tidak memuaskan, jiwa liarnya seperti ingin berkelana untuk merasakan yang lain.
"Saya harus atur waktu dulu, Pak," ujar Mayang yang membuat pria itu mengulas senyum dan menjawil dagu wanita itu.
"Aku tunggu!" katanya.
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃
liat Hana d'jadikan istri oleh El...
dan kejang² pas tau klo El pemilik perusahaan...
dan saat itu terjadi., Aku akan mentertawaknmu layangan
wah ini berita bagus untuk nya bukan kah dia msh mengharap kan Hana 🤭
selamat hari Raya idul Fitri mohon maaf lahir dan batin untuk semua readers dan othor kesayangan Nita mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰🤗
Bagus han? aku suka gaya eloo...pokoknya siapapun yang berani nyakitin kamu, bls han? lawan..jangan pernah diam saja dan mempersilahkan orang lain menginjak-injak harga dirimu.
makasih ya thor masih nyempatin buat up😁
dan buat nyonya sarah kita tunggu reaksi mu saat tau menantu yg di inginkan tak sebaik menantu yg kau sia"kan 😅😅