Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Ayana sudah berada di dalam pesawat yang akan menuju ke Paris.
Ia akan menyusul Damian dan Luna yang sedang berbulan madu.
"Kali ini Mas Damian harus menjadi milikku." ucap Ayana yang kemudian mematikan ponselnya.
Ayana sudah mempunyai rencana untuk menghancurkan rumah tangga Damian dan Luna.
"Andaikan saja waktu itu aku tahu jika Mas Damian akan menikah lagi dengan Luna, pasti aku tidak akan mempertemukan mereka." ucap Ayana dalam hati.
Tak berselang lama pesawat mulai lepas landas menuju ke Paris.
Disisi lain dimana Dilan baru saja sampai dari kantornya dan ia mencari keberadaan Ayana.
"Bi, dimana Ayana?" tanya Dilan.
"Nona Ayana ke Paris, bibi tidak tahu ada acara apa Nona Ayana kesana." jawab Bi Tumi yang mengurus rumah Dilan.
Dilan mengernyitkan keningnya saat mendengar perkataan dari Bi Tumi.
"Kenapa Ayana tidak ijin dulu sama aku?" Dilan mengambil ponselnya untuk menghubungi Ayana tetapi saat ini
Dilan meminta salah satu anak buahnya untuk menyusul Ayana yang sedang berada di Paris.
"Paksa dia untuk pulang ke rumah." ucap Dilan yang tidak suka dengan Ayana yang keluar tanpa seijin nya.
Dilan masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Ia memejamkan matanya dan mengingat dimana ia akan menyatakan perasaannya kepada Luna.
"Dulu aku kalah dengan Sebastian dan sekarang aku juga kalah dengan Damian." gumam Dilan sambil tersenyum tipis.
Setelah itu ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi dan berendam di dalam bathtub.
Disisi lain dimana Damian dan Luna sedang berada di tempat makan yang ada di pinggir laut.
"Mas, ada sesuatu yang ingin aku katakan." ucap Nadine.
"Iya sayang, ada apa?" tanya Damian sambil tersenyum tipis.
"Saat ini aku......"
Luna menghentikan ucapannya saat teman Damian menyapanya.
Damian meminta ijin kepada Luna untuk menghampiri temannya.
"Iya Mas, silahkan." ucap Luna.
Damian bangkit dari tempat duduknya dan segera menghampiri temannya.
Luna yang masih menikmati makanannya tidak sengaja melihat seseorang yang tenggelam.
Tidak ada seseorang pun yang mengetahui jika ada orang yang tenggelam.
"Tolong panggilkan ambulans!" teriak Luna yang segera berlari untuk menyelamatkannya.
Damian yang sedang mengobrol langsung terkejut ketika melihat istrinya lompat kedalam laut dimana ombak sedang besar.
Luna langsung memegang pinggang lelaki itu yang dan segera Luna berenang ke tepi.
Banyak orang yang melihat keberanian Luna yang sedang menyelamatkan lelaki itu.
Sekilas lelaki itu memandang wajah Luna yang sudah menyelamatkannya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan?" tanya Damian dengan sedikit membentak istrinya.
"Orang itu tenggelam dan tidak ada yang menyelamatkannya." jawab Luna.
Tak berselang lama ambulans datang dan membawa lelaki itu.
Damian juga mengajak istrinya untuk kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel Luna lekas mandi air hangat dan setelah itu ia langsung memakai piyamanya.
"Sayang, Mas minta maaf karena sudah membentak mu tadi." ucap Damian.
"Iya Mas, aku juga minta maaf karena aku sudah salah." ujar Luna sambil memeluk tubuh suaminya.
Damian meminta istrinya untuk segera tidur karena besok pagi ia akan mengajaknya jalan-jalan.
Mereka berdua langsung memejamkan matanya dan pergi beristirahat.
Keesokan harinya
Ayana telah sampai di Paris dan ia langsung membuka ponsel untuk menghubungi Damian.
Disaat sedang membuka ponselnya ia melihat panggilan dari Dilan yang begitu banyak.
