Namanya Tegar, pemuda dengan pembawaan ceria tapi hatinya penuh dengan dendam.
Di depan kedua matanya, Tegar kecil harus menyaksikan kedua orang tua meregang nyawa dan kakaknya digilir di rumahnya sendiri, oleh sekelompok orang.
Yang lebih menyakitkan, para penegak hukum justru tunduk pada orang-orang tersebut, membuat dendam itu semakin dalam dan melebar.
Beruntung, Tegar mendapat keajaiban. Sebuah sistem dengan misi layaknya pesugihan, Tegar menemukan jalan yang bisa dia gunakan untuk melampiaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat Gelora Muda
Tegar girang bukan main menyaksikan lembaran uang yang sangat banyak di hadapannya. Apa lagi saat kotak itu dibalik, kotak itu seperti sebuah kantung ajaib yang terus mengeluarkan lembaran uang.
"Jika benar uang ini banyaknya seribu kali lipat dari penghasilanku hari ini, berarti seharusnya ada 170 juta, gila!" Tegar bergumam dengan terus memperhatikan kotak di tangannya.
"Loh, berhenti? Apa udah habis?" tanya anak muda itu beberapa menit kemudian. Tegar mengecek kembali ke dala kotak dan memang uangnya tidak ada lagi
Bahkan saat itu juga, Tegar kembali mendapat perintah, untuk menekan tombol hijau. Setelah tombol itu ditekan, kotak pensil tersebut kembali mengeluarkan cahaya terang dalam beberapa detik, kemudian cahaya tersebut perlahan meredup.
"Bagaimana, Tuan? Ucapan saya benar bukan?"
Tubuh Tegar terjengat kaget kala telinganya mendengar suara wanita tanpa ada wujudnya.
"Ah, kamu ngagetin aja," sungut Tegar lalu dia kembali memunguti lembaran uang yang berserakan di lantai kamarnya. "Eh, ini benar? Jumlah uangnya seribu kali lipat dari penghasilan saya hari ini?"
"Benar, hitung saja."
Tanpa disuruh pun Tegar sudah mulai menghitungnya. Dia membagi uang-uang itu menjadi beberapa tumpukan.
"Wahh, ternyata benar," Tegar girang bukan main. "Totalnya pas 170 juta."
"Jadi, anda percaya?"
"Percaya dong," balas Tegar riang. "Berarti besok aku juga akan mendapat uang banyak lagi kan?"
"belum tentu."
"Loh, kenapa belum tentu?" Tegar terkejut mendengarnya.
"Anda kan sudah tahu syaratnya? Ada dua misi yang harus anda lakukan."
Tegar tercenung untuk beberapa waktu. Tak lama kemudian kala teringat kejadian semalam, Tegar memahami, apa yang harus dia lakukan.
"Berarti, setiap aku memasukan benih ke dalam lubang kamu dan menolong orang, aku baru mendapatkan uang seribu kali lipat dari uang yang aku dapatkan dihari setelah aku memasukan benih?"
"Tepat sekali," balas sosok tak kasat.
"Wahh..." pikiran nakal Tegar pun mulai berkelana kemana-mana. "Eh, tapi kan kamu tidak kelihatan? Apa kamu akan melakukan hal seperti semalam, menggunakan foto wanita itu, setiap kali aku hendak memasukan benih?"
"Kalau untuk itu tergantung anda."
"Tergantung saya?" Kening Tegar agak berkerut. "Tergantung bagaimana maksudnya?"
"Jika anda menghendaki saya menggunakan wajah dan tubuh orang itu, maka saya akan berubah seperti yang anda minta. Jika anda menunjukan wajah lain ya silahkan saja anda tunjukan."
"Wahh, jadi begitu?" Mata Tegar langsung berbinar. Kemudian dia bangkit dan melangkah menuju kalender yang terpajang di dinding kamarnya. "Coba kamu berubah jadi wanita ini?" Tegar menunjukan wajah lain yang ada di lembaran kalender berikutnya.
Sosok tak kasat mata itu tidak menjawab. Namun, dalam hitungan detik, mata Tegar semakin berbinar kala sosok tak kasat mata itu menunjukan wajah yang sama persis dengan yang Tegar inginkan.
"Wahh, rimbun banget," tatapan Tegar langsung fokus pada pemandangan indah itu. Jiwa laki-lakinya seketika juga turut menggeliat.
"Semalam polos, tapi sekarang rimbun banget. Apa mungkin pemilik tubuh aslinya juga seperti itu?"
"Bisa jadi," jawaban wanita itu terdengar meyakinkan. "Jika disandingkan, maka anda tidak akan menemukan perbedaannya."
"Wahhh, berarti aku beruntung banget dong ya? Tidak bisa tidur dengan yang asli, yang palsu pun oke," balas Tegar mulai berpikiran nakal.
"Apa anda ingin memasukan benih sekarang?"
