SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masa lalu Raniya
Dibtempat lain, di sebuah gedung tua yang tak terpakai, seorang pria sedang menerima laporan dari asisten pribadinya mengenai tugas yang ia berikan.
"Gadis itu bernama Syafira anatasya, seorang gadis desa yang berhasil menaklukan hati Alfaro Gemorgan," jelas sang asisten kepada tuannya.
"Hmm... Sudah ku duga dari awal bahwa gadis itu sangat berharga untuk Alfaro... Lalu dimana tempat tinggal gadis itu dan di mana desa tempat tinggal orang tuanya." Tanya pria tersebut dengan nada datar.
"Mohon maaf tuan, untuk tempat tinggal gadis itu dan tempat tinggal orang tuanya saya tidak dapat melacaknya... Sepertinya Alfaro sudah menutup semua informasi keberadaan keduanya secara baik dan aman" ucap asisten itu dengan nada yang sedikit ketakutan.
"Sial!!..sepertinya Alfaro sudah mengetahui hal ini akan terjadi, ternyata dia lebih sigap dariku" umpat pria tersebut dengan kesal.
"Tapi tuan, kita masih ada sedikit kesempatan saat gadis itu berada di caffe xxx yang masih berada di bawah kuasa Alfaro, namun keberhasilan itu sangat kecil sekali, soalnya gadis itu selalu dalam pengawasan anak buah Alfaro yang terlatih." Ucap sang asisten mencoba menenangkan tuannya dengan sedikit informasi yang mungkin itu cukup penting bagi tuannya.
"Baik, sekecil apapun kesempatan itu, kita harus bisa memanfaatkannya, susun strategi untuk menculik gadis itu, jangan sampai gagal." Perintah pria tersebut pada sang asisten dengan nada yang tegas.
*******
Saat sore hari Alfaro dan Leon langsung pergi ke caffe untuk merencanakan sesuatu bersama Rey dan Rian. Alfaro sudah mengetahui rencana licik musuhnya dari mata mata yang di tugaskan oleh Rian atas perintah Alfaro.
Sesampainya di caffe Alfaro langsung pergi ke ruangan Rey di ikuti oleh Leon dan Rian di belakangnya. Syafira yang melihat kekasihnya masuk kedalam ruangan managernya pun merasa penasaran, tak biasanya Alfaro begitu terburu-buru sampai tak melihat dirinya di samping meja kasir.
"Kenapa kak Al buru buru banget yah.... Gak kaya biasanya, tapi ya sudah, mungkin ada urusan yang sangat penting." Gumam Syafira merasa penasaran namun Ia memilih untuk tak mencari tahu lebih dalam tentang urusan kekasihnya itu.
Syafira pun Segera kembali ke ruang belakang untuk membawa piring kotor yang berada di nampannya.
Kini Alfaro, Leon, Rian dan juga Rey sudah berkumpul di dalam sana untuk membahas rencana yang sudah di susun.
"Kapan mereka akan melancarkan aksinya?" Tanya Alfaro membuka percakapan.
"Besok tuan... Pagi mereka akan mengawasi nona Syafira dari kejauhan, dan saat jam pulang nona, mereka akan melancarkan aksinya." Jawab Rian menjelaskan rencana musuhnya.
"Baik.... Sesuai rencana yang sudah saya dan Leon siapkan, kita akan menjebak mereka saat waktunya tiba. Namun kita butuh seorang wanita untuk mengantikan Syafira sebagai umpan." Ucap Alfaro menjelaskan rencana yang sudah di siapkan namun ada sedikit kendala.
Rey, Leon dan juga Rian terlihat sedang berfikir dengan keras untuk mencari solusi akan kendala yang sedang mereka hadapi.
"Bagaimana dengan adik saya, Raniya. Dia memiliki postur tubuh yang sangat mirip dengan nona, rambut panjang dan warna kulitnya juga sama persis" ucap Rian tiba tiba dengan usul yang dia sarankan.
"Yah, gadis itu, mengapa aku baru mengingatnya" ucap Leon yang baru teringat dengan Raniya.
"Benar juga saran yang kau berikan, namun apa dia bersedia menjadi umpan pengganti?" Tanya Alfaro dengan nada datarnya.
"Dia pasti bersedia tuan, sedari dulu dia ingin sekali membalas Budi kepada tuan, namun dia belum menemukan momen yang tepat, mungkin sekarang momen itu." Jawab Rian dengan nada yang meyakinkan.
