NovelToon NovelToon
MENGAMBIL KEMBALI

MENGAMBIL KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:638
Nilai: 5
Nama Author: Vandelist

Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.

Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.

"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Aurel mendongakkan kepala nya, dan mencoba melihat siapa yang baru saja menyuruhnya berhenti menangis. Di depannya, berdiri seorang pria asing yang tak dikenalnya.

Pria itu mengenakan setelan jas hitam yang rapi, dengan rambut tersisir sempurna. Ia berjongkok di depannya dengan satu lutut tertekuk sebagai penopang. Tatapan matanya tajam, seolah menelusuri wajah Aurel, sebelum akhirnya mengulurkan selembar tisu kepadanya.

“Siapa kamu?”tanya Aurel dengan suara nya yang parau. Menatap tajam ke arah pria itu dan berhati-hati dalam melihat tampilannya.

“Air matamu terlalu berharga digunakan untuk menangisi orang-orang itu. Berhentilah menangis dan ikutlah denganku sekarang”ajak pria itu padanya.

Aurel yang dengan bodohnya menuruti ucapan pria itu. Padahal dirinya sama sekali tidak mengenali pria asing itu. Entah apa yang membuatnya menurut dengan ucapan pria itu, dan ini sama sekali bukan kehendak dirinya.

Aurel yang biasanya menahan tangis hingga pulang ke rumah, dan Aurel yang biasanya menuruti ucapan kliennya dengan permintaan aneh mereka. Tiba-tiba saja ia merasa menjadi pemberontak. Saat ini, dirinya menolak dan meninggalkan ucapan kliennya yang sedang pingsan di ruangannya.

Dia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Setelah perpisahan nya dengan orang yang disayanginya, ia terlalu banyak berubah. Semenjak bersama dengan orang itu, Aurel diajarkan banyak hal untuk menjaga dirinya.

Orang itu mengajarkan tentang harga diri seorang wanita yang seharusnya. Dan orang itu juga lah, yang membuatnya menjadi seorang wanita layak untuk dihargai dengan sepenuh hati. Tanpa melihat masa lalunya yang begitu kelam. Akibat ulah kedua orangtuanya.

Harapan yang tak pernah ada dalam hidupnya, semua itu berubah karena bimbingan seseorang itu. Harapan hidup yang tak pernah menjadi berwarna, tiba-tiba saja berubah menjadi lebih baik ketika ia bersama dengan seseorang itu.

Namun, lagi-lagi harapan dan warna baru dalam hidupnya itu. Tidaklah bertahan lama. Dia harus kembali ke dalam sangkar setelah perjanjiannya selesai. Dia tidak akan semudah itu dilepaskan oleh orangtuanya. Ibaratnya, bagaikan barang yang masih berguna meskipun sudah tidak rusak sekalipun. Bagi mereka, Aurel adalah barang barter yang masih bisa digunakan meskipun sudah dipakai berkali-kali oleh banyak orang.

Dan menurut Aurel, dia tidak ada bedanya seperti pelacur di luaran sana. Yang menjajakan tubuhnya untuk memenuhi kehidupan. Entah itu kebutuhan hidup atau kebutuhan pribadi.

“Masuklah”ucap pria itu mengajaknya masuk ke dalam mobilnya. Aurel memandangnya selidik, dia sangat tahu apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ia masuk ke dalam sana.

“Aku tidak akan menginginkan mu, biarkan kita mengobrol di dalam. Lagi pun saat ini aku sama sekali tidak berselera, masuklah!”ucap pria itu dengan nada datar.

Aurel yang melihat itu, menghembuskan napasnya kasar. Entah, dia percaya atau tidak pada ucapan pria itu. Yang jelas untuk saat ini, dirinya ingin menghindar dari orang-orang yang ada di dalam. Ia pun masuk ke dalam mobil itu dan duduk di kursi belakang. Pintu yang dibuka oleh pria itu, ia hiraukan begitu saja.

Pria itu hanya mengedikkan bahunya, “ya sudahlah biar gue aja yang duduk di sini”gumamnya.

Mau bagaimana lagi, dirinya sudah sering ditolak oleh banyak wanita termasuk bos-nya sendiri. Bukan karena ia menyukai bos-nya, tapi bisa dibilang ia sangat suka menjahili para wanita yang berusaha mendekatinya. Termasuk bosnya sendiri. Yaitu Erica Nurzaki.

