SIN AND HOLINESS

Mereka berdua turun, Fly makan sangat banyak. Berbeda dari sebelumnya, tubuh Fly terlihat sedikit berotot, padahal selama 6 hari tubuhnya hanya mendapat asupan dari sari pati makanan.

Setelah kenyang, Fly malah tertidur pulas. Paman Max yang baru saja kembali dari sungai untuk mengambil air, kesal melihat Fly tertidur pulas sambil mendengkur. Kekesalannya bercampur dengan rasa bahagia, Paman Max hanya tersenyum melihat Fly tertidur pulas.

“Bangun!” teriak Paman Max sambil menendang kaki Fly.

Fly kaget, bangun dari tidurnya dan melihat mathari sudah memancarkan sinarnya. Pagi yang sangat cerah, Fly dipaksa berlatih oleh Paman Max.

“Kuda-kudamu kurang turun!” ucap Paman Max sambil menyabetkan rotan pada kaki Fly.

“Aduh….” Fly teriak kesakitan.

Setelah keringat menetes deras dari badan Fly, Paman Max berkata, “Coba gunakan kekuatanmu sekarang!”

Fly duduk, memejamkan matanya. Berkonsentrasi mencoba mengumpulkan semua energi alam. Tangannya terangkat, udara disekitar tangannya seketika memadat dan membentuk pedang transparan, hanya Fly yang bisa melihat dan merasakan pedang itu.

“Kekuatanku telah kembali, terimakasih Paman,” ucap Fly.

Paman Fly bingung karena tidak melihat apapun, “Maksudmu apa telah kembali? Aku tidak melihat kamu mengeluarkan apa-apa,” tanya Paman Max.

“Lihat ini Paman!”

Fly berjalan ke salah satu pohon, menebas pohon itu dengan pedang yang ada di tangannya. Seketika batang pohon itu terbelah. Wajah Paman Max terlihat masih bingung, matanya terbelanga melihat pohon yang terbelah di hadapannya.

“Apa yang kamu lakukan barusan?” tanya Paman Max sambil melihat belahan pohon.

“Kekuatanku adalah bisa memadatkan udara menjadi benda yang aku inginkan, termasuk senjata dan aku bisa terbang secepat kilat menggunakan udara kemanapun aku ingin pergi.” Fly tersenyum lebar.

“Pantas saja kamu dijadikan anak buah oleh Wing, ternyata kekuatanmu sungguh luar biasa, haha….” Paman Max tertawa sangat keras.

“Kekuatanku bisa kembali berkatmu, Paman. Terimakasih banyak. Tunggulah aku di sini sebentar, aku akan menjemput kedua anak Wing,” ucap Fly, perlahan tubuhnya melayang.

“Baik, aku akan menunggu. Tidak apa-apa jika kau pergi sendirian?” tanya Paman Max, khawatir Fly bertemu dengan iblis kuat.

“Jangan remehkan aku, Paman. Aku yang sekarang, bukanlah Fly yang kemarin paman lihat. Akan ku hancurkan iblis yang berani muncul di hadapanku.” Fly tersenyum kemudian, langsung menuju rumah Emil.

Belum ada 2 detik Fly terbang melesat, ia teringat danau yang menjadi tempat persembahan di desa waktu itu. Tanpa berfikir lama, Fly menuju danau itu. Sesampainya di danau, benar saja Fly merasakan ada iblis bersemayam di dasar danau. Fly terbang melayang di atas air danau.

“KELUAR KAU IBLIS!” teriak Fly.

Tiba-tiba air permukaan danau ber gemericik, terlihat ada ikan muncul dari dasar sungai. Fly merasakan iblis mendekat, kekuatannya lemas seperti iblis rendahan.

Ikan itu berubah menjadi manusia setengah ikan. Memiliki kaki dan tangan seperti manusia, wajahnya seperti ikan. Iblis itu membawa senjata pedang yang terbuat dari tulang manusia dan tameng dari tengkorak manusia.

“Sungguh laknat kau iblis, menyesatkan penduduk desa untuk menumbalkan manusia demi iblis rendahan sepertimu!” ucap Fly dengan nada membentak.

“Jangan banyak bicara kau manusia, memangnya sudah sekuat apa dirimu? Memang tugasku menghasut dan menjerumuskan manusia ke jalan yang salah. Jika aku tidak menjalankan tugas, rajaku akan marah dan membunuhku,” ucap iblis.

