Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.
Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prolog
Aula istana
"Yang mulia, sebaiknya anda persiapkan pangeran Adolf untuk menggantikan takhta anda." ucap seorang penasihat kiri.
penasihat kanan yang tidak terima pendapat penasihat kiri pun berkata
"Yang mulia rajaku, pangeran Herman lebih cocok untuk menggantikan anda, dia dicintai oleh rakyat karena kebijaksanaannya."
"Hei penasihat kanan, jangan lupa bahwa pangeran Adolf mempunyai prestasi di Medan pertempuran melawan pasukan kerajaan Rus, sedangkan pangeran Herman? Dia tidak cocok menggantikan Raja karena terlalu lemah lembut, bahkan terakhir kali dia ikut ke medan tempur, dia lebih sering ke camp pasukan dan hanya menyembuhkan yang terluka saja, bukankah itu menjadi tugas pasukan medis untuk menyembuhkan? yang lebih parah pangeran Herman kembali tanpa melakukan pertempuran apapun, tetapi dia memanipulasi rakyat seolah olah dia ikut berperang." penasihat kiri berkata dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Penasihat kiri jaga ucapanmu, Pangeran Adolf terlalu keji bahkan jika itupun musuh, rakyat lebih ketakutan seringkali dia didepan publik, bahkan dia tak segan membunuh orang hanya karena tersinggung."
Raja yang sudah lelah mendengarkan opini penasihatnya mengetuk singgasana, semua orang di aula diam semua.
"baik aku sudah terlalu tua untuk meneruskan takhta ini, 50 tahun aku memimpin kerajaan ini, dan kini umurku 70 tahun, baiklah, panggilkan pangeran Adolf dan pangeran Herman."
"baik yang mulia."
Tidak terasa beberapa menit telah berlalu, kini kedua pangeran itu berkumpul menghadap Raja.
"ada apa ayahanda hingga memanggil kami berdua?" pangeran Adolf memimpin pembicaraan.
"anakku Adolf dan Herman, kalian sudah tahu jika aku sudah terlampau tua untuk memimpin kerajaan ini, sudah saatnya aku turun tahta, baiklah perdana menteri bacakan prestasi yang dilakukan kedua pangeran."
"laksanakan yang mulia" perdana menteri mengambil kertas dokumen berisi prestasi kedua pangeran
Dengan lantang perdana menteri membacakan isi dokumen prestasi.
"Prestasi pangeran Adolf adalah memenangkan pertempuran melawan kerajaan Rus, dia memimpin 5000 pasukan diantaranya 3000 pasukan pedang 1500 pasukan pemanah dan 500 kavaleri, sedangkan pasukan Rus berjumlah 10.000, ini merupakan prestasi besar mengingat pangeran adolf hanya membawa 5000 pasukan untuk menghadang invasi 10.000 pasukan Rus, kemudian pangeran adolf menemukan strategi brilian untuk memukul mundur pasukan kerajaan Rus, dengan segala persenjataan, perlengkapan yang seadanya, dia mampu memukul mundur pasukan musuh, dan tidak kalah penting dia berhasil menganeksasi wilayah karsk dari kerajaan Rus, atas pencapaiannya itu, dia dihormati dan disegani oleh semua kalangan militer, dan tak sedikit pula rakyat kagum dengan bakatnya.
Selanjutnya prestasi pangeran Herman, dia membangun sekolah, jalan untuk akses kota Fren, dan berhasil mengatasi wabah di kota itu, dengan pencapaian itu, dia disegani dan dicintai oleh rakyat."
"Jadi, kalian semua para bangsawan, penasihat dan semua orang yang ada disini, kira kira siapa yang cocok untuk menggantikan ku?"
"ampun yang mulia raja, karena kedua pangeran adalah kembar dan lahir secara bersamaan, namun itu tidak bisa ditunjuk hanya karena siapa yang terlahir duluan, maka dengan itu saya menunjuk pangeran Adolf untuk menggantikan anda." duke Erik menyampaikan pendapatnya.
"salam bagimu yang mulia raja, menjadi raja tanpa cinta rakyat hanyalah seorang diktaktor bermahkota, saya takut jika pangeran Adolf memimpin kerajaan hanya dengan militer, rakyat akan dibayangi oleh peperangan." duke Otto membalas perkataan duke Erik.
