Devanya Putri Erlangga adalah putri dari pengusaha kaya yang bernama Danu Erlangga. Saat ini dia masih kuliah semester lima dan dia sangat populer di Kampusnya karena kepintaran dan kecantikannya. Namun dia tidak mengetahui jika dirinya adalah anak dari istri kedua Danu Erlangga.Orangtuanya merahasiakan itu darinya.Hingga ibunya meninggal dan papanya pun kembali tinggal dengan istri pertamanya di Kota lain.Karena merasa papanya sudah tidak sayang lagi, Devanya pun berubah drastis.Dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya, hari-hari di laluinya dengan bersenang-senang dengan pacar dan juga sahabatnya.Setiap malam mereka selalu pergi ke Club dan menghabiskan waktu di sana.Sehingga papanya pun tidak tau lagi bagaimana cara mendidik anak gadisnya tersebut, hingga akhirnya diapun di jodohkan dengan anak pembantunya yang seorang polisi. Penasaran?? baca yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kena Razia
Cukup lama Anya, Niko dan kawan-kawannya berada di Mall itu. Ya begitulah mereka, jika sudah ngumpul suka lupa waktu. Kini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya Rendi akan segera ke Clubnya karena sudah di tunggu oleh para pelanggannya.
"Yuk kita langsung ke Club.." ajak Rendi.
"Kan gua udah bilang, gua nggak bisa. Malam ini gua mau tidur cepat, takut kesiangan gua.." sahut Niko.
"Yaahh Niko, nggak asyik lu. Bentar aja Nik, sampai jam 12.." sahut Vano seolah memaksa.
"Ya udah, cuma sampai jam 12 ya.."
"Nah..., gitu dong.." ucap Rendi dan Vano secara serentak.
Mereka langsung menuju Clubnya Rendi yang tidak jauh dari Mall itu. Hanya menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya mereka sampai juga. Di dalam Club itu para pengunjung sudah mulai berdatangan, karena masih jam 9 malam, maka hanya terdengar music live dari penyanyi yang biasa tampil di Club itu.
Anya dan Niko langsung menuju tempat duduk yang biasa mereka tempati. Di ikuti oleh Adel, Meysa dan Vano. Sementara Rendi sedang sibuk mengecek para pelayannya sebelum nanti dia tampil untuk nge DJ. Seperti biasa Anya memesan minuman non alkohol dan juga beberapa cemilan. Walaupun Anya suka pergi ke Club, tapi tak sekalipun dia mencoba untuk minum minuman beralkohol. Karena Niko tidak pernah mengizinkannya untuk menyentuh minuman itu. Bahkan Niko pun tidak mengizinkan Anya untuk memakai pakaian terbuka saat berada di Club, karena Niko tak ingin ada laki-laki lain yang ikut menikmati lekuk tubuh pacarnya itu.
Lain halnya dengan Adel dan Meysa, mereka tidak segan-segan untuk memakai pakaian seksi yang memperlihatkan belahan dadanya, serta celana jeans sepaha. Karena Meysa dan Adel selalu membawa baju ganti di mobilnya.
Malam semakin larut, kini alunan music Dj sudah menggema di Club itu. Meysa, Adel dan Vano sudah mulai joged-joged meliukkan tubuhnya seiring irama DJ, dan juga berteriak karna keasyikan. Sementara Anya hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. Tiba-tiba Anya melihat ponselnya yang terletak di meja menyala, Anya melihat nama pemanggil di hp itu, ternyata papinya yang menelpon.
"Ngapain sih papi nelpon malam-malam gini? nggak penting amat..! "gumam Anya
Anya mengabaikan panggilan dari papinya itu.
"Siapa sayang??" tanya Niko sambil menaikkan alisnya keatas.
"Papi.." jawab Anya singkat.
"Kok nggak di angkat, mana tau penting.."
"Malas ahh.., palingan juga di omelin..."
Niko hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu hubungan Anya dan papinya tidak lagi membaik.
"Sayang, kita pulang yuk, udah jam 12 nih.." ajak Niko sambil melihat jam di pergelagan tangannya.
"Tapi aku nggak mau pulang ke rumah, papi pasti udah nungguin aku di rumah. Aku nggak mau ketemu papi.." Anya yakin jika papinya pasti pulang dan dia marah karena tidak menemukan dirinya di rumah.
"Terus gimana??"
"Aku nginap di apartement Meysa aja. Aku panggil Meysa dulu ya.."
Anya menghampiri Meysa yang sedang asyik berjoged dan menarik tangan Meysa menuju tempat duduk..
"Apaan sih Nyak?? lagi seru nih.." kesal Meysa.
"Pulang yuk, gua mo nginap di Apart lo nih.." ucap Anya dengan suara keras. Anya tampak memohon.
"Nanggung Nyak, gua masih mau joged nih lagi seru.." ucap Meysa sambil berlalu meninggalkan Anya.
"Iiihh nyebelin banget sih Meysa..."