“Nona Barnes Marleigh Aurelia Kody, anak dari Mandaka Marleigh Kody dan Kanaya Marleigh Kody. Alias boneka dari Mandaka dan Kanaya Kody. Ck, orang tua kagak punya adab emang mereka. Emang nya lo nggak capek apa dijadiin sapi perah mulu sama mereka?”tanya Fyneen dengan percaya diri tanpa melihat orang yang ditanyakan nya itu sakit hati atau tidak.

_Aurel yang mendengar hal itu, tidak menyangka akan dipertemukan oleh seorang pria dengan mulut tanpa filter. Dan juga sangat cerewet. “Kukira orang yang datar ternyata sangat diluar nalar”batinnya._

Aurel menghela napasnya dan menatap pria itu yang duduk di kursi penumpang. “Apa mau mu?”tanya Aurel tanpa bertele-tele.

Fyneen menjentikkan jarinya dan menolehkan tubuhnya ke arah belakang. “Pertanyaan bagus nona, sepertinya Anda memang tidak suka sesuatu yang bertele-tele. Dan juga lebih suka sesuatu secara langsung”ujar Fyneen.

“Langsung saja nggak usah bertele-tele!”ucap Aurel.

“Baiklah nona,”ujar Fyneen dengan terpaksa “nggak bisa banget diajak bercanda”gumamnya.

“Jadi begini, gue mau nglakuin penawaran buat lo. Entah lo mau atau enggak, yang jelas penawaran ini akan buat lo terlepas dari keluarga bangsat lo itu. Karena saat ini gue bener-bener butuh bantuan lo buat nyelesain masalah gue yang udah darurat.”

“Kenapa lo nawarin gue? Apa nggak ada orang lain yang lebih mumpuni lagi selain gue?”

“Ada sih sebenarnya, tapi di antara orang yang gue pilih cuman elo doang yang paling kasihan.”

Aurel menatap tajam ke arah Fyneen. Ucapan pria itu benar-benar menusuk ke dalam dirinya. Dan tepat sasaran. Bahkan dia sendiri juga mengasihani dirinya yang tak bisa melawan kedua orangtuanya. Ada banyak orang yang harus dilindunginya saat ini dan mereka sangat membutuhkan perlindungan darinya.

Fyneen yang ditatap seperti itu oleh Aurel pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mulutnya benar-benar tidak bisa dikontrol. “Pantas aja si bos pengen buang gue”batinnya.

Fyneen pun meraih nomor kontak yang ada di dashboard mobilnya pada Aurel. “Lo bisa hubungin nomor ini kalau lo beneran mau ikut bergabung. Tapi dengan syarat lo harus nurutin ucapan orang yang akan lo telpon itu,”

“Apa jaminannya kalau gue ikut?”

“Gue bakalan ngelindungin orang-orang yang pengen lo lindungi. Bukannya selama ini hambatan lo buat keluar dari keluarga itu kan karena hal ini?”

Aurel terdiam mendengar pertanyaan Fyneen. “Bagaimana dia tahu?”tanyanya dalam hati.

“Lo nggak usah bertanya-tanya kenapa gue bisa tahu hal itu. Tapi yang jelas jika elo mau gue bakalan jalanin ucapan gue tadi yaitu melindungi orang-orang itu!”ucap Fyneen dengan serius.

Dia sudah mencari banyak hal tentang Aurel. Dan juga tentang masa hidupnya selama ini, serta alasan mengapa wanita itu tidak segera keluar dari keluarga bangsatnya. Semua nya, mungkin hampir seluruhnya ia tahu tentang wanita itu. Karena dirinya juga dekat dengan seseorang yang dianggap wanita itu kebahagiaannya.

“Bukankah kau menginginkan kebebasan? Tawaran ini akan sangat cocok untuk lo coba”ujar Fyneen.

μμ

“Penawaran?”tanyanya pada dirinya sendiri. Ia benar-benar bingung harus membuat keputusan seperti apa.

Di satu sisi penawaran pria itu benar-benar membuatnya tertarik, namun di sisi lain ia ragu dengan janji yang diucapkan pria itu. Entah pria itu jujur atau tidak, Aurel tidak bisa percaya begitu saja dengan ucapan pria itu.

