NovelToon NovelToon
Marriage With CEO

Marriage With CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Pelakor jahat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek

Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.


Cantik, Polos, dan Pendiam

Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.


Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?

Ikutin cerita Marriage With CEO.


Update sesuka hati❤️

Start 14 Desember 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marriage With CEO | 3. New Problem

Ayana menghela nafasnya untuk kesekian kalinya membuat sang sahabat memukul kepala Ayana agar tersadar dengan lamunannya. Jika Anindira biarkan maka Ayana kama kerasukan dan itu akan merepotkan dirinya.

"Kenapa sih, Na?" tanya Anindira.

Ayana menatap kearah Anindira. "Aku lagi galau." jawab Ayana.

Anindira mengerutkan keningnya. "Galau? Emang galau kenapa? Kamu aja gak punya pacar buat apa galau."

"Iya juga sih, ya. Aku kan jomblo kenapa harus galau."

Mata Anindira terbuka sempurna saat mengingat kejadian kemarin malam di mana Aston mengajak Ayana untuk pulang bersama.

"Eh, gimana satu mobil dengan Aston? Aroma dia pasti wangi banget. Terus gimana kelanjutannya." tanya Anindira kepo.

Ayana menatap malas sahabatnya yang begitu cerewet pagi ini. "Akan aku ceritakan jika sudah siap."

"Iihhh! Ayana ayolah cerita sekarang aja." mohon Anindira.

"Kamu gak tau itu ada pelanggan yang datang? Cepet kamu layani dulu, aku mau ke toilet sebentar."

Ayana duduk di closet sambil merenungkan kembali pembicaraan mereka kemarin malam bersama Aston. Entah kenapa tiba-tiba saja seorang Aston yang begitu kaya raya mengajaknya menikah. Kenapa ia tidak mencari pasangan yang setara saja kenapa harus bersamanya.

Sebuah teka-teki yang membuat Ayana bingung. Puas termenung Ayana kembali untuk bekerja karena jika ia terus duduk di sini maka bisa di pastikan mulut Anindira akan terus mengoceh yang membuatnya pusing.

"Ayana, itu." ucap Anindira yang membuat Ayana kebingungan karena tidak tau apa yang di bicarakan oleh Anindira.

"Kenapa?" tanya Ayana.

"Itu." Tunjuk Anindira kearah luar.

Mata Ayana terbuka sempurna saat Aston kembali lagi untuk menemui dirinya. Ayana mendengus kesal melihat kelakuannya yang senak hatinya. Banyak pasang mata wanita melihat ketampanan Aston yang begitu sempurna bagi mereka, di mana otot tubuh Aston yang begitu besar walaupun memakai kemeja hitam.

Ayana menghampiri Aston yang sedang menunggu Ayana di luar cafe. "Ada apa anda kemari lagi?" tanya Ayana.

Aston berbalik ketika mendengar suara Ayana.

"Apa kamu ada waktu sebentar?" tanya Aston balik.

"Untuk saat ini saya sedang sibuk jadi tidak ada waktu," jawab Ayana.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu hingga kamu selesai bekerja,"

Ayana tidak percaya apa yang Aston katakan barusan.

"Apa anda kemari lagi karena ingin membahas pernikahan yang konyol itu lagi? Jika itu yang anda inginkan maka ucapan saya sama seperti kemarin malam. Saya tidak mau." ucap Ayana.

"Anda bisa memikirkan ucapan saya juga kemarin malam." tambah Ayana pergi meninggalkan Aston.

Anindira mengikuti Ayana menuju ke belakang untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.

"Ayo cerita." desak Anindira.

"Cerita apa?" tanya Ayana pura-pura tidak tau.

"Jangan berlagak gak tau deh," jawab Anindira.

"Dia ngajak aku kencan." Ayana terpaksa membohongi sahabatnya karena ia tidak ingin membuat sang sahabat khawatir apa yang sedang Ayana alami.

"Pacaran! Terus jawaban kamu gimana?"

"Ya, karena aku tidak menyukainya maka aku tolak,"

Anindira menggelengkan kepalanya. "Kamu kehilangan sebuah kesempatan emas yang banyak di impikan para gadis, apa kamu tidak lihat tadi dia menjadi pusat perhatian para cewek-cewek di sini? Harusnya kamu nerima dia."

"Aku tidak mencintainya maka dari itu aku tidak menerimanya,"

"Tap--"

"Ayo kita kerja lagi, masalah ini jangan di bahas lagi cukup sampai di sini saja." putus Ayana.

