Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Sepuluh Miliar !
Josua Maxim menatap dingin ke arah pria penagih hutang.
"Sekarang apa mau kalian ?" ucapnya.
"Apa mau kami ?" sahut pria gemuk sembari tertawa menghina.
"Ya, katakan saja, keinginan kalian dan setelah itu pergilah dari sini !" kata Josua Maxim menatap hina.
Pria gemuk dan penagih hutang lainnya sontak tertawa bersama-sama seusai pria tampan menanyakan keinginan mereka.
"Kau tahu apa yang kami inginkan ? Hah ?" sahut pria gemuk sembari melangkah congkak.
"Ya, katakan saja, keinginan kalian", kata pria tampan.
Jossy yang tak terima dengan perlakuan para penagih hutang terhadap Josua Maxim segera menahan pria tampan itu.
"Untuk apa kamu menawarkan sesuatu kepada mereka, kebaikanmu tidak pantas mereka dapatkan, tuan Josua !" kata Jossy.
Jossy berjalan menghalangi pria gemuk untuk mendekati Josua Maxim.
"Berhenti kau disana ! Dan jangan dekati kami !" teriak Jossy sembari mengarahkan kedua tangannya ke depan.
"Apa kau bilang ?!" sahut pria gemuk lalu meludah.
"Ya, jangan coba-coba dekati tuan Josua Maxim, pergilah kalian semua dari sini !" kata Jossy.
"Hai, gadis bodoh ! Minggir sana ! Jangan ikut campur urusanku dengan pria itu !" sahut pria gemuk kesal.
"Apa mau kalian ?" kata Jossy.
"Dia menawarkanku sesuatu kalau kami mengatakan apa keinginan kami padanya", sahut pria gemuk sembari berkacak pinggang.
"Kalian bermimpi apa ?'' kata Jossy.
"Mimpi ? Tidak kami tidak sedang bermimpi, dan yang kami inginkan adalah uang !" sahut pria gemuk lalu memiringkan kepalanya ke arah kanan.
"Aku akan membayar hutang-hutang Zieya, tapi berjanjilah, tidak mengganggu tuan Josua atau pun kami lagi, kata Jossy.
Pria gemuk tergelak pelan seraya melirik sinis ke arah Jossy serta pria tampan yang ada di belakang Jossy.
"Rupanya kalian sedang bercanda dengan kami semua, kau berjanji akan membayar hutang-hutang tantemu dan melarang kami, untuk tidak mengganggu pria itu lagi", kata pria gemuk sembari melotot marah.
"Ya, itu yang aku inginkan, kalian mengerti", ucap Jossy.
Tiba-tiba pria gemuk itu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Jossy Jeanette.
"Kau benar-benar sedang bermimpi, nona muda", kata pria gemuk.
"Kenapa dengan mu ?" tanya Jossy tak mengerti.
"Kau tahu berapa hutang tante Zieya mu itu ???" sahut pria penagih hutang sembari menaikkan kedua alisnya sinis.
"Berapa memangnya ?" tanya Jossy Jeanette.
"Sepuluh miliar !" sahut pria gemuk sebagai pemimpin penagih hutang.
Jossy Jeanette terkesiap dingin, wajahnya berubah memucat pasi ketika dia mendengar jawaban dari pria penagih hutang.
Mendadak tubuhnya menggigil kedinginan saat dia mendengar jumlah hutang Zieya kepada Alfa.
"Sepuluh miliar... ?!"
Jossy hanya bisa membatin dalam hatinya.
"Bagaimana caranya aku mengembalikan hutang-hutang Zieya sebanyak itu ???"
Batin Jossy kebingungan, tak mungkin baginya, untuk mendapatkan jumlah uang sebanyak itu dan dimana dia harus meminjam uang dalam waktu yang singkat.
"Bisa-bisa aku dijebloskan ke dalam jeruji besi dan dipenjara seumur hidupku kalau aku terus menantang para penagih hutang ini ?!"
Jossy membatin lagi di hatinya seraya menahan nafas dalam-dalam.
"Apa yang ada di pikiran Zieya ? Hutang sepuluh miliar ?"
Jossy kembali bergumam dalam hatinya.
Sepuluh miliar, bukanlah angka kecil bagi siapa pun juga.
Angka sebesar itu bukanlah jumlah uang yang kecil, sangat besar bahkan orang yang mempunyai uang pun belum tentu sanggup membayarnya jika berhutang sebesar 10 miliar.
Jossy menelan salivanya, berusaha tetap tersadar meski dia tahu itu tak mudah baginya, saat mendengar jumlah fantastis dari hutang Zieya kepada Alfa sebesar sepuluh miliar.
Tak tanggung-tanggung, 10 miliar, angka sebesar itu hanya untuk keperluan sehari-hari buat Zieya.
"Tuhan ?!" gumam Jossy seraya mengusap wajahnya panik.
"Bagaimana ? Apa kau sanggup mengembalikan hutang-hutang Zieya kepada kami sekarang ?" tanya pria gemuk mengejek.
