Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Langit Menyambut, Musuh Mengintai
Udara pagi di dalam Paviliun Dalam dipenuhi percikan-percikan listrik. Qin Tian berdiri di tengah gua batu, tubuhnya basah oleh keringat, namun matanya tajam seperti elang. Di sekelilingnya, tanah retak oleh kilatan naga petir kecil yang terus berputar mengitari tubuhnya.
Ia telah menguasai bentuk dasar Petir Naga Merasuk Jiwa, mampu berpindah tempat secepat bayangan dengan Langkah Petir Bayangan, dan kini detak jantungnya menyatu dengan irama langit melalui Jantung Langit Menggema. Ketiga teknik itu mengubah tubuh dan jiwanya dari dalam.
Namun, latihan intensif itu tidak tanpa risiko. Di hari keempat belas, tubuhnya sempat kejang hebat hingga pingsan selama enam jam. Jika bukan karena energi pemulihan dari kolam spiritual di bawah Paviliun Dalam, jiwanya bisa saja hancur.
Roh penjaga muncul, kali ini dengan ekspresi serius. “Qin Tian, pelatihanmu belum selesai, tapi waktumu habis.”
Qin Tian mengernyit. “Maksudmu?”
“Ada aura asing… kekuatan kegelapan telah menyusup ke dalam sekte ini. Aku merasakannya sejak kemarin. Sebuah tanda bahwa musuh lama telah bangkit.”
Roh itu menunjuk ke arah lukisan besar di dinding. Kini, lukisan itu memperlihatkan bayangan hitam yang muncul di belakang pewaris Petir Asal.
“Dulu, kekuatan Petir Asal adalah musuh alami dari Bayangan Kekosongan, sebuah sekte gelap yang menghancurkan tujuh sekte langit ratusan tahun lalu. Dan aku merasakan kekuatan yang sama di pegunungan barat... dekat perbatasan Sekte Langit Abadi.”
Qin Tian mengepalkan tinjunya. “Kau ingin aku menyelidikinya?”
“Tidak hanya menyelidiki,” jawab sang roh, “kau harus melindungi warisan ini. Jika mereka tahu pewaris baru telah muncul, mereka akan datang… dan tidak akan berhenti sebelum menghapusmu dari dunia.”
Qin Tian mengangguk perlahan. “Kalau begitu, aku harus keluar dari Paviliun Dalam.”
Sang roh melambaikan tangan. Di depan Qin Tian, sebuah jubah hitam dengan sulaman petir ungu dan gulungan bambu perak muncul.
“Jubah ini menahan serangan energi kegelapan tingkat awal. Gulungan ini adalah teknik pelengkap yang pernah dikembangkan oleh pendiri Petir Asal: Sembilan Petir Penolak Bayangan. Tapi, hanya bisa digunakan saat kau dalam kondisi fokus penuh. Jangan gegabah.”
Qin Tian mengenakan jubah itu, lalu menyimpan gulungan ke dalam cincin penyimpanan di jarinya. Ia menatap sekali lagi ke dalam kolam spiritual, lalu berbalik.
Namun sebelum ia melangkah keluar dari Paviliun Dalam, sang roh berkata dengan suara berat:
“Qin Tian… ingat ini: menjadi pewaris bukanlah kehormatan semata. Itu adalah beban. Tapi hanya mereka yang memikul beban langit… yang bisa mengguncang dunia.”
Dengan langkah mantap, Qin Tian meninggalkan gua itu.
---
Di luar Paviliun Dalam, langit masih mendung. Cahaya matahari hanya menembus samar-samar di antara awan. Ketika ia melangkah keluar, seorang lelaki berjubah ungu telah menunggunya. Itu adalah Penatua Li.
“Kau lebih cepat dari dugaanku,” ucap Penatua Li, tersenyum. “Aura tubuhmu sudah berubah. Kau bukan lagi murid biasa.”
“Aku sudah siap,” jawab Qin Tian.
Penatua Li menatap ke arah barat. “Kami menangkap jejak energi gelap di Lembah Kabut Hitam. Tapi tidak bisa sembarangan mengirim murid biasa ke sana. Kau satu-satunya harapan.”
Qin Tian mengangguk. “Beri aku waktu tiga hari untuk memulihkan diri. Setelah itu, aku akan berangkat.”
Penatua Li menepuk pundaknya. “Kau tidak sendirian. Aku akan mengirim salah satu murid inti bersamamu. Namanya Lu Yan. Dia spesialis formasi dan jebakan. Kau akan membutuhkannya.”
Malam itu, Qin Tian duduk bersila di kamarnya. Angin malam bertiup lembut dari jendela. Di tangannya, gulungan bambu perak bersinar redup. Di luar, petir menggema di balik awan.
Dia tahu, ini hanyalah awal dari badai besar yang akan datang.