NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Menindaklanjuti perkataan Charles saat makan malam seminggu yang lalu, kini setelah Agnes pulang dari Gereja, Charles bersama Laras lansung meluncur ke Kediaman Roosevelt. Agnes tidak ada niatan untuk ganti pakaian. Toh saat Dia keluar selalu memakai celana panjang dan kemeja.

Mobil milik Charles sudah parkir di depan Kediaman. Dan Agnes pun menghampiri mobil. Saat membuka pintu, Matanya langsung tertuju pada satu titik.

“Aku duduk di belakang saja.” Ucapnya tiba-tiba dan langsung menutup pintu mobil.

Takh!

“Hah ? Kenapa ?”

Agnes langsung duduk dengan tenang dan memakai sabuk pengaman di bangku belakang.

“Hei, Aku bertanya. Kenapa Kau duduk di belakang ?” Protes Charles tak terima. Momen Agnes duduk di samping kursi pengemudi adalah momen yang paling Charles dambakan. Ini adalah kesempatan diri nya bisa berdekatan dengan Agnes walau hanya secara fisik.

“Mata Ku sakit melihat bekas cu*pang di leher Mu.” Kata Agnes memberikan jawaban.

DEG!

“Jejak dari Wanita Ja*lang mana ?” Sambar Laras dengan suara rendah. Dia tau betul bahwa selama tiga hari lalu Charles pergi keluar Negeri. Sehingga Dia tidak memiliki kesempatan untuk meninggalkan jejak kemerahan di leher Charles. Dengan itu, tentu menjadi sebuah pertanyaan di benak Laras. Wanita Ja*lang mana yang meninggalkan jejak ?

“Loh ? Laras ?” Panggil Agnes dengan raut wajah penuh tanda tanya.

Laras memahami situasinya. Kemudian tampak kelabakan dan asal mencomot alasan yang terlintas “Ah.. Agnes, itu... Bukan.. Aku hanya tidak terima kamu di perlakukan seperti ini oleh Nya.”

“Astaga. Tak masalah, Laras. Bagiku ini bukan masalah serius. Kita semua sudah dewasa bukan ? Dan masing-masing orang membutuhkan kepuasan duniawi yang berbeda-beda. Ini hal yang normal.”

“Lalu ? Apa alasanmu memilih duduk di belakang ? Kamu kan tidak masalah dengan hal ini.” Tutur Laras berusaha menahan emosi nya yang tiba-tiba tidak stabil. Ingin sekali melimpahkan semua kesalahan pada Agnes.

“Aku hanya tidak suka melihat orang memamerkan jejak seseorang di tubuhnya. Kau paham maksudku ? Simpan saja sesuatu yang seperti itu dengan balutan busana sampai tandanya menghilang. Setelah itu, Kau tidak akan menyakiti mata siapapun, termasuk Aku.”

Charles sudah melajukan mobil. Berusaha keras menahan rasa kesal, “Hanya karena satu bekas cu*pang di leher?” Batinnya tak terima.

Mata Charles dan Laras bertemu di spion mobil. Laras menatap nya dengan perasaan marah, cemburu dan merasa dikhianati. Tanpa menyadari bahwa sosok yang Dia benci merupakan dirinya sendiri.

...*** ...

Kini Mereka bertiga sampai di tempat yang akan membuat Gaun pengantin untuk Agnes. Karena menurut hitungan, lima minggu lagi hubungan Mereka akan di berkati Tuhan dan sah di mata hukum.

“Baiklah, bagi calon mempelai wanita tolong berdiri agar Aku bisa mengambil ukuran tubuh Mu.”

Charles menatap Agnes. Dia belum bergerak sedikitpun.

“Hei, Kau baik-baik saja ?”

“Aku tidak suka tubuhku di sentuh-sentuh. Apa Laras bisa mewakili Ku saja ? Proporsi tubuh Kami sama. Sangat mirip bak pinang di belah dua.”

“Tidak bisa! Yang akan memakai gaun adalah dirimu, kenapa harus Laras—“

“Charles, Kumohon...” Pinta Agnes dengan suara lirih.

Ini pertama kali nya Agnes mengeluarkan permohonan dengan suara yang seperti ini. Di tambah dengan mata nya yang dibuat sememelas mungkin, dalam hitungan satu detik membuat Charles luluh.

“Sebentar. Kita tanyakan pendapat Laras dulu. Kita tidak boleh seenaknya.”

Mood Laras yang sejak tadi berantakan, langsung naik menemui puncaknya lantaran diminta untuk mewakili Agnes menentukan ukuran tubuh.

“Agnes memang selalu sensitif sejak masa kuliah dulu, Charles. Jika sudah menyangkut badannya, Dia akan seperti ini. Tidak masalah, Aku tidak keberatan mewakilinya.” Lontar Laras yang kehilangan kendali wajah dan menunjukkan dengan jelas bahwa Dia sangat senang.

“Laras, Terimakasih banyak. Sungguh.”

“Tidak perlu sungkan seperti ini, Agnes. Kita kan Sahabat.”