Akhirnya Anya tak punya pilihan lain selain pulang ke rumahnya. Karena Anya tau Meysa dan Adel tak kan mudah berhenti, mereka bahkan kuat sampai pagi berada di tempat itu. Tak jarang Meysa juga menginap di Club itu bersama Rendi pacarnya. Meysa menjalani kehidupan yang bebas, karena dia hanya tinggal sendiri di Jakarta, sedangkan orang tuanya menetap di London. Begitupun dengan Adel, Adel juga tinggal sendiri di rumah Kostannya, sedangkan orangtuanya tinggal di Semarang.
Niko melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena dia ingin cepat-cepat sampai. Namun di dalam perjalanan, Niko melihat beberapa mobil berhenti ternyata ada polisi yang sedang razia.
"Kenapa tu yang??" tanya Anya.
"Biasa Nyak, ada razia.."
Tak lama kemudian, seorang polisi mengetuk jendela mobil Niko. Dan Niko pun segera menurunkan kaca jendelanya.
"Selamat malam mas, mbak.. Kami lagi mengadakan razia peredaran Narkoba bisa mbak dan mas keluar sebentar, karena kami akan memeriksa mobil mas.." ucap polisi itu.
Seketika Anya langsung melihat ke arah polisi itu, hanya sekilas dan Anya pun tidak melihat wajahnya dengan jelas. Tapi berbeda dengan polisi itu yang ternyata adalah Adit, dia sangat mengenal jelas wajah Anya walau hanya samar-samar karena hanya di terangi lampu jalanan.
'Dasar cewek nakal, jam segini dia baru pulang pacaran"
"Ma'af pak, tapi kami tidak membawa narkoba dan kami juga sedang buru-buru.." ucap Niko.
"Ini sudah prosedur mas, jadi kami mohon kerja samanya.." ucap polisi itu lagi.
'Ngeselin banget sih polisinya, gua udah kesel jadi tambah kesel. Mana dingin banget lagi' gerutu Anya dalam hati.
Niko yang melihat Anya kedinginan langsung memeluk kekasihnya itu. Sementara Adit lagi memeriksa mobil milik Niko, lalu dia melihat ke kaca spion.
"Ehh malah peluk-pelukan.. "gumam Adit
Tak lama kemudian Adit pun keluar dari mobil itu..
"Anda sudah bisa melanjutkan perjalanan kembali, terima kasih atas kerja samanya.." ucap Adit.
"Tuhkan pak, udah di bilangin kita nggak bawa narkoba malah nggak percaya.." ucap Anya sambil membanting pintu mobil sekencangnya.
Setelah itu Niko kembali melanjutkan perjalanannya. Dan tak lama kemudian sampailah di depan rumah Anya. Ternyata benar dugaan Anya kalau papinya pulang, karena mobil papinya sudah terparkir di depan rumahnya itu.
"Kenapa sayang, kok malah bengong, ayo masuk.." ucap Niko sambil menggandeng Anya.
"Kamu pulang aja, aku nggak apa-apa kok.." ucap Anya sambil melepas tangan Niko.
"Beneran nggak papa..?" Niko meyakinkan. Walau bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Anya mengangguk.
"Ya udah kalau gitu aku pulang ya... Good night.." ucap Niko sambil mengecup kening Anya.
"Makasih sayang.." ujar Anya.
Setelah kepergian Niko, Anya langsung masuk ke dalam rumahnya. Ketika pintu terbuka, Anya terkejut melihat papinya yang sudah berkacak pinggang di depannya dengan wajah sangarnya.
"Dari mana aja kamu??"
Anya hanya diam.
"Mau jadi apa kamu? tiap malam keluyuran nggak jelas. Papi kecewa punya anak kayak kamu.. !!"
Seketika Anya langsung mendongakan wajahnya.
"Apa?? papi kecewa sama aku?? papi pikir aku nggak kecewa sama papi?? aku benci sama papi.. !! "teriak Anya
Plaaaaaaakkk ... satu tamparan mendarat di pipi kanan Anya.
"Tampar pi, tampar... Papi emang udah nggak sayang lagi sama Anya. Papi hanya sayang sama istri baru papi, wanita murah*n yang sudah merebut papi dari mami.." ucap Anya sambil memegang pipinya.
Plaaaaaaakkkk... satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Anya.
"Jaga mulut kamu Anya, papi tidak pernah mengajari kamu kurang ajar. Dia itu mama kamu.." bentak papi Danu.
"Aku nggak punya mama pi, mami aku udah meninggal..!!"
"Jika kamu tidak mau nuruti kata papi, papi tidak segan-segan mengusir kamu dari rumah ini.."
"Usir aja pi, kapan perlu bunuh aja aku pi. Aku juga udah bosan hidup, aku pengen nyusul mami supaya papi senang..!!" ucap Anya sambil berlalu meninggalkan papinya.
Sepeninggalnya Anya, papi Danu terduduk di kursi sambil memijit pelipisnya.
"Apa aku terlalu kasar sama Anya??
papi sayang sama kamu Nyak, papi hanya ingin Anya menjadi orang yang baik. Papi rindu Anak gadis papi yang manja, yang nurut sama papi.. Ma'afkan papi.." ucap papi Danu sambil menangis..
****
jangan lupa like dan komennya ya..
SI AUDREY NYA KMANA...???