Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
500 Serdadu Pasukan Musuh
“Bangun Jack”,
“Sudah saatnya kamu melakukan tugasmu”,
Kapten Bruce membangunkan Jack.
Hari sudah pagi. Matahari sudah muncul menjangkau sudut-sudut gelap di dalam hutan.
Perkemahan pasukan musuh sudah ramai dengan suara orang-orang yang telah terbangun.
“Aku siap”,
Jack bangun dan mulai mempersiapkan peralatan yang ia butuhkan untuk melukis dalam jumlah yang banyak.
Jack harus menyelesaikan lukisan 500 serdadu pasukan musuh sebelum mereka mulai bergerak menuju ke kota Potrait.
Ini adalah tantangan yang tidak biasa bagi Jack. Tapi ia akan berusaha dengan keras melakukannya demi keselamatan para penduduk Potrait.
Para tentara musuh satu per satu mulai keluar dari dalam tenda-tenda mereka dan melakukan kegiatan.
Jack telah siap dengan kanvas yang berdiri di depannya. Palet dan cat yang tersedia di sampingnya. Pensil dan kuas yang sudah melekat di jari-jari tangannya.
Tangan kiri Jack ia gunakan untuk memakai teropong. Melihat dengan dekat objek pilihannya.
Dengan penuh ketelitian dan ketenangan Jack Palette mulai melukis.
Kapten Bruce akan menjaga Jack selama kawan kecilnya itu benar-benar focus untuk menggambar.
Waktu Jack tidak lama untuk memasukkan lima ratus orang ke dalam kanvasnya.
Strategi Jack adalah mengambil setiap momen yang ada untuk setiap orang atau kelompok yang berbeda pada waktu yang tidak sama.
Jack melukis mereka yang baru saja keluar dari dalam tenda. Mereka yang sedang menikmati minuman hangat dan makan pagi.
Jack melukis mereka yang sedang bersiap-siap dengan seragam dan senjata-senjata mereka.
Jack melukis mereka yang sedang melakukan sedikit latihan.
Jack melukis mereka yang sedang bersenda gurau.
Dan objek yang paling banyak bisa Jack dapatkan adalah ketika mereka berkumpul untuk melakukan apel pagi.
Dan Jack memastikan telah melukis para pemimpin garda depan pasukan musuh.
Jack melakukannya dengan berpeluh keringat. Kedua tangannya sampai harus gemetaran.
Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya akhirnya Jack mampu menyelesaikan lukisan-lukisannya. Lukisan 500 serdadu pasukan musuh.
Jack membaginya menjadi 21 lukisan.
Ini adalah kali pertama Jack melukis secara marathon dengan model sebanyak ini dan tidak mudah. Karena nyawa Jack sendiri sebagai taruhannya.
“Luar biasa Jack”,
“Kamu melakukannya dengan sangat baik”,
Pujian dari Kapten Bruce yang menyaksikan secara langsung cara kerja Jack dan hasil karyanya yang sama persis seperti wujud aslinya.
“Apakah mereka sudah mau berangkat?”, tanya Jack.
“Belum Jack, kamu masih punya banyak waktu”,
“Belum ada tanda-tanda mereka akan bergerak”, jawab Kapten Bruce yang terus mengintai pasukan musuh.
Di luar dugaan Jack bisa merampungkan lukisan-lukisannya dengan masih menyisakan banyak waktu.
Sekarang tiba saatnya untuk Jack membunuh orang-orang yang baru saja selesai dilukisnya.
Dengan cepat Jack memberikan coretan tanda silang kepada dua puluh satu lukisan yang baru beberapa saat yang lalu diselesaikannya.
500 serdadu pasukan musuh mati berjatuhan. Hilang nyawa.
Kapten Bruce dan Jack menjadi saksi kemalangan mereka. Para tentara musuh tumbang satu demi satu secara bersama-sama. Tanpa ada satu pun yang hidup tersisa.
Misi berhasil.
Kapten Bruce dan Jack mendekati perkemahan musuh untuk memastikan bahwa mereka semua benar-benar sudah mati.
Tidak ada lagi yang bernafas ketika Kapten Bruce dan Jack memeriksa mayat-mayat itu.
“Apa yang selanjutnya akan kita lakukan Kapten Bruce?”, tanya Jack.
“Kita akan kembali ke markas dan melapor kepada Kolonel Shot”,
“Selanjutnya Kolonel Shot dan pasukannya yang akan mengurus sisanya”,
“Tugas kita sudah selesai Jack”, jawab Kapten Bruce.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang.
Rupanya dia adalah salah satu anggota dari pasukan musuh. Orang itu muncul dihadapan Jack dan Kapten Bruce dengan wajah yang begitu panik melihat semua rekan-rekannya telah jatuh mati.
Entah darimana orang itu bisa selamat dari lukisan maut Jack. Paling masuk akal prajurit itu baru saja pergi untuk buang hajat di dalam hutan.
Kapten Bruce bergerak cepat. Ia menyongsong satu-satunya pasukan musuh yang masih tersisa.
Kapten Bruce mengakhiri kepanikan dan ketakutan orang itu dengan cara membunuhnya.
Kapten Bruce mematahkan leher orang itu begitu mendapatkannya.
“Sekarang tugas kita benar-benar sudah selesai Jack”,
“Mari kita pulang”, perintah Kapten Bruce.
*
Potrait mendapat keuntungan dengan mengambil perbekalan dan senjata-senjata dari pasukan musuh yang berhasil dikalahkan tanpa perlawanan.
Kolonel Shot menyebarkan rumor bahwa tidak kurang dari lima ratus serdadu pasukan musuh telah mati karena keracunan air dan makanan sebelum masuk ke wilayah Potrait.
Rumor lain yang diberitakan adalah pasukan musuh telah tewas karena diserang oleh kawanan binatang buas di dalam hutan.
Rumor lainnya lagi adalah pasukan musuh tidak berdaya menghadapi kehebatan tentara Potrait. Mereka kalah telak.
Sedangkan kisah heroik Jack Palette dengan kemampuan istimewanya yang sesungguhnya tetap dirahasiakan.