Bagaimana perasaan kalian jika orang yang kalian cintai, yang selalu kalian jaga malah berjodoh dengan orang lain?
Ini kisah tentang Jean Arsa Anggasta seorang calon CEO muda yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ia menjadi depresi dan memutuskan untuk tidak mau menikah namun karena budaya keluarganya apabila seorang anak laki-laki sudah berumur 25 tahun maka mereka harus segera menikah. Maka mau tidak mau ia harus menikahi Ashana Daryan Fazaira sepupunya. Seorang gadis yang juga telah dibohongi oleh kekasihnya yang telah berselingkuh dengan sahabatnya.
Lalu apa yang terjadi jika pernikahan tanpa cinta ini dilakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"kamu yakin mau tinggal di luar kota?" Tanya Shima memastikan.
"Iyah bu, ibu gak perlu khawatir. Aku bisa jaga diri kok"
Shima membantu Mila membawa koper.
"Nak gak usah pergi ya, ibu masih sanggup kok kerja untuk biayain kamu dan bayi kamu"
"Kalau disini aku kebayang terus Bu, aku makin gak bisa move on dari Raka nanti" ucap Mila dengan lirih.
"Ibu khawatir Mila, disana ga ada yang jagain kamu. Nanti kalau perut kamu sakit gimana? Udah lah gak usah pergi ya nak"
Disaat ibu dan anak ini tengah berdebat, seseorang memanggil mila dari kejauhan. Pria itu berlari dengan nafas yang terengah-engah dengan menyeret koper hitamnya, serta jas hitam yang tampak lusuh dan wajah yang dihiasi luka lebam.
"Raka???"
Jarak yang hanya tinggal beberapa langkah lagi, Raka sudah tidak kuat lagi untuk berlari. Ia memegang dadanya yang terasa sesak, keringat nya bercucuran di pelipisnya.
"Raka kok bisa ada disini Bu? Ngapain dia?" Tanya Mila.
Shima hanya diamm, Ia lalu mengajak Mila untuk menghampiri Raka.
"Kamu ngapain disini???" Tanya Mila.
Raka berjalan pelan kearah Mila dan memeluk wanita itu.
"Ini takdir Tuhan yang membawa aku ke kamu"
"Maksud kamu apa? Kamu harus nikah sama Shan sekarang"
Raka melepaskan pelukan nya.
"Kamu gak bisa lihat kah? Wajah ku bonyok begini"
Mila terkejut melihat sudut bibir Raka yang berdarah.
"Kamu kenapa? Kok kayak gini?" Mila khawatir.
"Ibu titip Mila ya" ucap Shima sambil menepuk bahu Raka.
"Iya Bu, hati-hati Bu pulang nya"
Shima hanya tersenyum dan pergi.
Mila masih tidak mengerti, Raka mengajaknya untuk duduk di kursi antrian
"Mila aku sadar, kalau aku mencintai kamu. Sangat amat mencintai kamu sampai aku takut kehilangan kamu"
"Kamu bodoh banget sih!!!"
"Iyah aku emang bodoh, karena terlambat menyadari nya"
"Terus gimana sama Shan? Gimana perasaannya kamu mikir gak sih?"
"Ga ada yang lebih penting selain kamu dan calon anak kita" ucap Raka.
Raka memegang kedua tangan Mila.
"Mila kamu mau kan menikah sama aku?"
Mila mengangguk cepat. Raka lalu memasangkan cincin yang baru ia beli dari toko perhiasan sebelum menuju bandara.
Raka memeluk dan mencium kening Mila.
"Makasih Raka"
"Aku yang makasih karena kamu mau nunggu aku" ucap Raka.
Mila memegang kedua pipi Raka, dan pria itu meringis kesakitan.
"Aww sakit, ini tuh habis di tonjok om Arya"
Mila hanya tertawa dan mengelus pipi Raka dengan pelan.
***
"Gue mohon Jean, kejar Raka untuk gue" Shan masih menangis.
"Shann udah... cukup Shan..." Ucap Jean.
"Apa yang udah?? Apa yang cukup? Lo gak bakal ngerti perasaan gue, Raka pergi gara-gara Lo. Dan sekarang dia gak akan nikahin gue" bentak Shan.
"Lebih baik tamu undangan disuruh pulang aja atau gimana mas?" Tanya Luna kepada Wira yang masih bisa di dengar oleh Jean.
Wira tampak sedang berfikir, melihat semuanya telah berantakan alangkah baiknya hak ini cepat diselesaikan dengan cara dibubarkan.
Disaat Wira hendak bicara, Shan kembali membentak Jean.
"Semua ini gara-gara Lo... Raka pergi gara-gara Lo" bentak Shan kepada Jean.
"Kenapa Lo nyalahin Jean atas pengkhianatan yang dilakukan Raka terhadap lo?" Bentak Raniya tak mau kalah.
"Gue gak percaya, Lo pembohong. Semuanya pembohong" teriak Shan.
"Lo harus tanggung jawab" bentak Shan.
