Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27 GIOK DI DALAM GIOK
Orang-orang juga tampak kagum dengan hasil dari kontestan yang pertama ini. Giok imperial green adalah salah satu giok yang cukup berharga.
"Aku tawar 30 milyar," teriak salah seorang di sana.
"Aku berani keluar 40 milyar," teriak orang yang lain.
Orang-orang juga mulai melakukan penawaran harga terhadap giok milik kontestan pertama.
Sementara itu, Hadi yang sebelumnya yakin bisa menang dengan batu pilihannya, kini juga mulai merasa ragu. Giok yang di hasilkan oleh kontestan pertama ini membuat hatinya tidak tenang.
"Giok yang di dapatkan oleh kontestan pertama, ternyata di tawar dengan harga begitu tinggi," pikir Hadi dengan panik.
"Padahal kompetisinya baru saja di mulai," pikir Hadi lagi.
Kemudian kompetisi terus berjalan dengan pergantian kontestan berikutnya. 1 jam kemudian beberapa kontestan perwakilan perusahaan telah memotong batu pilihan mereka. Kini telah terlihat di layar besar hasil dari harga yang di peroleh oleh mereka.
"Kompetisi kali ini benar-benar sangat ketat," ujar wanita pembawa acara dengan bersemangat menggunakan mikropon.
Dari beberapa kontestan ini, terlihat nomor satu teratas adalah perusahaan Wijaya group dengan giok nya yang terjual 90 milyar.
Di tempat selanjutnya di tempat oleh Pandawa group dengan nilai 80 milyar dan tempat ketiga Surya group dengan nilai 75 milyar.
"Harga tertinggi kali ini masih di pegang oleh kontestan dari Wijaya group dengan harga 90 milyar," sambung wanita pembawa acara.
Semua orang juga mulai bertepuk dengan dengan hasil sementara ini. Peringkat tiga besar adalah pencapaian yang sangat bagus dan membanggakan dalam kompetisi judi batu ini.
Teo direktur dari Wijaya group juga tampak begitu puas dengan hasil ini dan yakin akan dapat memenangkan kompetisi ini.
sementara itu hanya tinggal kontestan dari Purnama group milik Jaka yang menjadi kontestan terakhir dalam lomba.
Hadi mulai naik ke atas panggung dengan membawa dua buah batunya dengan ukuran sebesar bola kaki.
Terlihat Hadi tengah bersiap untuk memotong batunya. Keringat juga mulai keluar dari keningnya karena khawatir. Hasil dari kontestan sebelumnya memiliki nilai yang tinggi, hal itu mana mungkin tidak membuat Hadi panik. Nasib Purnama group kini ada di tangannya.
"Hijau, aku mohon hijau," ucap Hadi dalam hati mulai memotong batu pertama miliknya.
"Harus ada giok di dalamnya," sambung Hadi dengan penuh harap.
Jaka yang berada di bawah panggung juga terlihat tidak bisa tenang. Jaka mulai berdoa dan berharap batu yang di potong oleh Hadi akan ada giok di dalamnya. Batu itu harus berisi giok agar Purnama group bisa bersaing dengan kontestan yang lain.
Rasa khawatir Jaka ini karena menyangkut nama baik dan masa depan Purnama group miliknya.
Sementara Rangga hanya bisa menghela nafasnya saja. Rangga sudah menggunakan kekuatan matanya untuk mengetahui isi di dalam batu yang akan di belah oleh Hadi.
"Sayang sekali, uang milyaran hanya untuk membeli batu kosong saja," pikir Rangga.
Hadi mulai memotong kedua batunya secara perlahan. Semua orang juga memandangnya dengan fokus karena penasaran dengan isi di dalamnya.
Tidak ada cahaya hijau yang keluar dari batu yang mulai terpotong seperti kontestan sebelumnya. Alhasil setelah kedua batu itu terbelah, sama sekali tidak ada giok di dalamnya. Walaupun kristalisasi di luarnya begitu banyak, tapi pada kenyataannya, kedua batu itu hanyalah batu kosong.
"Bagaimana mungkin ini..." ujar Hadi seolah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Batu yang aku beli dengan harga 10 milyar, hilang begitu saja," sambung Hadi.
Orang-orang di sana juga mulai tertawa lepas dengan melihat batu kosong yang di belah oleh Hadi. Di antara kontestan lainnya, hanya Purnama group lah yang mendapatkan batu kosong. Seolah Purnama group hanyalah perusahaan badut yang sedang menghibur mereka.
