Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.
inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.
Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.
seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 - Dunia Tanpa Nama, Realitas Tanpa Batas
Gelap.
Tapi bukan kegelapan seperti malam.
Bukan kegelapan seperti ruang kosong.
Ini... adalah ketiadaan yang nyata.
Tempat di mana konsep "ada" dan "tidak ada" belum terbentuk.
Lu San berdiri di sana. Atau... apakah dia berdiri? Di sini, atas dan bawah tidak punya makna.
Shen Xi melayang di sisinya, tubuhnya menyala samar.
Hei Wun memegang pedang yang tidak lagi bersinar, tapi masih terasa berat.
Ling Yue menatap ke kejauhan, meski di sini tidak ada "jauh".
"Kita... di mana?" tanya Ling Yue pelan.
Lu San menatap tangannya. Ia bisa melihat pori-porinya, bisa merasakan aliran kekuatannya.
Tapi ia juga merasakan... sesuatu yang lebih.
Sebuah... keterhubungan.
Dia tidak lagi hanya berada dalam dirinya. Dia menyadari... dirinya adalah tempat ini.
"Ini..." Lu San menghela napas.
"...dunia tanpa nama."
---
Dunia ini bukan bagian dari multiverse manapun.
Bukan di dalam cerita mana pun.
Bahkan Creator tidak pernah menuliskan tempat ini.
Ini adalah celah. Kekosongan absolut yang belum pernah disentuh pena manapun.
Shen Xi mulai membuat sesuatu. Ia mengangkat tangannya, dan garis-garis cahaya terbentuk, menjadi bentuk sederhana: sebuah lingkaran.
Tapi... bentuk itu langsung hancur.
"Hukum di sini... belum ada," gumam Shen Xi.
Hei Wun mencoba berjalan, tapi langkahnya membuat riak aneh. Setiap pijakan menimbulkan suara yang bukan suara, seperti gema dari sesuatu yang belum pernah didengar makhluk manapun.
Ling Yue menutup mata. Ia mencoba mendengar sesuatu.
Dan kemudian... ia mendengar.
Suara langkah kaki.
Satu.
Dua.
Tiga.
---
"Ada yang datang," bisik Ling Yue.
Lu San langsung waspada.
Tapi dari mana datangnya?
Tak ada atas, bawah, depan, atau belakang.
Lalu... dari ketiadaan itu, muncul sesuatu.
Siluet hitam, tak berbentuk. Seperti bayangan dari sesuatu yang belum pernah ada.
Namun mereka semua merasakan kehadirannya.
Kuat.
Sangat kuat.
"Siapa kau?" tanya Lu San.
Makhluk itu tidak menjawab.
Tapi tiba-tiba... suara mengalir dalam pikiran mereka.
"Aku adalah... Kehendak Tanpa Pemilik."
---
Makhluk itu menjelaskan, atau lebih tepatnya menyampaikan pemahaman.
Di dunia ini, di celah antara realitas, ada banyak kehendak yang tidak pernah diberi bentuk.
Mereka adalah sisa-sisa potensi yang tidak pernah digunakan Creator.
Sebuah kemungkinan yang ditinggalkan.
Dan makhluk ini... adalah kumpulan dari semua itu.
"Kau berbeda," kata makhluk itu pada Lu San.
"Kau membawa Narasi, tapi bebas dari Pena."
Lu San mengangguk.
"Kami ingin melangkah lebih jauh."
Makhluk itu diam sejenak.
Lalu ia berkata, "Maka, bentuklah duniamu sendiri."
---
Tiba-tiba, segalanya berubah.
Di depan mereka, sebuah ruang terbuka.
Kosong, tapi siap diisi.
"Bentuk?" gumam Shen Xi.
Ia mengangkat tangannya lagi.
Kali ini, ia tidak membuat bentuk dengan kekuatan, tapi dengan kehendak.
Dan perlahan... sebuah daratan muncul di bawah kaki mereka.
Langit mengikuti.
Lautan mengisi cakrawala.
---
Lu San menatap itu semua.
Ia tahu, ini belum sempurna.
Karena mereka hanya bisa menciptakan, bukan mengisi dengan makna.
"Makhluk hidup," kata Hei Wun.
Ia menggambar sosok manusia di tanah.
Tapi tubuh itu hanya diam.
Tidak bergerak.
Tidak hidup.
"Kita butuh... Kesadaran," kata Ling Yue pelan.
---
Tiba-tiba, makhluk hitam itu mendekat.
"Aku... bisa menjadi permulaan."
Ia melompat masuk ke dalam tubuh yang mereka buat.
Sekejap, tubuh itu bernapas.
Mata terbuka.
Kesadaran menyala.
Lu San terdiam.
Ia merasa... ada yang salah.
Bukan karena mereka menciptakan makhluk hidup.
Tapi karena makhluk itu membawa sesuatu dari kegelapan tadi.
---
"Apakah ini... aman?" tanya Shen Xi.
Lu San menggeleng.
"Tidak ada yang aman di sini. Tapi kita harus melangkah."
Dan begitu mereka menciptakan satu makhluk...
Segalanya mulai bergerak.
---
Bumi berdenyut.
Langit berputar.
Waktu... terbentuk.
Mereka telah memulai sebuah dunia baru.
Tanpa Pena.
Tanpa Creator.
Tapi itu juga berarti...
Mereka menjadi Pencipta sendiri.
---
Hei Wun duduk di atas batu, menatap cakrawala.
"Apa sekarang kita... menjadi mereka yang kita lawan?"
Lu San menatap tangannya.
Ia merasa... ada sesuatu yang tumbuh di dalam dirinya.
Bukan kekuatan.
Tapi... narasi baru.
"Mungkin," jawabnya pelan.
"Tapi kita akan menulisnya dengan cara kita sendiri."
---
Malam tiba di dunia baru mereka.
Bintang-bintang muncul.
Bukan karena hukum alam, tapi karena mereka memilih ada bintang di langit.
Shen Xi, Ling Yue, dan Hei Wun mulai membangun tempat tinggal pertama.
Mereka tahu, ini bukan sekadar petualangan.
Ini adalah awal dari dunia yang tidak punya batas.
Tapi di kejauhan...
Lu San merasa ada yang memperhatikan.
Sesuatu...
Atau seseorang...
Yang telah lama mengawasi dari Beyond Reality.
---
"Perjalanan ini... baru dimulai," gumam Lu San.
Ia tersenyum tipis.
Karena ia tahu, Creator pemberontak itu menunggu.
Dan di dunia tanpa aturan ini, segala sesuatu bisa menjadi musuh... atau sekutu.
---
Bersambungg ..
