"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - TGSP
"Sayang, laper.." Rengek Syera saat kedua nya baru saja selesai bermain yang entah ronde ke berapa di kamar mandi.
"Yaudah, pakai baju nya terus kita check out."
"Tapi baju aku kan robek, yang. Semalem di tarik sama si Martin." Lirih Syera, sambil memilin ujung bathrobe yang dia kenakan.
"Kalo gitu, gak usah pake baju aja."
"Isshhh, sayang!"
"Bercanda, sayang ku. Tubuh kamu hanya boleh di lihat sama aku, cuma aku." Ucap Juan sambil menjawil manja hidung mancung Syera.
"Sakit.."
"Maaf ya, ini baju kamu."
"Lho, kamu kapan beli nya?" Tanya Syera sambil menerima paperbag dari tangan Juan.
"Tadi, sebelum kamu bangun."
"Uang nya?" Tanya Syera.
"Dari aku, gapapa. Lagian, itu cuma dress murah."
"Hmmm, gapapa kok, sayang. Makasih ya." Juan menganggukan kepala, Syera pun kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berpakaian. Juan terlalu pengertian, dia bahkan membelikan pakaian untuk gadis nya, lengkap dengan dalaaman nya. Ya meskipun harga nya beda jauh dengan yang biasa nya Syera pakai.
"Nyaman di pakai gak, yang? Kalo gak nyaman, nanti kita mampir ke toko beli yang baru. Tadi, aku beli nya gak nanya kamu dulu." Ucap Juan pada Syera, sesaat setelah gadis itu keluar dari kamar mandi.
"Nyaman kok, yang. Makasih ya."
"Iya, sama-sama. Maaf ya aku cuma beliin kamu baju murah kek gini." Ucap Juan lirih.
"Gapapa kok, sayang. Ternyata ini nyaman juga ya, kain nya dingin. Model nya juga aku suka, terimakasih sayang." Juan hanya tersenyum kecil, Syera bahkan tidak kesal sama sekali saat dia mengatakan kalau pakaian yang dia beli untuknya hanya pakaian murah.
"Yuk, kita keluar." Ajak Syera sambil menggelayut manja di lengan sang pria, Juan mengacak rambut Syera dengan lembut, lalu kedua nya pun pergi dari kamar hotel.
"Gimana jalan kamu, udah gapapa?" Tanya Juan berbisik, karena dia takut ada yang mendengar nya.
"Agak gimana gitu, inti nya sih kurang nyaman tapi gapapa kok. Ini gak sesakit tadi pagi." Jawab Syera, dengan berbisik juga.
"Maaf ya? Aku terlalu menikmati nya, hingga meminta nya berulang kali."
"Tak apa, sayang. Aku juga menikmati nya." Jawab Syera sambil terkekeh.
"Gimana menurut kamu?"
"Apa nya?"
"Permainan nya, sayang."
"Hmmm, tidak terlalu hebat tapi cukup membuat aku puas, sayang."
"Ya, wajar aja sih. Kan aku belum pengalaman, ini pertama kali nya juga aku melakukan nya." Jawab Juan sambil tersenyum.
"Beda nya, kamu gak sakit, aku mah sakit pas pertama kali itu, yang."
"Hehe, maafin ya?"
"Isshhh, iya gapapa sayangku." Jawab Syera, membuat Juan terkekeh karena nada suara Syera sangat menggemaskan.
"Kenapa ketawa?" Tanya Syera.
"Suara kamu gemesin, bikin aku pengen lagi." Jawab Juan membuat Syera mendelik sebal.
"Isshh, gak puas apa? Semalam udah, barusan juga udah beberapa kali."
"Hehe, soalnya enak yang." Juan cengengesan, membuat Syera menggelengkan kepala nya.
"Kamu enak, aku sakit." Ketus Syera.
"Terus, kamu kalo gak enak ngapain mendesaah, sayang?"
"I-itu kan.."
"Apa hayo?" Tanya Juan sambil memainkan alis nya genit.
"Kamu jangan bikin aku malu dong."
"Lho, aku cuma nanya sayang."
"Iya iya, enak tapi kalo kelamaan juga sakit." Jawab Syera, membuat Juan puas dengan jawaban gadis nya. Kedua nya berjalan sambil bergandengan tangan mesra, seperti layaknya pasangan kekasih.
Juan menyerahkan kunci kamar pada resepsionis, lalu pergi bersama Syera dengan langkah perlahan. Kedua nya sesekali saling melempar senyuman kecil, sambil berjalan keluar dari arah hotel.
Ya, acara semalam di laksanakan di hotel. Jadi, Juan tidak perlu mencari hotel kemana-mana, karena acara prom night nya memang di adakan di hotel.
"Mau makan apa, yang?" Tanya Juan setelah kedua nya berada di dalam mobil.
"Makan apa ya? Aku pengen makan yang pedes berkuah, seger deh."
"Bakso?" Tanya Juan, hanya makanan itu yang terlintas dalam otak nya saat Syera mengatakan yang pedas berkuah.
"Atau soto?"
"Enggak mau, aku gak suka soto, sayang." Jawab Syera.
"Terus, apa?" Tanya Juan, jujur saja dia tak tau harus menyarankan gadis nya untuk makan apa.
"Kamu, kalo lagi pengen yang berkuah, biasa nya makan apa?"
"Mie instan." Jawab Juan sambil terkekeh.
"Hmm, gak sehat banget deh Ayy."