"jadi kau menuduh pangeran Adolf seorang Diktaktor bermahkota duke Otto? Lancang sekali dirimu." duke Erik sangat marah mendengar pernyataan duke otto.
duke Otto yang hendak membalas perkataan duke Erik langsung dihentikan oleh duke Paul
"kalian berdua tenanglah, sopanlah sedikit dihadapan yang mulia raja, tidak kah kalian merasa tidak pantas padahal kalian adalah memiliki gelar duke? Sekarang mari kita dengarkan pendapat yang mulia raja."
"baik terimakasih duke Paul, untuk meredamkan situasi panas di aula, begini saja, aku akan mengadakan kompetisi, aku akan memberikan wilayah yang berhasil di aneksasi(mengambil wilayah musuh secara paksa) kepada pangeran Adolf untuk dikelola menjadi wilayah yang mampu mengikuti budaya kerajaan ini, dan aku memberikan wilayah Beurne untuk dikelola pangeran Herman, jangan lupa bahwa wilayah itu adalah memiliki penduduk yang berbahaya, dan merupakan perkumpulan para pengkhianat."
"tapi yang mulia, apakah ini tidak adil? Pangeran Adolf mengelola wilayah yang ia kuasai dari peperangan, sedangkan pangeran Herman mengelola wilayah sarang penghianat?" duke Otto yang enggan menerima keputusan raja melontarkan pertanyaan terhadap raja
"keputusanku sudah bulat, bagi siapa saja yang menyelesaikan kompetisi ini terlebih dahulu, ialah pemenangnya dan layak menggantikan ku, ini adalah pembelajaran untuk kedua pangeran bagaimana ia mengatur wilayahnya, dan aku tegaskan semua duke dan bangsawan bawahan, dilarang ikut membantu pangeran, pangeran berhak menentukan orangnya sendiri."
Setelah raja mengambil keputusan, rapat di aula istana bubar, segera para pangeran menuju ke wilayah yang raja tetapkan untuk berkompetisi.
Beberapa bulan kemudian, setelah diumumkan kompetisi itu, pangeran Adolf unggul dalam kompetisi, dia mampu mengelola wilayah yang dia aneksasi dari musuh tanpa campur tangan raja, ia memiliki lidah yang sangat tajam dan suara yang lantang hingga rakyat daerah itu sangat senang mendengar ia berpidato.
pangeran Adolf memiliki wajah yang tampan, rambut pendek, badan atletik dan tubuh yang tinggi sekitar 175cm, yang menjadi ciri khas nya adalah dia mengenakan armor merah dan pedang merah yang khas.
"hai rakyat karsk, dahulu kalian adalah rakyat kerajaan Rus, kini kalian adalah menjadi bagian kerajaan Danemor, jangan anggap kalian orang asing, kini kalian menjadi bagian dari kami, teruslah beraktifitas dan lanjutkan kegiatan kalian, pajak kalian akan kami turunkan menjadi 3% dari pendapatan kalian, ingatkah kalian bahwa sebelumnya pajak kerajaan Rus yang begitu tinggi? Bahkan kalian hampir tidak mampu untuk makan 3x sehari, sekarang dibawah kepemimpinan ku, tenanglah kalian, akan ku pastikan tidak ada pajak tinggi di wilayah ku, dan kalian tidak kelaparan seperti masalalu, ingatlah aku pangeran Adolf yang akan membawa kalian kejayaan dan kemakmuran untuk kita semua."
Pidato itu membuat rakyat Karsk berteriak sangat senang, kini mereka dapat makan tanpa memikirkan pajak yang begitu tinggi.
Sementara itu
"Tuan, masalah pengelolaan kota begitu buruk, jalanan dipenuhi kotoran, sedangkan rakyat bingung membuang hajat dan sampah dimana, ini menjadi masalah serius tuan." ujar penasihat
"Damian, aku tahu kondisi itu, sengaja aku diamkan karena untuk kepentingan kedepannya, tunggu sebentar terlebih dahulu."
"pangeran Adolf, kira kira apa yang akan anda rencanakan? Bukankah akan lebih baik ditangani sekarang? Kenapa harus menunda permasalahan begitu penting?"