Bahkan ketika mereka sudah mengobrol berjam-jam, ia juga tidak tahu nama pria itu sampai sekarang. Mereka tidak sempat berkenalan ketika berada di mobil. Lebih tepatnya keduanya tidak sadar bahwa mereka belum bertukar nama. Hanya pria itu saja yang mengetahui namanya.

Aurel menghembuskan napasnya pelan “haruskah aku menerimanya? Tapi... apakah ucapannya benar-benar bisa dipercaya?”

Aurel sudah terlalu banyak diberikan janji oleh orang-orang yang memiliki akses tinggi. Namun di antara mereka, tak ada yang benar-benar menepati janji itu. Hanya satu orang saja yang memenuhi janjinya, tapi ia yang malah tidak bisa memenuhi janji pria itu.

Ia menatap langit-langit ruangannya, dan bimbang dengan keputusannya. Jika ia menerima ini dan pria itu tidak memenuhi janjinya, maka sama saja ia akan membuat derita banyak orang dengan pilihannya.

Di sebuah tempat yang harus dilindunginya sampai sekarang. Karena tempat itu, adalah tempat janjinya jika ia tidak bisa memilih orang tersayangnya. Tempat dimana mereka pernah menghabiskan waktu untuk memiliki pelajaran berharga dari setiap hidup yang dijalani. Dia tidak ingin melupakan janjinya pada pria itu. Meskipun ia sendiri yang tidak menepati janji pria itu.

_Setidaknya tempat itu, adalah janji orang itu yang masih dijaganya sampai sekarang. Meskipun mengorbankan dirinya lagi. Dan membuat dirinya tersiksa setiap saatnya. Karena harus berhadapan dengan mata telanjang dari berbagai banyak pria hidung belang diluar sana.

“Aurel!!”sungut seorang pria paruh baya yang masuk ke dalam ruangannya dengan tergesa-gesa._

Aurel yang sedang melamun pun tersentak mendengar suara pria itu. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan mendekati pria paruh baya itu. “Papah”sapa Aurel pada pria itu.

Suara tamparan yang begitu keras menggema di ruangan itu. Keheningan setelah tamparan sangat terasa di dalam ruangannya. Tak peduli dengan tontonan yang dilihat oleh karyawannya, seorang pria paruh baya itu melakukan tamparan berkali-kali di wajah anaknya hingga dirinya terjauh. Ia mendongakkan kepalanya dan melihat ayahnya dengan wajah merah.

“Berdiri Aurel!”perintah Mandaka padanya yang sedang mengerang sakit di wajahnya. Aurel tidak langsung menanggapi perintah Mandaka. Ia memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh Mandaka tadi.

“Papah bilang berdiri Aurel!!”tarik Mandaka pada lengan Aurel secara paksa.

Mandaka menatap tajam ke arah Aurel, ia mencengkram erat kedua lengan anaknya dengan amarah yang tertahan. Dirinya benar-benar marah dengan kelakuan anaknya yang tidak bisa membanggakannya sekalipun. Mitra kerjanya, yang ia harapkan begitu lama. Harus terputus komunikasi akibat kelakuan anaknya yang tak pernah nurut padanya.

Cengkraman tangannya pada lengan Aurel semakin kuat, amarahnya benar-benar tertahan sedari tadi akibat ulah anaknya. Apalagi dengan ujaran kebencian yang dilontarkan Farhan Saputro padanya tadi.

“Gara-gara kamu!! Perusahaan kita tidak dapat sokongan dana lagi, apa kamu tidak bisa menuruti keinginan orangtuamu sekali saja ha!! Karena kamu pak Farhan memutus komunikasi pada Papah, karena ulah kamu kemarin Papah harus menanggung malu sebab cemoohan pria itu kamu tahu!!”bentak Mandaka dengan suara kerasnya dan mendorong putrinya hingga terjatuh. Dia menyugar rambutnya dan mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

“Dengar Aurel Papah nggak mau tahu kamu harus tanggung jawab dengan ulahmu kemarin! Karena kamu posisi Papah bisa terancam oleh lainnya karena ulahmu! Dan jika posisi Papah terancam dalam memiliki perusahaan,”tunjuknya pada wajah anaknya “papah akan hancurkan tempat itu beserta penghuni di dalamnya ngerti kamu!!”dorongnya dengan tunjuknya.