Di saat Agnes dan Laras tengah mengobrol, di sisi lain Charles tengah tenggelam dalam fantasi liarnya hanya karena kata yang terucap dari Mulut Laras tentang betapa ‘sensitifnya’ tubuh Agnes.

...“Agnes memang selalu sensitif sejak masa kuliah dulu. Jika sudah menyangkut badannya, Dia akan seperti ini”...

“Damn! Aku semakin tidak sabar menunggu malam pertama Kami nanti.” Batinnya dengan wajah merona.

Agnes menangkap maksud dari wajah Charles yang tengah merona dan langsung mengerutkan alisnya selama sedetik karena tak suka. Namun karena sedang di sebelah Laras, Agnes kembali memasang wajah normal. Wajah yang di kenal oleh Laras dan Charles.

Usai mengambil ukuran tubuh, kini masuk dalam tahap pemilihan model gaun. Di sini Agnes kembali mengundurkan diri. Dia meminta bantuan pada Laras yang lebih familiar dengan dunia wanita seperti ini. Charles memaklumi hal ini dan ikut berdiskusi bersama Laras.

“Agnes tidak menyukai model permata ini ?”

“Tentu. Dia lebih tertarik dengan model permata ini.”

Pembicaraan Mereka sangat intens, sampai-sampai Agnes yang melihatnya kesusahan untuk menahan tawa.

“Pfftt... Aku tidak pernah mengatakan hal-hal yang kusukai pada Kalian. Lantas apa yang Kalian ucapkan ? Itu semua adalah hal yang di sukai oleh Mu, Laras.” Batin Agnes berusaha tetap bersikap anggun di sebelah Charles.

Kini, Mata Agnes fokus menilik tubuh Laras dari atas sampai bawah. Dia amati baik-baik. Berdasarkan pertimbangan postur tubuh, wajah yang nampak pucat walau ditaburi makeup, dan juga mood yang cepat rusak, Agnes hanya memiliki satu kesimpulan. Kesimpulan yang belum bisa Dia yakini namun kemungkinan hal ini benar menduduki angka 60%.

...*** ...

Setelah satu jam penuh bekutat didalam butik, Kini Mereka bertiga sudah kembali di dalam mobil. Mobil Charles kembali melaju usai keluar dari tiga restoran.

Ini jam makan siang, dan semua meja penuh. Charles meminta maaf karena lupa mereservasi sebuah Restoran sebelumnya.

Agnes mengusulkan untuk memasan dan makan di mobil lantaran Laras memiliki asam lambung yang harus diperhatikan, namun Charles menolak. Dia tidak akan pernah dan tidak ingin makan di dalam mobil. Harga dirinya tidak bisa menerima masukan dari Agnes.

Alhasil, sudah tambah satu jam lagi Mereka berkutat mencari tempat makanan dan berhasil menemui satu yang nampak sepi. Bisa jadi sepi bukan karena jarang di kunjungi, melainkan karena banyak pelanggan yang sudah menyelesaikan makan siang dan bergegas pergi.

Kini sudah pukul dua siang, dan Laras belum makan apapun sejak pagi. Bahkan sekilas mengemil pun tidak karena sedang menjaga berat badan. Sedangkan Agnes sudah makan 30 menit sebelum di jemput, sehingga mau sampai jam tujuh malam pun Dia masih kuat.

Mereka bertiga sudah memesan makanan sesuai dengan menu yang tertera. Sembari menunggu, Laras tampak gelisah dan terus memegang perut.

“Hei, Aku membawa Obat lambung. Kau pasti tidak membawa obat lagi kan ? Lebih baik diminum dulu sebelum makanan datang untuk meredakan asam lambung.” Tutur Agnes lembut.

Laras mengangguk setuju. Saat tangan nya baru akan menggapai obat, menu pesanan meja sebelah lewat dan menyibakkan aroma makanan yang pekat. Aromanya berhasil menusuk masuk ke dalam penciuman Laras, kemudian...

“Uweekk.!!”

Laras menutup mulutnya dan berlari ke Toilet. Rasa mual benar-benar menggerogoti tubuh. Kepala nya sampai terasa tertusuk.

“Apa ini tentang asam lambung nya?” Tanya Charles merasa cemas. Dia bertanggung jawab penuh atas kejadian ini karena tidak ingin makan di mobil dan menyebabkan asam lambung Laras naik.

“Tentu saja. Laras selalu seperti ini saat terlambat makan. Next time, jangan keras kepala dan makan lah saat sudah waktunya. Mau di dalam mobil ataupun di pinggir jalan sekalipun.” Ucap Agnes dan beranjak menyusul Laras. Tentu sebelum itu Agnes menunduk pelan dan meminta maaf pada para pelanggan yang terganggu dengan suara yang keluar saat Laras merasa mual.

Agnes pun bermonolog pelan sambil tersenyum lebar, “Dugaan Ku naik menjadi 80%!”

...*** ...

Eheemm.. Jangan lupa like dan Komen ya. Thank you So Much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!