"Apa yang harus gue lakuin?? Raka hamilin sahabat Lo dan gue harus tanggung jawab atas perbuatan Raka. Gitu maksud Lo?" Bentak Jean tak mau kalah.
"Semuanya jangan pulang dulu" ucap Jean.
"Kenapa?? Semuanya udah berakhir? Apa yang mau Lo lakuin?" Tanya Shan dengan lirih.
"Lo minta pertanggungjawaban gue kan? Oke gue bakal tanggung jawab" ucap Jean.
Pria itu melepas cincin pertunangan nya dengan Raniya dan menjatuhkan cincin itu kebawah di hadapan semua para tamu dan keluarganya.
"Jean?? Kamu ngapain?? Kenapa cincinnya di lepas?" Tanya Raniya, ia memungut cincin yang ada di bawah kakinya.
"Maaf gue gak bisa melanjutkan hubungan ini dengan Lo ran"
Jean memegang tangan Shan dan menuntunnya untuk berjalan ke meja melaksanakan ijab qabul.
"Gue yang akan nikahin Lo Shan"
Shan terbelalak kaget, terlebih lagi ketika Jean semakin kuat menggenggam tangannya.
Raniya sangat kesal ia tidak rela mendengar pernyataan Jean dan mencegah Jean untuk menikah dengan shan. Ia menarik lengan Shan yang di pegang oleh Jean.
"Gak bisa.. lepasin tangan Jean, Lo gak boleh nikah sama Jean. Gue ini tunangannya, gue calon istri jean"
Shan melihat wajah datar Jean yang sedang menatapnya.
Raniya memukul tangan Shan, namun Jean mencengkeram bahu Raniya dengan kuat tanpa melihat kearah gadis itu sedikitpun.
"Mulai sekarang Shan calon istri gue"
"Gak bisa, aku calon istri kamu Jean. Aku... Aku yang mencintai kamu"
"Kamu gak boleh nikah sama Shan, kamu harus nikah sama aku. Aku cinta sama kamu"
Ruri tak mau kalah ia pun turun tangan dan bersiap untuk menampar Shan namun Jean menangkis nya.
"Tante punya hak apa nyakitin calon istri aku?"
"Dia ini perempuan gak bener" ucap Ruri.
"Anak Tante yang gak bener" ucap Jean tak mau kalah.
"Apa maksud kamu Jean?? Perempuan ini sengaja buat drama kayak gini supaya kamu nikahin dia" ucap Ruri.
"Ini semua drama kamu kan?? Iyah kan???" Bentak Ruri.
"Shan Lo licik banget, ini cara main Lo? Ngerebut calon suami gue??" Raniya merasa kepanasan ia bersiap ingin menjambak rambut Shan. Jean menghalangi mereka untuk menyakiti Shan.
"Cukupp!!!" Bentak Wira.
Ruri dan raniya berhenti membuat keributan, Zarina tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya diam disamping Hanin.
Wira kembali duduk di tempatnya dan mengulurkan tangannya.
"Om Wira setuju mereka nikah?" Tanya Raniya tak percaya.
Jean kembali menarik Shan untuk mengikutinya duduk dihadapan ayahnya.
Jean menjabat tangan ayahnya.
"Ini gak bener Jean" ucap Sanara.
"Ini bener Tante" ucap Jean.
Raniya mengacak-acak rambutnya dan pergi keluar rumah dan di ikuti oleh Ruri ibunya.
Luna yang ikut kepanasan memilih pergi keluar rumah, karena ia tidak mungkin membuat keributan di tempat itu atau semua orang akan mencurigainya.
Amira kembali memasangkan tudung diatas kepala mereka. Shan masih tidak memalingkan wajahnya dari Jean.
Bahkan ketika Jean menjawab ijab Qabul, Shan masih terus menatapnya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
Jean memegang tangan Shan dan memakaikan cincin di jari manisnya begitu pun sebaliknya.
"Om minta maaf Jean" ucap Arya.
"Gak masalah om"
"Jean sekarang panggil nya jangan om tapi papa" ucap Amira.
Jean hanya tersenyum kecil dan Shan? Gadis itu memilih bungkam.
"Ayo cium kening Shan" suruh Hanin.
Shan hanya menutup matanya saat wajah Jean mendekat kearahnya. Namun Jean hanya mengusap lembut puncak kepalanya.
Akhirnya Jean dan Shan telah resmi menjadi suami istri yang sah di mata agama maupun negara. Semua orang turut bahagia melihat pernikahan mereka dan mengucapkan selamat.
Sena juga ikut bahagia karena kakak nya tidak jadi menikah dengan Raniya.
Namun apakah ini akhir dari cerita mereka? Tentu aja belum.
Mereka akan melewati malam pertama yang tentunya akan Di penuhi dengan diskusi kecil-kecilan.
Endingnya kayak terlalu maksa sih Thor, harus nya buat Ampe ratusan episode Thor... sayang banget Thor 😭 bakal kangen Ama jean and Shan huhuhu /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/