Flashback on
Enam tahun yang lalu Alfaro yang baru saja masuk kuliah, namun ia sudah resmi jadi ketua mafia di usianya yang terbilang cukup muda. Ia sudah di sibukan dengan urusan dunia bawah yang sangat menantang adrenalin, mulai dari transaksi ilegal, peperangan antar mafia, dan banyak lagi yang lainnya. Alfaro tak sendirian, dia selalu di temani sahabat masa kecilnya yang tak lain adalah Leon, tak lupa dengan Rian yang sudah menjadi sahabat Alfaro semenjak Alfaro baru masuk bangku SMA.
Mereka bertiga selalu kompak dalam segala bidang, saling melindungi satu sama lain sudah menjadi panutan utama mereka.
Pada suatu saat, ketika Alfaro dan dua sahabat yang menjadi bawahannya baru selesai berperang dengan musuhnya, namun sang pemimpin dan asistennya berhasil melarikan diri dari kejaran Alfaro dan sahabat.
Saat iya kembali ke markas musuh untuk membantu para anak buah yang, Alfaro dan dua sahabatnya tak sengaja mendengar suara seorang gadis yang berteriak minta tolong di suatu ruangan yang berada di dalam markas, Alfaro dan dua sahabatnya pun langsung mencari dari mana asal suara tersebut dan sampailah mereka di suatu ruangan yang masih terkunci.
Suara teriak minta tolong terdengar jelas dari dalam ruangan, suaranya terdengar lirih dan lemas seperti sudah tiada daya lagi untuk berteriak.
Dengan segera Alfaro dan dua sahabatnya mendobrak pintu tersebut dengan keras. Saat ruangan tersebut terbuka, terlihat Sorang gadis yang terduduk lemas di lantai sambil memeluk kedua lututnya, penampilan yang berantakan karna tak ter urus dengan beberapa memar di tubuhnya.
Mereka bertiga merasa kasihan dengan gadis yang sepertinya menjadi tawanan tersebut. Alfaro yang sedari dulu memiliki sifat dingin pun langsung memerintahkan Leon untuk menenangkan gadis itu namun hasilnya sia sia saja. Lalu Rian mencoba mendekati gadis tersebut secara perlahan dan hati hati, dengan sifat ramah dan lembut yang dimiliki Rian pun akhirnya gadis itu bisa tenang dan mulai menerima keberadaan mereka bertiga.
Setelah gadis itu sudah bisa terbuka dengan mereka bertiga, gadis itu menjelaskan mengapa dia bisa menjadi tawanan di sana. Gadis itu memberi tahu namanya adalah Raniya, dia adalah seorang gadis sebatang kara yang bekerja serabutan untuk menyambung hidupnya, beberapa hari yang lalu saat dia disuruh seseorang untuk membuang sampah ke tempat pembuangan sampah, dia tak sengaja melihat beberapa orang yang tengah melakukan transaksi ilegal berupa narkoba. Raniya terus memperhatikan dari tempat persembunyiannya, namun setelah beberapa saat mereka melakukan transaksi, terjadilah cekcok yang membuat seorang pria yang sepertinya ketua dari mereka murka dan tanpa aba aba lagi pria tersebut melayangkan satu tembakan tepat di kepala pria yang di duga sang pembeli.
Raniya yang terkejut dan syok spontan langsung berteriak saat melihat adegan tersebut. Dia langsung berlari dari tempat persembunyiannya namun alhasil di tertangkap dan di tahan di tempat tersebut.
Rian yang mendengar itu merasa kasihan dan simpati pada gadis itu, Rian pun meminta pendapat dari kedua sahabatnya untuk mengadopsi gadis itu karna mengingat sang ibu sedari dulu ingin sekali memiliki seorang anak perempuan.
Alfaro awalnya tak setuju namun Rian terus menyakinkannya dan pada akhirnya Alfaro dan Leon hanya bisa mengiyakan keinginan Rian.
Setalah beberapa bulan dari kejadian itu, Rian pun membawa Raniya ke markas untuk bertemu dengan Alfaro dan Leon untuk memperkenalkannya. Sekalian ia juga ingin melatihnya bela diri agar gadis itu bisa menjaga dirinya sendiri.
Saat bertemu dengan Alfaro, raniya sangat ketakutan melihat tampang Alfaro yang menurutnya sangat menyeramkan, namun ia memberanikan dirinya untuk berbicara pada Alfaro. Raniya berbicara pada Alfaro untuk berterima kasih Karna selama dia tinggal dan di angkat menjadi adik angkat Rian, Alfaro yang menanggung biaya keperluannya. Dia juga berkata bahwa suatu saat dia akan membalas kebaikan Alfaro padanya.
Flashback off