dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang di lupakan oleh keluarganya, dini selalu tidak di anggap oleh seluruh keluarganya. namun dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia. dia selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya tapi balasan keluarganya hanya mengacuhkannya atou memarahinya.
namun, dia yang selalu berusaha untuk mendekati keluarganya, tapi hasilnya hanya dia di abaykan oleh keluarga nya. dan akhirnya dini menyerah, dia akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. dan menjauhi orang - orang yang tidak ingin berdekatan dengan nya. saat dini mulai menjauhi mereka, mereka baru tersadar dan menyesalinya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
fakta
Halooo semuanya......🖤
Selamat membaca....... 🖤
#masih di rumah keluarga Kusuma
"APA? Dia tidak mengenali kamu?" ucap nyonya Fitri
"iya mah aku menemuinya di mall, dan mengajaknya untuk pulang. Tapi dia tidak mau dan dia bilang namanya adalah dini Winoto adipatma" ucap Rian
"apa kamu yakin dia adalah dini adik kamu?" ucap tuan imam "aku yakin pah, dari tubuh, wajah, nama, suara jelas seperti dina kita, Aku yakin dia adalah dini pah mah" ucap Rian
“tapi namanya beda dan dia tidak mengenali kamu” ucap nyonya Fitri
“apa dia ingin pergi dari kita dan mengganti Identitasnya pah!” Ucap nyonya Fitri
“tidak mungkin mah kan dia ada di kartu keluarga kita, dia tidak bisa mengubah identitas dengan sembarangan dan tanpa persetujuan keluarga” ucap Rian, namun saat Rian berbicara seperti itu nyonya Fitri dan tuan imam hanya diam, membuat Rian heran “kenapa kalian hanya diam, benar kan apa yang aku katakan!” Ucap Rian
“Rian sebentar nya ada yang harus kamu ketahui, kalau dini tidak ada dalam kartu keluarga kita” ucap tuan imam sambil menundukkan kepalanya
“APA? Kenapa bisa seperti itu?” Ucap Rian dengan sedikit keras
“waktu itu kami hanya fokus kepada Caca saja, dan kita tak ada niatan mempunyai anak lagi, namun tuhan berkata lain dini lahir, kami sudah mencoba menggugurkannya tapi tidak bisa” ucap nyonya Fitri dengan gugup
“APA!! jadi selama ini yang kalian katakan kepada ku kalau dini itu adalah anak pembawa sial dan anak nakal bukan karena dirinya bersalah, namun kalian yang melakukan hal keji itu untuk membuat aku benci kepanya” ucap Rian dengan raut wajah emosi
“Rian dengan dulu alasan mamah, mamah awalnya hanya ingin memberi lebih perhatian kepada Caca mamah tidak ada niatan untuk membuat kamu benci kepada dini” ucap nyonya Fitri dengan raut bersalah
“ahh itu hanyalah alasan, Caca tidak separah itu, tapi kalian membuat dini menjadi seperti seseorang yang membuat Caca seperti ini, ingat Caca lahir sebelum dini jadi dini Taka ada sangkut paut dengan penyakit caca. akhhh apa yang aku lakukan, aku membenci dini terus menerus menyakitinya ini semua gara - gara kalian ahhhhh” ucap Rian sambil berteriak dan keluar membanting pintu sekencangnya. Tuan imam dan nyonya Fitri yang melihatnya merasa bersalah kepada anak - anaknya terutama kepada dini.
“Apa yang harus kita lakukan pah? Satu persatu anak kita membenci kita” ucap nyonya Fitri sambil bernangis
“papah pun merasa malu, dan tidak pantas menjadi orang tua. Kita harus cari dini dan meminta maaf kepada dini mah” ucap tuan imam
“kita harus mencari kemana pah? Apa dini akan memaafkan kita, saat dini bertemu dengan Rian saja dia tidak menganggap dan tidak ingin mengenalnya, apa lagi kita yang sangat kejam padanya pah” ucap nyonya Fitri dengan menangis, taun imam yang melihat istrinya menangis menenangkan dan memeluknya.
“Papah akan menyuruh seseorang untuk mencari dini mah tenang, kita akan membawanya kembali” ucap tuan imam. Mereka tidak sadar kalau ada seseorang yang mendengarkan mereka berbicara, dia adalah bi Imah.