Energi dari iblis ini benar-benar lemah, Fly tidak terheran-heran bisanya penduduk terhasut dengan iblis rendahan seperti ini, bahkan Fly percaya hanya dengan 1 serangan, iblis seperti ini akan musnah. Fly mulai mengangkat tangannya dan memadatkan udara untuk dijadikan sebuah tombak.

Iblis terdiam merasakan energi Fly yang sangat kuat, merasa tak sanggup melawan iblis tersebut masuk kedalam air lagi, ingin melarikan diri. Saat sedang berenang menuju dasar danau tiba-tiba terdengar suara air seperti dijatuhkan benda. Badannya berlubang, tombak udara milik Fly telah mengenainya.

“Sial….” Iblis berkata lirih di dalam air.

Fly yang merasakan iblis itu telah mati, kemudian membuat sebuah tulisan di batu besar pinggir danau. Tulisan yang ia buat adalah seruan untuk penduduk agar menyembah tuhan dan tidak perlu mengadakan upacara persembahan serta menumbalkan manusia lagi.

Di akhir tulisan diberikan keterangan, bahwa penunggu danau yang menulis. Fly yakin penduduk desa akan lebih percaya tulisan itu dari pada perkataan yang keluar dari mulutnya.

Tempat selanjutnya yang akan Fly didatangi adalah Kampung Awan, kampung ini pernah adalah tempat yang pertama kali Fly kunjungi, di sana penduduknya menyembah batu di atas gunung.

Penduduk mengatakan di batu itu ada sosok makhluk yang bernama Dom. Fly melesat menuju Kampung Awan. Tak perlu waktu lama, Fly sudah sampai.

Fly melihat banyak penduduk yang sedang melakukan upacara persembahan untuk iblis yang ada di batu itu. Fly bersembunyi dengan cara membuat tubuhnya menjadi transparan sehingga tidak bisa terlihat, sambil mencoba merasakan energi iblis.

Fly tersenyum dan berkata pelan, “Iblis itu lumayan kuat, sepertinya aku harus bertarung sedikit lebih lama.”

Agar penduduk yang ada di situ mengetahui bahwa yang merek sembah adalah iblis, Fly membuat tombak dari udara, menghempaskannya ke arah batu, seketika batu hancur lebur.

Orang-orang yang ada di situ berhamburan, lari ketakutan. Tak lama, iblis menampakkan dirinya di atas pecahan batu. Wajahnya sangat mengerikan, tangannya sangat panjang, tubuhnya seperti kalajengking.

Orang-orang tambah ketakutan setelah melihat sosok yang mereka percayai sebagai penolong. Setelah orang-orang pergi dari tempat itu, Fly mulai menunjukkan dirinya.

“Ternyata kau yang telah menghancurkan rumahku!” bentak Iblis kepada Fly.

“Esss… jangan berisik, nanti orang-orang tau kalau aku yang menghancurkan batu itu,” ucap Fly, tersenyum dengan Iblis.

Sett… iblis seketika sampai tepat di depan wajah Fly, dengan ekor kalajengkingnya itu menyerang Fly, tapi serangan itu ditahan Fly dengan pedang udara yang ada di tangannya. Energi mereka saling beradu, terlihat lompatan energi seperti petir dari kedua senjata mereka.

Iblis terpental, Fly pun ikut terpental. Iblis sangat marah, karena merasa direndahkan. Amarah yang memuncak membuat iblis mengeluarkan seluruh kekuatan yang ia miliki, berbeda dengan Fly, yang hanya mengeluarkan sebagian kekuatannya.

“Hai Iblis! Ku akui, kau memang kuat, tapi sebelumnya aku sudah pernah bertemu dengan iblis yang kekuatannya jauh lebih kuat jika dibandingkan denganmu! Mari kita selesaikan pertarungan ini secepat mungkin, aku ada urusan lain.” Kedua tangan Fly tiba-tiba menggenggam seperti memedang 2 senjata.

Mendengar kalimat Fly, Iblis semakin murka. “Musnah lah kau manusia rendahan!” bentak iblis, sambil bergerak mendekat ke arah Fly.

Beribu-ribu serangan diluncurkan oleh iblis, tapi serangannya selalu bisa ditepis dan dihindari oleh Fly. Lincah dan cepat, tubuh Fly seperti menari, kekuatan nya benar-benar sudah kembali seperti dulu. Fly mulai kesal, pedang udara yang ada di kedua tangannya mulai bersinar. Sriiing… sekali tebas, tubuh iblis terbelah menjadi 2 bagian.

“Tenanglah di Neraka,” ucap Fly di hadapan Iblis.