Pembalasan Putri Yang Diusir

Pagi hari Vely terbangun keluar kamar mencari keberadaan Dika tapi ternyata Dika belum kembali ke apartemen dari semalam.

"Ternyata dia belum pulang juga. Miris sekali nasib ku ini." ucap Vely lirih.

Vely kembali masuk ke kamar dan membersihkan diri. Semalam dia tertidur setelah melampiaskan kekesalannya dengan membuat kamar Dika berantakan.

Setelah membersihkannya diri Vely merapikan kamar yang sudah seperti kapal pecah. Sebenarnya dia malas untuk membersihkannya tapi di apartemen Dika tidak ada asisten rumah tangga yang bisa dia minta untuk membersihkan kamar ini.

Sedangkan Dika saat ini berada di sebuah kamar bernuansa putih dengan keadaan masih tertidur.

"Dika bangun, pulanglah ke apartemen mu ini sudah siang." seorang pria membangunkan Dika.

Dika yang merasa diganggu tidurnya pun bangun. Dia menoleh ke arah pria yang membangunkannya lalu kembali tidur lagi.

"Dik bangun."

"Aku tidak ingin pulang ke apartemen ku Nino. Aku malas bertemu wanita licik itu." ucap Dila dengan mataasih terpejam.

"Selesaikan masalah kalian baik-baik dulu Dik. Kamu semalam sudah menyusahkan aku dan sekarang mau numpang tidur juga di apartemen ku." Nino terlihat kesal kepada temannya satu ini.

Ya semalam Dika mengendarai mobil dengan kencang pergi ke apartemen Nino teman dekatnya. Sebelum itu Dika membeli minuman terlebih dahulu.

Nino yang sedang tidur terbangun mendengar suara bel yang dipencet secara terus menerus. Nino kesal karena ada tamu yang mengganggu waktu istirahatnya yang baru pulang dari luar kota. Dia langsung membuka pintu dan ingin memaki tamu yang tidak sopan itu tapi tidak jadi karena tamu tidak sopan itu langsung menerobos masuk kedalam apartemen miliknya.

"Hei ada apa dengan mu? Bukankah seharusnya sekarang kamu sedang menikmati malam pertama dengan istrimu?" Nino menutup pintu dan langsung menghampiri tamu tidak sopan itu yang tak lain adalah Dika.

"Tidak ada malam pertama. Aku ingin menumpang di apartemen mu malam ini." jawab Dika ketus.

"Kenapa? Bukankah semalam kamu sangat senang saat menelpon ku. Kamu berkata tidak sabar menantikan malam pertama mu dengan Vely." kata Nino dengan heran.

Dika membuka minuman yang dia beli dan langsung meneguknya. Penampilannya terlihat sangat berantakan.

"Kau tahu Nino, ternyata Vely tidak sebaik yang aku kira. Dia itu rubah licik yang pura-pura menjadi kelinci imut yang. Aku sangat kecewa dan marah kepadanya." ucap Dika dengan sesekali meneguk minuman yang dibelinya.

"Apa maksud ucapanmu Dik? Aku sama sekali tidak paham." Nino terlihat semakin bingung dengan ucapan Dika.

Dika menceritakan semua yang terjadi saat pesta pernikahan dia dan Vely berlangsung. Mulai dari kedatangan Cila disusul kedatangan suaminya dan kebohongan-kebohongan Vely serta kelakuan Dika yang suka bermain wanita terbongkar di pesta pernikahannya. Bahkan rahasia keluarga Andara juga terbongkar. Dika menceritakan dalam keadaan mabuk dan marah-marah tidak jelas. Dia mengutuk kebodohannya sendiri yang mudah tergoda oleh Vely dan berpaling dari Cila. Sumpah serapan juga diucapkan oleh Dika untuk Vely yang tega bermain di belakangnya dan berniat tidak baik kepada Dika.

Nino terkejut mendengar cerita Dika karena Nino memang tidak datang ke pesta pernikahan Dika siang tadi karena ada pekerjaan penting di luar kota.

Dika sudah mabuk berat dan berbicara sudah tidak jelas mulai mengamuk. Nino merasa kesal jika melihat Dika sudah mabuk berat seperti sekarang.

"Kau selalu menyusahkan aku jika sudah seperti ini." kata Nino kesal.

Nino menyeret tubuh Dika untuk dibawa ke kamar tamu yang hanya terdapat tempat tidur saja supaya Dika tidak bisa mengamuk dan merusak barang di apartemennya.