Meraka akhirnya kembali bekerja, namun di sisi lain Ayana masih memikirkan ucapan Aston yang begitu gila. Entah kenapa Aston begitu nekat mengajaknya menikah padahal mereka baru bertemu dua hari lalu, namun ia sudah berani mengajaknya menikah.

...•••...

"Di tolak lagi?" ejek Neo sahabat Aston.

"Entah kenapa dia terus menerus menolakku, padahal aku termasuk pria idaman para wanita," ucap Aston.

"Itu karena kamu bukan tipe dia jadi dia terus menolak mu,"

Aston melempar pulpen kepada Neo. "Apapun akan aku lakukan buat mendapatkan." ucap Aston.

"Makanya kalau punya wajah jangan dingin jadi cewek akan terpikat,"

"Lagian kenapa sih harus dia?" tanya Neo.

Aston menatap kearah Neo, namun Aston tidak bisa menjawab pertanyaan yang Neo ajukan kepadanya, karena ia pun bingung kenapa ia harus memilih wanita itu. Tak berselang lama Fany sekretaris Aston masuk kedalam.

"Permisi Tuan ada yang ingin bertemu dengan anda," ucap Fany.

"Siapa?" tanya Aston.

Belum Fany menjawab sosok wanita masuk kedalam ruangan Aston. Wanita yang membuat mood Aston semakin memburuk ketika melihat wajahnya yang begitu mengesalkan sambil membawa beberapa kantong yang berisikan makanan, terlihat dari kantong plastik yang ia bawa.

"Kak, ayo kita makan bareng," ajak Grizella sang adik.

"Kenapa kau kemari? Bukannya kau hari ini ada kuliah?" tanya Aston yang menghampiri adiknya.

"Ada, tapi kelas hari ini libur karena dosennya lagi ada urusan mendadak," jawab Grizella.

"Kebetulan juga buat kakak Neo ada kok, jadi kita makan sama-sama," tambah Grizella.

Dari pada ocehannya membuat kepala Aston pusing alangkah lebih baik ia menuruti kemauan sang adik.

...•••...

Seorang wanita tengah berlari melewati lorong dengan perasaan cemas dan hatinya tidak tenang setelah mendengar kabar dari tetangganya jika sang bunda masuk ke UGD. Ayana sedikit berlari untuk menuju ke UGD tempat di mana sang bunda berada.

Ayana masuk ke UGD di mana sang bunda sudah terbaring lemas dengan beberapa alat bantu yang menempel pada tubuhnya. Dengan kaki lemas Ayana menghampiri sang bunda yang ditemani oleh tetangganya yang mengetahui jika sang bunda pingsan ketika sedang menyiram tanaman.

"Ayana, kamu sudah datang," panggil Tante Sarah.

"Terima kasih ya Tante sudah membawa bunda kemari," ucap Ayana.

"Sama-sama, kalau begitu Tante pulang dulu, ya." ucap Tante Sarah.

"Iya Tante, hati-hati di jalan ya jika sudah sampai Tante kabari Ayana, ya."

Tante Sarah mengangguk kepalanya.

Ayana mengenggam tangan sang bunda yang terlihat pucat dan dingin membuat Ayana khawatir. Sang bunda memang sudah lama sakit leukemia myeloid akut maka dari itu Ayana terus bekerja keras agar sang bunda bisa kemoterapi dan juga bisa cuci darah tempat waktu, walaupun tidak ada perubahan, setidaknya Ayana sudah berjuang bagaimanapun caranya agar sang bunda kembali sehat seperti sediakala. 

"Ayana." panggil Dokter Tedi.

"Iya, Dok." sahut Ayana.

"Ikut saya sebentar keruangan,"

Ayana mengikuti Dokter Tedi yang menyuruhnya untuk ikut ke ruangannya. Di dalam ruangan Dokter Tedi menjelaskan kondisi sang bunda.

