NovelToon NovelToon
Hamil Setelah Diceraikan

Hamil Setelah Diceraikan

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Ayah Darurat / Tamat
Popularitas:385.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: ntaamelia

Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.

Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.


"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.

"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.

Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?

Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia

salam anu 👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Sengaja

Hana menyambut senin paginya dengan senyum cerah. Dia tampak lebih bersemangat menjalani hari, karena sudah kembali bekerja. Namun, karena masih belum mendapat seragam, dia pun tetap mengenakan baju putih dengan rok span hitam, rambutnya dicepol rapih lengkap dengan make up tipis.

Sesampainya di Meditra Group, Hana langsung pergi ke loker untuk menyimpan barang-barangnya, Di sana ia bertemu dengan rekan kerjanya—Vanya—wanita yang dia temui saat wawancara kerja. Saat menerima tamu wanita itu terlihat sangat ramah, tapi aslinya berbeda seratus delapan puluh derajat, itulah yang disebut tuntutan kerja.

"Dari kemarin ku perhatikan kamu bolak-balik ke toilet terus, ngapain sih? Dandan? Atau emang nggak niat kerja?" cetus Vanya saat membenahi penampilannya. Dia ingin menegur Hana waktu itu, tapi urung karena mentolerir Hana yang masih baru. Namun, lama-lama dia kesal juga, karena setiap hari ada saja waktu untuk ke toilet.

Mendengar pertanyaan yang ditunjukkan kepadanya, Hana urung untuk pergi ke depan. Sebenarnya dia juga merasa tak enakan, tapi mau bagaimana lagi? Kondisinya tak memungkinkan, jadi lebih baik dia izin pada seniornya. Ya, meskipun Vanya terlihat lebih muda, tapi Hana tak bisa memungkiri bahwa wanita itu lebih dulu ada di Meditra Group.

"Maaf ya, Van, kadang aku kepengen pipis terus karena grogi, aku nggak biasa ngadepin orang banyak," jawab Hana mencari alasan untuk menutupi kehamilannya. Karena setelah dia baca-baca beberapa artikel, fase ini akan terlewat setelah trimester pertama.

"Introvert ya?" tebak Vanya sambil melirik sinis.

Hana hanya bisa mengangguk.

"Orang introvert kok berani-beraninya ngambil kerjaan jadi resepsionis. Harusnya sih dipikir-pikir lagi," gerutu Vanya yang masih bisa terdengar jelas oleh Hana. Namun, wanita itu mencoba untuk tutup telinga, dan memilih untuk menghindar.

"Aku ke depan duluan ya, Van," pamit Hana, sementara Vanya masih asyik berdandan untuk menyokong penampilannya sambil melirik sinis.

...

Sebagai perusahaan yang cukup besar, Meditra Group sering sekali kedatangan tamu untuk menjalin kerja sama. Hari itu seorang pimpinan dari perusahaan lain datang dan mengatakan bahwa sudah ada janji dengan Pak Danu—selaku pimpinan utama di Meditra Group.

"Kamu antar sana, kamu sudah tahu kan ruangan Pak Danu?" bisik Vanya seperti mendesak, Hana mengangguk cepat meski sebenarnya dia belum terlalu hafal.

"Mari, Tuan, biar saya antar," ucap Hana sambil tersenyum. Kemudian dia memimpin langkah menuju lift. Dan ternyata di sana ada Elgar yang sama-sama ingin naik, tapi ke lantai yang berbeda.

Hana belum begitu menyadari kehadiran pria itu, jadi dia nampak biasa-biasa saja. Namun, masalah terjadi, karena Hana lupa lantai berapa yang harus dia tuju. Sedari tadi dia hanya berdiri di depan tombol dengan tampang kebingungan.

"Mau kemana?" tanya Elgar akhirnya buka suara, Hana lantas menoleh, dengan gugup dia menjawab bahwa dia ingin pergi ke ruangan Pak Danu.

Elgar langsung menekan angka 22. Sementara Hana mundur ke belakang, tepatnya ke sudut lift, karena merasa malu. Sementara di sampingnya, Elgar curi-curi pandang.