“Baru sekarang kalian mencari dan menyesalinya, sudah terlambat, aku tak akan membiarkan kebahagiaan non dini yang sekarang dia dapatkan di ganggu” ucap bi Imah sambil mengepalkan tangan, bi Imah adalah orang yang berjasa bagi dini, mungkin kalau tidak ada bi Imah, dini mungkin sekarang sudah mati karna mereka abaikan dari bayi sampai besar, dan sekarang mereka ingin menghancurkan kebahagiaan yang dini dapatkan sekarang, itu tak akan terjadi.
bi Imah langsung pergi ke kamarnya dan menelpon seseorang
"halo Bu Nunung!" ucap bi imah, bi imah menelpon Bu Nunung untuk memberitahu kan apa yang dia dengar
"ada apa mbak Imah?" ucap Bu Nunung
"Bu keluarga Kusuma sekarang akan mencari non dini bagi mana ini?" ucap bi Imah
"lalu apa lagi yang mereka akan lakukan?" ucap Bu Nunung sedikit kaget dengan apa yang dia dengar
"mereka akan membawa non dini dan akan meminta maaf, saya jujur tidak yakin kalau mereka akan meminta maaf kepada non dini, jadi tong jaga non dini Bu, saya takut non dini akan di sakiti lagi oleh mereka, jujur saya sangat bahagia ketika melihat non dini hidup bahagia bersama Bu Nunung" ucap bi Imah dengan sepenuh hati, bi Imah merasa tidak terima kalau non dini datang kembali ke keluarga Kusuma untuk di perlakukan seperti dulu.
"baik saya akan membawa dini pergi, mungkin bi Imah tidak akan bertemu dini dalam waktu dekat, saya janji akan membahagiakan dini seperti anak kandung saya sendiri" ucap Bu Nunung
"tidak apa ini demi non dini" ucap bi Imah, saat bi Imah menelpon, tiba - tiba ada yang membuka pintu kamarnya dan ternyata itu adalah nyonya Fitri
"bi bibi sedang apa di kamar? Kenapa jm segini bibi sudah ada di kamar?" ucap nyonya Fitri, aneh melihat bi imah ada di kamar karena kebiasaan bi Imah saat waktunya kerja dia tidak akan masuk ke kamar atau diam di kamar.
"oh ini nyah ada keluarga telpon" ucap bi Imah langsung mematikan telpon nya
"ya Udah, kalau udah telpon sama keluarga tong buatin saya jus mangga ya!" ucap nyonya Fitri
"iya nyah" ucap bi Imah, nyonya Fitri pun keluar dari kamar Bu Imah
"untung saja tidak ketahuan" ucap bi Imah "maaf kan saya nyonya tuan, bukan saya ingin menjauhkan kalian dengan anak kandung kalian tapi apa kalian pernah menganggapnya sebagai anak kandung kalian, saya hanya berusaha membuat anak yang kalian abaikan bahagia, tolong menjauh lah untuk kebahagiaan anak yang kalian anggap aib itu" monolog Imah sambil berkacak - kaca, bi Imah pun keluar dari kamarnya dan membuat jus untuk nyonya Fitri.
Di rumah Bu Nunung, dini sedang menonton tv sendirian karena Bu Nunung masih ada di warteg karena baru jam 3 sore
"bosennya, ngapain ya?" monolog dini
"apa aku jalan - jalan di pantai belakang rumah? dari pada bosen di sini mending jalan jalan di pantai" monolog dini.
Dia pun keluar rumah dan berjalan - jalan di pantai, saat dini sedang asik bermain di pantai, dini melihat Ari laut begitu tenang dan dia iseng berjalan masuk ke laut dengan perlahan - lahan dia ingin merasakan kaki bawahnya terkena Ari laut, saat dia terus berjalan dia di tarik oleh seseorang dari belakang.
"apa yang Lo lakuin dini" Ucapnya sambil berteriak, dini yang melihat orang itu hanya diam
"kamu siapa?" ucap dini
"Lo jangan pura - pura deh" ucapnya
"Anah, lepasin sok kenal banget Lo!" ucap dini menghempaskan tangan laki - laki itu, dan berjalan pulang.
"Lo kenapa Din, Lo begitu sakit hati sama gue sampe Lo gak mau kenal gue lagi! Maafin gue din" ucap gio, laki - laki itu adalah gio cinta pertama dini.....