"Mungkin leukemia myeloid akut bunda tidak bisa di operasi, tetapi bisa ditangani dengan transplantasi sel induk atau sumsum tulang. Namun ada ada dua kemungkinan besar hal yang tidak di inginkan akan terjadi. Pertama operasi akan berhasil dan kedua operasi akan gagal, karena kanker bunda sudah menyebar ke seluruh tulang, maka jika operasi akan sedikit kemungkinan bisa selamat, dan biaya operasi bunda tidak sedikit memerlukan uang lima ratus juta untuk operasi bunda ke luar negeri,"

Ucapan Dokter Tedi barusan membuat badan Ayana begitu lemas. Dari mana Ayana harus mendapatkan uang sebanyak itu dalam semalam. Gajinya saja tidak bisa menutupi cuci darah sang bunda, karena biasanya Ayana harus kasbon untuk mendapatkan uang saat sang bunda harus cuci darah.

Ayana tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Karena tidak ada sanak saudara yang bisa menolong Ayana.

"Kamu bisa memikirkan tentang apa yang saya ucapkan tadi," ucap Dokter Tedi.

"Baik, Dok, terima kasih atas informasinya." Ayana keluar dari ruangan setelah selesai mendengarkan informasi yang Dokter Tedi berikan kepadanya.

Keluar dari ruangan mata Ayana begitu berkunang-kunang hingga membuat Ayana jatuh pingsan.

"Ay."

"Ay."

"Ay." Panggil Anindira.

Mata Ayana terbuka sempurna ketika mendengar panggilan samar-samar dari sang sahabat.

"Ay, kamu gak apa-apa kan?" tanya Anindira.

"Emang aku kenapa?"

"Kamu gak inget?"

Ayana menggelengkan kepalanya tidak tau.

"Kamu pingsan tadi dan Aston yang gendong kamu ke sini," ucap Anindira sambil berbisik.

Ayana terkejut saat mendengar ucapan Anindira di mana saat ia pingsan Aston lah yang menggendongnya tadi.

"Aku sudah denger apa yang terjadi sama bunda," ucap Anindira.

Tak lama Anindira berkata demikian air mata Ayana turun begitu saja tanpa aba-aba. Anindira memeluk sang sahabat untuk menguatkannya karena selama ini hanya dialah yang mengerti keadaan Ayana.

"Aku harus mencari kemana uang lima ratus juta itu? Gaji ku tidak mungkin bisa terkumpul dalam waktu dekat,"

"Apa kamu mau menggunakan gajiku?" tawar Anindira.

"Tidak. Aku tau uang itu untuk adikmu menempuh pendidikan jadi aku tidak mungkin menggunakan uangmu," tolak Ayana.

"Lalu bagaimana sekarang?" tanya Anindira.

"Aku pun tidak atau apa yang harus aku lakukan sekarang," balas Ayana.

Setelah tubuh Ayana enakan. Ayana kembali menemani sang bunda yang sedang berada di ruangannya sekarang.

Tok!

Tok!

Tok!

Ayana yang semulanya fokus membenarkan selimut di tubuh sang bunda teralihkan saat sebuah ketukan pintu membuatnya menoleh ke arah pintu.

"Apa aku boleh masuk?" ucap Aston yang tengah berdiri di depan pintu.

Ayana mengangguk kepalanya bertanda bahwa Aston di boleh masuk.

"Bagimana keadaan bundamu?" tanya Aston.

"Seperti yang anda lihat sekarang," jawab Ayana.

"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan sahabatmu itu,"

"Dan aku bisa bantu." tambah Aston.

Ayana yang mendengar itu langsung beranjak dari duduknya dan menatap kearah Aston.

"Apa benar anda bisa membantuku?" tanya Ayana memastikan bahwa ucapan Aston benar.

Aston mengangguk kepalanya. "Iya, aku bisa bantu tapi ada syaratnya." Jawab Aston.

"Apa syarat itu?"

"Kamu ikut aku. Kita bicara di luar saja."

Ayana menuruti ucapan Aston untuk mengikutinya.

Aston mengajak Ayana ke suatu tempat di mana hanya mereka berdua yang berada di taman rumah sakit yang cukup sepi karena malam hari. Tujuan ini agar mereka bisa berbicara dengan nyaman tanpa ada gangguan dari siapapun itu termaksud orang yang tidak Aston inginkan hadir di dalam pembicaraan mereka.

"Aku akan memberitahu apa saja syarat yang akan aku ajukan kepadamu, namun aku tidak ingin kamu berbicara dulu atau memotong ucapanku sebelum aku menyelesaikan ucapan ku."

"Baik, aku setuju."

1
anita
lanjuut
Nuriati Mulian Ani26
kayaknya ..pernikahan mereka harus bnyak debat dan jutek
anita
ini ngjk nikah kok kyak mau beli kangkung aja
Djuariah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!