Setelah berhasil mengantar tamu, Hana kembali masuk ke dalam lift, dan ternyata Elgar masih ada di sana. Tatapan mereka bertemu, dan Hana seperti familiar dengan wajah itu.

"Anda—Anda yang waktu itu di toko kue 'kan?" tanya Hana samar mengingat wajah Elgar.

Mendengar itu, bukan hanya hati, tapi bibir Elgar pun ikut tersenyum lebar. Bahkan rasanya hari itu jadi begitu berwarna.

"Benar, kamu karyawan baru ya?" jawab Elgar sambil diam-diam memperhatikan wajah Hana.

"Iya, saya baru kerja sekitar satu minggu yang lalu. Ngomong-ngomong Anda kerja di sini juga?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Hana, karena yang tadinya tak sengaja bertemu, kini mereka malah satu perusahaan.

Lagi-lagi Elgar mengangguk, jarang berinteraksi dengan wanita selain tentang kerjaan, apalagi dengan cinta pertamanya, membuat dia jadi salah tingkah.

"Aku di bagian pemasaran. Kemarin aku juga sempat melihatmu di bagian resepsionis, ku pikir aku salah lihat, ternyata itu benar-benar kamu," balas Elgar berusaha keras mencari obrolan. Meski klasik, tapi sepertinya ada sedikit kemajuan.

"Haha, dunia ini sempit ya," ujar Hana sambil tertawa, di samping itu pintu lift sudah terbuka. "Saya pamit duluan." Lanjut wanita itu mengingat pekerjaan yang sudah ditinggalkan cukup lama. Andai dia tetap berada di sana, yang ada Vanya akan marah-marah.

Hana sudah melangkahkan kakinya keluar, tapi dia kembali dicekal oleh kalimat yang dilontarkan Elgar.

"Sebelumnya perkenalkan—aku Elgar."

Hana sedikit mengernyit, karena tiba-tiba pria itu menyebutkan nama.

"Anda pasti sudah tahu nama saya," balas Hana mengingat Elgar pernah menyebutkan namanya, meski salah orang tapi tetap saja namanya sama-sama Hana.

Setelah itu Hana langsung melenggang pergi, sementara Elgar merasakan bibirnya yang berkedut.

"Karena kita sudah jadi partner kerja, tidak salahkan kalau kita berteman?" gumamnya, kemudian kembali ke dalam lift, tadi dia memang sengaja menunggu Hana supaya mereka bertemu lagi.

...

Saat jam makan siang seluruh karyawan silih berganti masuk ke kantin, karena perusahaan menyediakan makanan untuk para karyawannya. Saat itu karena sedang ramai Hana bingung mencari tempat duduk, hingga dia melihat sebuah lambaian tangan dari seseorang. Yakni Elgar yang sedari tadi menyisihkan kursi untuk Hana.

Karena tak memiliki pilihan lain, Hana pun melangkah ke arah pria itu dan duduk di sampingnya.

"Lain kali datanglah lebih awal," kata Elgar karena sudah memperhatikan Hana beberapa kali selalu datang di saat sedang ramai-ramainya.

"Tidak bisa, saya bergantian dengan Vanya, dia selalu minta duluan," jawab Hana karena mengalah.

"Kalau begitu mulai besok aku akan menyisakan tempat duduk untukmu. Cari aku di sini," pungkas Elgar agar Hana tidak perlu mencari-cari tempat kosong. Hana merasa heran kenapa Elgar baik sekali padanya, tapi rasa lapar membuat lamunannya buyar akan hal itu.

"Makanlah, sebentar lagi jam istirahat akan habis," kata Elgar dan Hana hanya bisa mengangguk patuh. Sementara orang yang ada di sekitarnya tampak tidak peduli, mereka hanya sibuk dengan makanan masing-masing.

...