"Ya terus, ayang mau nya makan apa?" Tanya Juan sekali lagi, gadis itu nampak berfikir sejenak, memikirkan apa yang ingin dia makan.
"Bakso aja deh, kamu punya rekomendasi bakso yang enak gak?"
"Ada sih, menurut aku enak. Gak tau menurut kamu gimana."
"Yuk kesana?" Ajak Syera, Juan menganggukan kepala nya. Dia pun mengemudikan mobil nya menuju ke kedai bakso yang biasa nya dia datangi saat masih SMA dulu.
"Ini tempat nya, yang?"
"Iya, ini langganan aku pas masih SMA dulu." Jawab Juan sambil tersenyum.
"Pasti kamu kesini nya sama mantan kamu itu ya?"
"Iya sih, tapi kan itu dulu. Sekarang aku gak tau dimana dia, lagian udah putus juga kan. Kamu cemburu?"
"Enggak kok, aku cuman nebak. Ayoo ihh, aku lapar banget." Ajak Syera sambil mengayunkan lengan Juan. Pemuda itu terkekeh, lalu kedua nya pun masuk ke dalam kedai bakso nya.
"Kamu mau bakso apa?" Tanya Juan sambil menunjuk menu nya. Syera terlihat kebingungan, dia tak pernah makan-makanan di pinggir jalan seperti ini.
"Samain aja deh."
"Hmmm, okey deh." Jawab Juan, pemuda itu pun memesankan bakso nya. Sedangkan Syera, dia memainkan ponsel nya sambil menunggu makanan pesanan nya datang.
"Bang, bakso komplit nya dua ya."
"Di tunggu sebentar ya." Juan mengangguk, Abang penjual bakso itu pun langsung membuatkan pesanan nya.
"Sayang.."
"Iya, kenapa yang?" Tanya Juan.
"Lihat ini.." Syera memperlihatkan sebuah foto di akun media sosial nya, banyak juga yang menandai akun miliknya di postingan milik Martin.
"Ini kan Martin?"
"Iya, sayang." Jawab Syera lirih.
"Dia menikahi selingkuhan nya, yang?"
"Pacar, yang selingkuhan nya itu aku, sayang." Jawab Syera sambil tertawa hambar.
"H-ahh? Jadi, dia selingkuh sama kamu gitu?"
"Iya, dia cuma butuh uang aku doang. Kan, kamu tahu sendiri."
"Hmmm, gapapa ya. Semoga kamu dapat yang lebih bisa sayang sama kamu."
"Aku udah dapet kok." Jawab Syera sambil tersenyum manis.
"Siapa? Serius? Aku gimana nanti? Duhh, mana aku udah jebol gawang kamu lagi, gimana dong?"
"Ya gak gimana-gimana, orang nya kamu." Jawab gadis itu lagi, membuat Juan menatap wajah cantik gadis itu dengan tatapan dalam.
"A-aku?"
"Iya, kamu."
"Kamu serius?" Tanya Juan.
"Memang nya aku kelihatan bercanda gitu?"
"Enggak sih, hehe."
"Yaudah, berarti aku serius, sayang." Jawab Syera, Juan menatap setengah tak percaya dengan perkataan gadis di samping nya.
"Kamu yakin milih sama aku, yang? Aku miskin."
"Gapapa, aku nerima kamu apa adanya. Asal, kamu nya tulus aja sama aku. Itu sudah lebih dari cukup." Jawab Syera.
Permintaan Syera cukup sederhana, tapi tak semua pria bisa melakukan nya. Tulus, tapi bukan yang penyanyi.
"Terimakasih, aku bakalan buktiin kalau aku memang serius sama kamu, yang."
"Iya, aku tunggu bukti nya." Jawab Syera. Setelah obrolan yang cukup serius itu di rasa selesai, Juan dan Syera pun memilih memakan bakso yang masih mengepul di dalam mangkuk itu.
"Enak?"
"Hmmm, enak banget. Tapi kurang pedes."
"Gak boleh makan pedes banyak-banyak, tadi udah tiga sendok. Gak boleh tambah lagi, nanti sakit perut." Tegas Juan, membuat nyali Syera menciut seketika. Apalagi saat melihat tatapan Juan yang menajam.
"Satu lagi aja."
"Enggak boleh, mulai sekarang kamu gak boleh makan pedes banyak-banyak."
"Yaudah deh, dari pada kamu marah." Jawab Syera pasrah, dia mendingan gak makan pedas dari pada Juan marah. Karena, dia takut wajah Juan saat marah. Apalagi dengan tatapan mata nya yang setajam silet, membuat nya merasa tertindas.
"Mau nambah?"
"Sambel nya?" Tanya Syera dengan mata berbinar.
"Bakso nya, sayang."
"Ohh, aku kira cabe nya."
"Hmmm, gak boleh ya sayang. Nurut dong, biar makin cantik."
"Iya iya, aku kenyang kok."
"Yaudah, aku bayar dulu lalu kita pulang ya." Ajak Juan, Syera menurut saja dengan menganggukan kepala nya.
"Nah, kan kalo nurut gini cantik nya bertambah berkali-kali lipat." Ucap Juan, sambil mengacak rambut Syera.
Membuat pasangan lain terlihat iri melihat ke arah Juan, sudah mah tampan, lembut, perhatian, sikap nya juga romantis. Yang di acak rambut nya Syera, yang berantakan malah hati.
.......
🌻🌻🌻🌻