Pasangan rumah tangga Kisman dan Mawar kehilangan anak satu-satunya karena sakit. Mereka tidak bisa menerima kenyataan pahit dan menginginkan putri mereka kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap
Mie rebus sudah habis dimakan oleh Lily. Hanya menyisakan kuahnya saja itu pun sedikit.
“Sudah habis”,
“Aku mau pulang”,
Lily melihat sekeliling ruangan di dalam rumah Kisman. Lampu-lampu sudah menyala. Pintu-pintu dan jendela-jendela sudah ditutup.
Kemudian datanglah Kisman dan Mawar dari dalam kamar menghampiri Lily yang baru saja selesai makan.
“Lily, di luar hujan deras”,
“Pulangnya menunggu hujan reda ya?”,
“Nanti takutnya kalau hujan-hujanan Lily malah sakit dan besok tidak bisa sekolah”, bujuk pasangan suami istri itu.
“Memangnya tidak punya payung?”, tanya Lily dengan lugunya.
“Kebetulan payungnya sedang rusak, belum sempat aku perbaiki”, Kisman beralasan.
“Bagaimana kalau sekarang Lily belajar dulu, ada PR tidak tadi dari sekolah?”,
“Biar ibu dan bapak bantu”, kata Mawar.
“Kalau di luar hujannya sudah reda baru Lily pulang”, tambah Kisman.
Anak kecil itu kemudian mengeluarkan buku-buku dari dalam tasnya. Ia masih ingat ada PR untuk menulis huruf-huruf latin dari ibu guru.
“Sini biar ibu bantu”,
Mawar menemani Lily belajar.
*
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Malam sudah larut untuk anak kelas satu sekolah dasar.
“Lily”,
“Lily menginap di sini saja ya?”,
“Tidur sama ibu dan bapak”,
“Sekarang kalau pulang sudah kemalaman dan di luar hujannya makin deras”,
“Besok pagi-pagi bapak antar Lily pulang ke rumah”,
Mau tidak mau Lily yang sudah mengantuk berat menuruti perkataan Kisman. Malam ini Lily pun menginap di rumah Kisman.
Lily tidur di tengah-tengah di antara Kisman dan Mawar.
Perasaan Kisman dan Mawar begitu bahagia. Mereka seperti telah mendapatkan putri mereka kembali.
Sementara itu Lily yang sudah lelah karena habis nonton TV dan makan camilan tertidur dengan pulas. Tanpa tahu apa yang sebenarnya benar-benar sedang terjadi kepadanya.
Di waktu tengah malam Lily sempat terbangun.
“Aku mau pulang”,
Lily kembali merajuk dan menangis.
Mawar yang sigap segera menenangkan Lily dan menidurkannya kembali.
“Iya Lily sayang, sekarang sudah malam”,
“Lily bobok dulu, besok pagi diantar sama bapak pulang”,
Ucap Mawar sambil memeluk dan mengelus-elus kepala Lily.
“Oh anakku sayang jangan menangis”,
“Tidurlah tidur”,
“Ibu akan menjagamu dalam pelukan”,
*
Di pagi hari,
Lily terbangun, di atas tempat tidur itu masih ada Kisman dan Mawar.
Mereka bertiga bercengkrama. Bergurau sambil bercerita.
Lily pun ikut tertawa bersama mereka berdua. Hati Kisman dan Mawar begitu berbunga-bunga ada Lily bersama mereka.
“Aku mau pulang”,
Permintaan Lily yang kembali membuat Kisman dan Mawar harus memutar otak.
Dari sejak awal kedatangan Lily ke rumah mereka. Kisman dan Mawar sama-sama tidak ingin Lily yang punya kemiripan dengan Seroja yang telah mati meninggalkan rumah mereka.
Kisman dan Mawar mau Lily menjadi anak mereka.
“Sebentar ya aku siap-siap dulu”,
Kisman keluar dari dalam kamar.
Tidak berselang lama Kisman kembali lagi masuk ke dalam kamar untuk berbicara kepada Lily.
“Lily, aku baru saja dapat kabar dari sekolah”,
“Kalau hari ini sekolahnya libur”,
“Jadi hari ini Lily tidak perlu masuk sekolah dan bisa bermain di sini sepuasnya”, terang Kisman.
“Kenapa sekolahnya libur?”,
“Aku mau sekolah”, tanya Lily.
“Hari ini guru-gurunya sedang ada rapat penting”,
“Jadi sekolah diliburkan”, jawab Kisman.
“Tapi aku mau pulang”,
‘Aku mau sama ibu”,
Lily kemudian merengek minta pulang ke rumah dan mulai menangis.
“Tok… Tok… Tok…”,
“Tok… Tok… Tok…”,
“Assalamualaikum”,
“Pak Kisman”,
“Pak Kisman”,
“Ada tamu pak Kisman”,
Terdengar suara lantang ketukan pintu dan kata salam.
Pagi-pagi begini rumah Kisman dan Mawar sudah kedatangan tamu.
Kisman keluar dari dalam kamar untuk membukakan pintu.
“Ya sebentar”, kata Kisman dari dalam rumah.