Siang ini Mayang ditraktir makan oleh atasannya—orang yang sudah membantunya untuk naik jabatan. Dia berpikir bahwa pria itu telah melupakan ucapan yang pernah dia lontarkan, tetapi ternyata hari ini dia menagihnya pada Mayang.

"Aku sudah membantumu untuk menjadi kepala divisi pemasaran. Sekarang mana janji yang pernah kamu ucapkan, aku berhak mendapatkannya 'kan?" ujar pria berkepala botak itu, dia menaikkan alisnya menunggu jawaban Mayang.

Wanita itu merasa bingung, sebab kini dia sudah menikah. Andai dia melakukannya, maka dia bisa dianggap telah berselingkuh. Namun, jujur saja permainan Heri memang sangat tidak memuaskan, jiwa liarnya seperti ingin berkelana untuk merasakan yang lain.

"Saya harus atur waktu dulu, Pak," ujar Mayang yang membuat pria itu mengulas senyum dan menjawil dagu wanita itu.

"Aku tunggu!" katanya.

1
Surati
Bagus ceritanya 👍🙏🏻
Bahari Sandra Puspita
finally happy ending yeaayy!!!
keren banget mak ceritanya, selalu suka deh pokoknya..
ternyata sampai akhir, si mantan mertua gak ada tobat2nya ya..
padahal udah dikasih pembalasan yg luar biasa..
happily ever after for Elgar and Hana..
penantian cintamu gak sia2 ya El, akhirnya Hana ditakdirkan jadi milikmu walopun harus singgah dulu sama Heri..
pelajaran buat para laki2, jadi suami itu harus punya prinsip..
memang harus tetap berbakti pada ibu karena bagaimanapun jg ibu adalah pintu surganya..
tapi ya gak harus mengorbankan perasaan sang istri jg, karena laki2 yg terbaik adalah laki2 yg paling baik dg istrinya..
semua sudah diatur dg porsi yg pas..
tinggal menjalankan saja sesuai porsinya masing2..
jadi mertua jg harus tahu diri, gak boleh ikut campur rumah tangga anak2nya jika tidak diminta..

makasih mak buat ceritanya yg luar biasa..
semoga selalu diberikan kesehatan..
tetap semangat untuk berkarya dan semoga sukses selalu ya mak..
🙏🏻💪🏻😘🥰😍🤩💕💕💕
Ratu Anu👑: Kembali kasih kakak, thanks buat dukungannya ya💋💋💋
total 1 replies
💞DARRA💞💖
bagus
Juan Sastra
meski marah ,, harusnya ggak gebukin ortu juga kali thorr
Juan Sastra
entah benih siapa yg nyangkut,, heri kah ?
papahertua kah ??
atasan kah ??
Juan Sastra
kok gitu papanya heri,,bukannya mayang anak angkatnya ,, tapi aahh entahlah thorr
Juan Sastra
kayak dulu....???
udah sering dong,, jadi ggak ORI ,, wah hebat heri 👍.
Evi Nopianti
bagus banget Thor
Juan Sastra
good hana
Juan Sastra
nikmati aja mah,,
Juan Sastra
syukurin aja mah,,ggak apa apa kan mantu idaman
Juan Sastra
hana jgn byk omong,,sia sia,,,
buktikan jika kamu mampu,,
Juan Sastra
skak mat,, salah pilih suami
Juan Sastra
nyeri hatiku thorr,,, anak sama mamah sama buruknya,,, lebih baik bebas hana toh nasib siapa yg tahu ke depannya..
Yuni Hartati
Biasa
Rismawati Damhoeri
habis, satu lobang buat rame2 sih....
Rismawati Damhoeri
yah baguslah...
Alexandra Juliana
Ga dikasih bonchap nih Thor?
Alexandra Juliana
Maaf ya Her kamu sdh kehilangan hak kamu sbg ayah krn kamu telah menyia2kan ibunya. Anakmu akan memanggil pria lain Ayah..Nikmati kesendirianmu
Alexandra Juliana
Alhamdulillah bayi Hana laki2 jd dia g perlu bapaknya sbg wali klo nikah nanti..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!