"A-aku... Aku...", kata Jossy gelisah.
Kali ini Jossy tampak gentar dengan ucapan pria penagih hutang lalu dia mengalihkan pandangannya menunduk murung.
Pria tampan berjalan maju lalu berkata dengan tegasnya.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hutang itu sebab aku yang akan membayar semua hutang mereka", kata pria tampan seraya menatap dingin ke arah pria gemuk.
"Apa ??? Kau ??? Kau akan membayar hutang mereka ???" sahut pria gemuk membelalakkan kedua matanya.
Sesaat kemudian, pria penagih hutang itu tertawa keras.
"Sepuluh miliar !!! Bukan jumlah uang yang sedikit, apa kau sanggup melunasinya ?" kata pria gemuk.
"Aku sanggup membayar hutang gadis ini, sebesar 10 miliar", sahut pria tampan.
"Dengan apa kamu akan membayar hutang-hutang itu ?" kata pria gemuk seraya tersenyum mengejek.
"Tentunya dengan sejumlah uang sebesar 10 miliar yang kamu minta", sahut pria tampan.
"Hah ! Rupanya kamu suka membual, ya ? Jangan terlalu yakin kalau kau sanggup membayar hutang-hutang itu, bung !" ucap pria gemuk meremehkan.
"Tidak, aku tidak sedang membual soal uang, dan aku pasti akan membayar hutang-hutang itu senilai uang yang kalian minta", kata pria tampan.
"Sepuluh miliar !" ucap pria gemuk terheran-heran.
"Ya, sepuluh miliar, aku akan membayarnya kontan", kata pria tampan sembari menganggukkan kepala.
Pria gemuk semakin tak percaya dengan omongan pria tampan yang akan melunasi tagihan hutang milik tante Jossy yang bernama Zieya.
Jossy Jeanette yang mendengar kesanggupan dari pria tampan, untuk melunasi tagihan hutang sebesar 10 miliar milik tantenya, Zieya langsung tersentak kaget, tak percaya bahwa pria tampan yang mengaku-ngaku sebagai Josua Maxim itu akan membayar tagihan hutang mereka.
"Tunggu !" ucap Jossy lalu menatap ke arah pria tampan di hadapannya.
Jossy memandang serius pria tampan yang menyebut dirinya dengan nama Josua Maxim.
"Apa kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu itu ?" tanya Jossy.
Jossy memandang sekali lagi dengan serius, untuk memastikan lagi ucapan pria tampan yang akan melunasi seluruh hutang-hutang milik Zieya kepada para penagih hutang suruhan Alfa.
"Sepuluh miliar bukanlah jumlah uang yang sedikit, dan anda seharusnya tidak menyanggupi permintaan tak masuk akal mereka, tuan Josua", lanjut Jossy mulai cemas.
"Karena kamu mempercayai kalau namaku adalah Josua Maxim maka aku akan melunasi hutang-hutang milik tantemu, yang bernama Zieya pada Alfa", kata pria tampan.
Senyum lembut menghiasi ujung sudut bibir pria tampan yang sangat menawan hati Jossy Jeanette.
Membuat Jossy tak sanggup menolak pesona ketampanan pria tampan itu.
"Kamu bersungguh-sungguh mengatakan nya ???" kata Jossy tertegun tak percaya dengan ucapan pria tampan.
"Ya, aku sungguh-sungguh mengatakan nya, dan aku berjanji padamu bahwa aku akan melunasi hutang-hutang itu", ucap pria tampan serius.
"Demi Tuhan !!!" ucap Jossy semakin tak percaya.
Jossy memandang ke arah pria tampan dengan kedua mata berkaca-kaca penuh terharu.
"Terimakasih tuan Josua..., terimakasih atas kebaikan hatimu itu...", kata Jossy terharu sambil menyeka sudut kedua matanya yang berair.
"Tidak perlu merasa sungkan, aku sangat senang bisa membantumu", ucap pria tampan.
"Hai, kalian berdua !" teriak pria gemuk kepada Jossy serta pria tampan.
Jossy memalingkan muka ke arah pria penagih hutang yang sedang menatapnya tajam.
"Ya, apalagi yang ingin kamu bicarakan denganku ?" tanya Jossy sembari mengerutkan keningnya.
"Apalagi ? Bagaimana kejelasan persoalan hutang piutang ini ?" tanya pria gemuk.
"Sudah aku katakan padamu kalau aku akan membayar hutang itu sejumlah uang yang dipinjam oleh Zieya kepada Alfa", sahut pria tampan seraya menatap tajam.
"Bagaimana kau tahu bahwa Zieya berutang pada Alfa ?" kata pria gemuk.
"Astaga ?!" keluh pria tampan agak kesal. "Kau sendiri baru saja bilang pada gadis ini kalau Zieya mempunyai hutang piutang pada Alfa, apa perlu aku jelaskan lagi, hah ?!" sambungnya.
Pria tampan menatap dengan ekspresi dingin kepada pria penagih hutang yang berdiri tak jauh darinya sembari menyaku tangan.