Setelah itu Mandaka meninggalkan ruangan itu tanpa melihat putrinya yang mengerang sakit akibat cengkramannya. Rasa amarah masih memenuhi dirinya saat ini, dan ia harus meredakan amarah ini sekarang agar tidak lepas kendali.

Sementara Aurel, dia harus berjuang untuk bangkit dari duduknya. Lengan tangannya yang mulai mengeluarkan darah dan wajahnya yang memar membuat wanita itu kesulitan untuk berdiri. Beruntungnya para karyawannya mau membantunya untuk berdiri dan mendudukkan nya di sofa. Serta mengobati luka memarnya akibat ulah Mandaka.

Aurel hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kejadian tadi.

“Tak ada pilihan aku harus menerima tawaran itu”batinnya.

μμ

“Gue percaya kalo dia bakalan terima tawaran dari gua bos”ujar Fyneen pada bosnya.

“Kalau dia kagak terima?”tanya Erica pada asistennya.

“Cari yang lain lagi lah”ucapnya dengan mengambil gorengan yang dibawa Sabia tadi.

Erica mendengus kasar mendengar ucapan Fyneen. “Tuh anak kagak pernah berubah sampai sekarang”gumamnya pelan.

“Kalau kayak gitu kapan mulainya dodol, nyari mulu kagak selesai selesai dari kemarin!”

“Namanya juga nyari bos, ya enggak mudahlah. Sabar ya.”

“Makanya kalau nyari yang bener. Jangan cuma srolling data pribadi dari cewek mulu lo.”

“Cih sok tahu banget lu bos.”

“Ya emang gue tahu. Kenapa?!”

Mereka saling menatap dengan tatapan sengit. Wajah kesal yang diperlihatkan sangat terlihat jelas dari Sabia. Dan Sabia yang melihat itu hanya tertawa kecil.

Pertengkaran mereka berdua saat sudah bertemu memang tidak bisa terelakkan. Awalnya Sabia pikir Fyneen ini adalah adiknya Erica. Namun ternyata pemikirannya salah, ternyata pria itu adalah mantan asisten Erica dulunya.

Karena kedekatan mereka berdua lah, dirinya mempunyai pikiran seperti itu. Dan ia tak menyangka bahwa kedekatan antara bos dan asistennya begitu dekat. Sampai ia mengira bahwa mereka adalah adik kakak.

“Mbak”panggil Fyneen pada Sabia. “Kok lo betah sih tinggal satu rumah sama dia? Emangnya mbak nggak pernah kena omelannya si beo?”tanya Fyneen.

Sabia tersenyum mendengar pertanyaan Fyneen. Sementara Erica yang mendengar pertanyaan Fyneen pun melemparkan bantal yang ada di belakangnya pada asisten kurang ajarnya itu. Tidak bertemu selama beberapa tahun, sifat yang dimiliki pria itu sama sekali tidak berubah. Bahkan mungkin bisa dibilang lebih parah.

Ia heran pada dirinya sendiri, bagaimana dulu ia bisa merekrut asisten somplak itu? Dan juga bagaimana pria konyol itu bisa lulus seleksi yang ia buat? Meskipun ia mengakui bahwa kinerja pria itu memang harus diacungi jempol. Tapi tidak dengan tingkah konyolnya yang bikin dirinya naik darah setiap saatnya. Dia sangat kesal jika pria itu berbuat ulah yang menyebalkan. Meskipun menghibur.

“Diem lu, pulang sana! Daerah ini beda dengan di kota, gue nggak mau nantinya jadi bahan gosip tetangga.”

“Ck, biasanya lo bodo amat dengan hal kayak gituan bos.”

“Udah beda, dan orang-orangnya juga bukan orang yang kayak dulu. Disini orangnya lebih friendly daripada di sana.”

“Tapi iya juga ya, sewaktu gue kesini hampir setiap rumah yang ada orangnya. Gue disapa, kayak artis banget gue disini bos.”

“Cuma sapaan nggak usah kegeeran lu!”

“Pantes lo betah disini, orang tempatnya nyaman kayak gini.”

Lingkungan nyaman dengan orang-orang yang membuatnya begitu nyaman. Sampai ia lupa dengan asal tempatnya dulu.

Ketika mereka saling melontarkan candaan, tetiba suara panggilan masuk dari ponsel Erica pun diangkatnya.

“Halo”sapa Erica.

“Gue mau gabung!”

1
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!