"Kenapa aku bisa lupa tidak meminta ijin ke Kak Dilan." ucap Ayana.
Ayana yang akan menghubungkan Dilan langsung dikejutkan dengan kedatangan anak buah Dilan yang sudah ada disampingnya.
"Nona Ayana, Tuan Dilan memintaku untuk menjemput anda." ucap anak buah Dilan yang bernama Fery
"Aku tidak mau pulang sebelum aku bertemu dengan Mas Damian!"
Fery langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Dilan dan mengatakan kalau Ayana tidak mau pulang sebelum bertemu dengan Damian.
Dilan meminta Fery untuk memberikan ponselnya agar bisa berbicara dengan Ayana.
"Kak Damian, aku nggak mau pulang. Aku mau bersama Mas Damian." rengek Ayana seperti anak kecil.
"Damian tidak ada di Paris, pulang ke rumah dan Kakak akan memberitahu kemana Damian dan Luna sekarang."
Ayana langsung kesal dengan Bi Tika yang ternyata sudah membohonginya.
"Pasti ulah Luna yang meminta Bi Tika untuk membohongiku." Ayana yang kesal akhirnya ikut Fery ke hotel sebelum nanti ia kembali ke Indonesia.
Dilan mengetahui kalau mereka tidak berada di Paris dari televisi dimana Luna yang sedang menyelamatkan seseorang yang akan tenggelam.
Di sisi lain dimana Damian dan Luna sedang berjalan-jalan di sekitar pantai Kuta.
Luna memandang wajah suaminya yang akhir-akhir ini tidak seperti biasanya.
"Mas Damian sedang ada masalah?" tanya Luna.
Damian yang sedang melamun tidak mendengar pertanyaan dari istrinya.
Luna langsung menepuk pundak suaminya yang sedang melamun.
"Mas Damian sedang ada masalah di kantor?" tanya Luna.
"T-tidak ada sayang, Mas tidak ada masalah apa-apa." jawab Damian yang masih belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Luna.
Luna meminta Damian untuk selalu berkata jujur dan tidak ada yang disembunyikan.
Kemudian Damian mengajak Luna untuk membeli es kelapa muda.
Luna melihat suaminya yang sedang membeli es kelapa muda.
Sambil menunggu suaminya, ia membuka ponselnya untuk menghubungi Bi Tika.
"Bi, apakah semuanya aman?" tanya Luna.
"Semuanya Aman, tidak ada tamu yang datang." jawab Bi Tika.
Luna meminta Bi Tika untuk menjaga rumah sampai mereka berdua pulang
Melihat suaminya yang sudah membeli es kelapa muda, Luna langsung menutup ponselnya.
"Sayang sedang telepon sama siapa?" tanya Damian sambil memberikan es kelapa muda kepada istrinya.
"Papa, Mas." jawab Luna yang membohongi suaminya.
"Sayang, Mas baru ingat kemarin sepertinya kamu ingin bicara sesuatu. Ada apa sayang?" tanya Damian
"Tidak ada apa-apa Mas, aku hanya ingin tahu apakah keadaan perusahaan Mas baik-baik saja?" jawab Luna.
Luna masih belum bisa memberitahukan kepada suaminya tentang kehamilannya.
"Sayang, apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan lagi?" Damian melihat istrinya yang tidak seperti biasanya yang bertanya tentang perusahaan.
Luna menggelengkan kepalanya dan setelah menghabiskan es kelapa mudanya, ia mengajak suaminya untuk mencari kuliner lainnya.
Damian melajukan mobilnya menuju ke tempat penjual rujak yang terkenal di Bali.
Ada berbagai macam jenis rujak yang dijual di tempat sana.
Tak butuh waktu lama untuk sampai sampai di tempat itu.
Setelah memarkirkan mobilnya Damian mengajak istrinya untuk turun dari mobil dan segera mereka masuk ke dalam.
"Sayang mau pesan apa?" tanya Damian.
Luna membaca buku menu dan ia pun memesan semua rujak yang ada disana.
Damian memanggil pelayan dan ia pun segera memesan rujak yang diinginkan oleh Luna.