"Waduh," Tegar terperanjat. "Apa harus sekarang?"
"Ya terserah anda. Kalau anda mau melakukannya sekarang, silahkan saja."
Tegar menghembus nafas berat. Jiwa laki-lakinya sudah bergejolak. Apa lagi jika teringat permainan nikmat yang semalam dia lakukan, sudah pasti Tegar ingin mengulanginya kembali.
"Waduh, nggak bisa, ini masih sore," Tegar terpaksa menolaknya. "Aku juga sebenarnya pengin, tapi diluar ada Nenek. Aku takut Nenek curiga kalau dengar suara aneh di kamarku."
Wanita itu mengangguk paham. Wanita tanpa busana itu lantas tersenyum kemudian kedua tangannya terangkat dan melakukan pergerakan yang membuat Tegar heran dan penasaran.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Tegar.
Wanita itu tidak langsung menjawab dan tangannya masih bergerak. Hingga beberapa saat kemudian gerakan tangannya berhenti dan dia kembali tersenyum.
"Sekarang tidak akan ada yang mendengar suara anda dari luar," ucap wanita itu.
"Serius?" Tegar seakan tak percaya.
"Silahkan anda berteriak."
Tanpa pikir panjang, Tegar langsung mencobanya. "Aaaa..." Tegar terdiam beberapa saat, mengamati pembuktiannya. "Aaaaaa..." anak itu kembali teriak dengan kencang. "Wahh, ternyata benar, Nenek tidak merespon."
"Jadi bagaimana? Apa anda mau melakukannya sekarang?"
"Tentu saja," dengan girang dan penuh semangat Tegar langsung menerkam mangsa cantiknya. Tak peduli badan kotor dan bau keringat, yang penting dia bisa melampiaskan jiwa liarnya sebagai laki-laki muda yang penuh gelora.
Beberapa puluh menit kemudian, Tegar akhirnya tumbang setelah berhasil memenuhi misinya. Keringat Tegar bercucuran dan nafasnya tersengal-sengal.
"Apa kamu tidak lelah?" tanya Tegar pada wanita yang terbaring di sisinya. "Padahal kamu juga berkeringat dan nampak keenakan."
"Saya hanya sistem yang dirancang untuk tidak merasakan lelah meski saya bisa menyerupai semua yang terjadi pada tubuh manusia."
"Wahh, hebat banget yang menciptakan kamu. Tapi sayangnya kamu tidak memilki nama. Bagaimana kalau aku kasih kamu nama, biar aku enak memanggilnya."
"Silahkan saja."
Tegar sontak berpikir sembari menatap langit-langit. "Gini aja deh, karena kamu tidak memilki wujud asli, aku kasih nama kamu Fiza aja ya?"
"Fiza?"
"Ya, Fiza. Itu bahasa dari negara India yang artinya Angin. Angin itu bisa dirasakan kehadirannya tapi tidak kelihatan wujudnya."
"Nama yang bagus."
Tegar tersenyum sembari menatap langit-langit. Sebagai laki-laki yang masih muda, tentu dia senang bisa memiliki keajaiban seperti ini. Apa lagi keajaiban itu berupa wanita, dimana Tegar tidak pernah sedekat ini dengan lawan jenisnya.
Sejak peritiwa kelam menimpanya enam tahun yang lalu, perubahan yang yang besar, pernah terjadi pada sikap Tegar. Dia jadi jarang bermain dan lebih suka menyendiri. Bahkan dia juga sempat kehilangan rasa percaya dirinya selama beberapa tahun.
Beruntung perubahan yang terjadi pada Tegar, tidak membuat teman-teman menjauhinya. Teman-teman beserta para tetangga, bahkan tidak berhenti memberi semangat pada Tegar hingga akhirmya dia bisa bangkit dari trauma.
"Fiza, apa aku boleh bertanya?" ucap Tegar beberapa saat kemudian.
"Silahkan. Apa yang ingin anda tanyakan?"
"Apa kamu dirancang hanya untuk menghasilkan uang saja?"
Kening Fiza berkerut, dan dia menatap lekat pemuda di sebelahnya. "Bisa anda jelaskan lebih rinci, maksud dari pertanyaan anda?"
Tegar tersenyum dan dia membalas tatapan Fiza. "Apa setiap aku memasukan benih ke dalam lubang kamu, aku hanya akan mendapat imbalan berupa uang 1000 kali lipat?"
Fiza tidak langsung menjawab dan dia melempar pandangan ke langit kamar.
"Tentu saja tidak. Bukankah saat pertama kali anda membuka kotak itu, ada pemberitahuan kalau saya bisa mewujudkan keinginan anda. Jadi anda tidak hanya akan mendapat harta, tapi anda juga mendapatkan kehebatan lainnya dan bisa menggunakan saya sebagai alat bantu untuk mewujudkan keinginan anda."
"Wahh..."
lanjut thor