"Penilai batu macam apa dia, haha..." ujar seseorang tertawa lepas.
"Purnama group bisa bertahan sampai sekarang, aku rasa hanya sebuah keajaiban," ujar orang yang lain lagi.
"Atau jangan-jangan mereka memilih batu untuk membangun pondasi rumah," ujar orang yang lain lagi.
Orang-orang tampak mengatai Purnama group dan menertawainya. Sementara itu Jaka tampak diam saja menahan malu. Keringat dingin juga mulai keluar dari kening Jaka.
"Habis sudah, Purnama group akan berakhir," pikir Jaka.
"Sudah membeli dua potong batu paling mahal, tapi malah tidak di sangka hasilnya tidak berharga sama sekali," ujar wanita pembawa acara sambil menghela nafasnya.
"Kompetisi kali ini, Purnama group benar-benar membuat orang kecewa saja," sambung wanita pembawa acara.
Jaka juga semakin tertekan dan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya karena mulai terasa sakit.
Kemudian tanpa di ketahui Jaka, tiba-tiba saja, Rangga yang berada di sebelahnya, juga sudah naik ke atas panggung dengan membawa batu di tangannya.
"Tunggu, Purnama group sepertinya masih mempunyai batu lagi yang belum di belah," ujar wanita pembawa acara.
Jaka yang kemudian juga menyadari bahwa Rangga sudah berada di atas panggung dan hendak memotong batunya.
"Rangga sudah cukup, berhentilah, jangan membuat malu lagi," ucap Jaka dalam hati.
Jaka sudah beranggapan bahwa perusahaan Purnama group tidak ada harapan lagi. Jaka sama sekali tidak menganggap batu yang akan di belah oleh Rangga ini.
Rangga juga mulai membelah batu miliknya secara perlahan. Terlihat cahaya hijau muncul dari celah potongannya.
"Wah ini giok imperial green," ujar wanita pembawa acara melihat batu Rangga yang sudah terbelah menjadi dua.
"Batu yang tidak menarik perhatian, di dalamnya justru ada giok imperial green," sambung wanita pembawa acara.
Melihat itu Hadi, Robi dan Anan tampak terkejut. Tidak di sangka Rangga justru berhasil mendapatkan batu yang berisi giok di dalamnya.
"Hanya dengan 50 juta bisa mendapatkan giok full hijau, sialan, dia beruntung sekali," ucap Hadi dalam hati menggertakkan giginya.
Jaka juga tidak menyangka batu yang di pilih oleh Rangga bisa berisi giok imperial green di dalamnya. Hal itu tentu saja menimbulkan sedikit rasa penyesalan di hati Jaka.
"Jika 10 milyar aku berikan kepada Rangga sebelumnya, mungkin Rangga bisa membawa Purnama group menjadi juara pertama," ucap Jaka dalam hati dengan menyesal.
Namun berkat giok imperial green yang di dapatkan oleh Rangga ini, setidaknya Purnama group masih bisa sedikit tertolong. Walaupun tidak bisa menjadi posisi tiga teratas, tapi masih bisa mempertahankan nama baik Purnama group yang sudah ada.
Kemudian tiba-tiba saja terdengar suara dari mesin pemotong batu. Semua orang seketika terkejut melihat Rangga yang sedang membelah giok imperial green miliknya.
"Tunggu, dia memotong giok lagi, apa dia sudah gila," ujar wanita pembawa acara yang terkejut dengan tindakan Rangga ini.
"Rangga cepat berhenti!" teriak Jaka.
Jaka juga seketika langsung panik melihat Rangga malah membelah giok nya lagi. Jika giok itu di belah tentu akan mempengaruhi harganya. Hal tersebut tentu saja dapat membuat Purnama group rugi.
Namun tiba-tiba saja cahaya merah yang berkilau keluar dari giok yang sedang di belah oleh Rangga. Hal itu tentu saja membuat semua orang sangat terkejut.
Terlihat kini giok hijau Rangga yang sudah terbelah menjadi dua, di mana di dalamnya ada sebuah benda berwarna merah.
"Ini..." Jaka tampak membatu melihatnya.
"Sulit sekali untuk di percaya, ini adalah giok di dalam giok," ujar wanita pembawa acara.
"Di dalam giok ini adalah giok darah yang sangat langka," sambung wanita pembawa acara dengan bersemangat.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?