"mari kita tunggu sampai muncul peristiwa." sambil tersenyum pangeran berkata demikian
"mengerikan" gumam Damian dalam hati
3 hari kemudian
munculah aroma bau busuk yang tak tertahankan lagi, semua warga kota berkumpul ke balai kota tempat tinggal pangeran Adolf berada, rakyat mengeluhkan tentang aroma bau busuk yang berasal dari sampah dan hajat yang mereka buang secara sembarangan, mereka meminta pangeran Adolf untuk memberikan solusi permasalahan itu.
"pangeran Adolf kami mohon anda keluar lah, beri kami solusi untuk permasalahan semua ini, kami tidak tahan lagi pangeran." rakyat berteriak berharap pangeran Adolf menyelesaikan masalah.
Pangeran Adolf yang mendengar itu tersenyum sinis, dia telah memperkirakan semua itu akan terjadi, rakyat Karsk menjadi ketergantungan terhadap dirinya, kini tinggal ia panen keuntungan yang telah ia tunggu tunggu, dan dia keluar menuju kerumunan warga.
"Hai warga kota Karsk, saya mendengar semua keluhan warga terkait masalah yang sangat serius ini, saya telah menemukan solusi dan semua bau ini akan hilang selamanya, yang pertama adalah pernahkah kalian berpikir jika membuang hajat kalian secara sembarangan akan membuat lingkungan sekitar bau? sadarkah kalian jika membuang sisa makanan akan mendatangkan bau? saya berterus terang jika saya sengaja menunda ini agar kalian sadar akan perbuatan kalian, ini akan menjadi pembelajaran yang terus diingat agar tidak melakukan kesalahan yang sama, saya akan membangun fasilitas publik bernama Toilet, disetiap sudut kota akan dibangun Toilet jika ingin membuang hajat, selanjutnya, saya akan mengadakan tukang sampah keliling untuk membuang sisa makanan kalian, dan akan membangun tempat pembuangan sampah akhir di jauh kota, sekarang tugas kalian adalah kumpulkan kotoran kotoran itu dan pendam dalam tanah, pastikan tidak ada sisa kotoran lagi, semuanya jelas?"
"jelas pangeran, terimakasih atas saran anda, mari warga bersihkan kotoran ini sesuai perintah pangeran."
"lihatlah Damian, inilah yang ku maksud, warga menjadi ketergantungan, kini mereka semua menjadi setia kepadaku, ini seperti menembak 2 burung dengan 1 panah."
"jadi ini rencanamu, sungguh ide yang tidak terpikirkan, mengenai pembangunan toilet dan tempat pembuangan akhir, bagaimana menurut anda?"
"Toilet akan didesain duduk dengan lubang ditengahnya, buatlah galian yang sangat dalam agar toilet tidak cepat penuh, dan jika sudah penuh, bongkar lah toilet dan kumpulkan kotoran ke dalam gerobak, kemudian kubur lah ditempat jauh dari kota, oh iya pastikan tidak berada di dekat sungai, namun dipinggir hutan tidak apa apa, untuk tukang sampah keliling gunakan gerobak saja, terserah dirimu pake tenaga hewan atau manusia."
"baik saya mengerti pangeran"
Kini semua permasalahan di wilayah Karsk sudah selesai Adolf tangani, dia merasa sudah waktunya ia kembali ke istana kerajaan, Adolf mengumpulkan warga Karsk kemudian dia berpamitan untuk kembali ke ibukota.
Setelah dia kembali ke ibukota, dia menghadap sang raja untuk melaporkan bahwa ia telah berhasil mengelola wilayah karsk, dan warga karsk sudah menerima menjadi bagian warga kerajaan, sang raja langsung menobatkan pangeran Adolf menjadi penerus selanjutnya dan berhak atas tahta, kaum bangsawan juga telah menerima Adolf sebagai calon raja baru mereka, upacara penobatan akan diadakan 3 hari kemudian.
Sebelum penobatan
"Pan, bagaimana misi mu, laporkan yang telah kau peroleh."
"yang mulia, pangeran Herman telah gagal mengelola wilayah para pengkhianat itu, berkali kali dia hampir berhasil menyadarkan penduduk setempat, namun berkat rumor rumor yang telah ku sebar dan tanpa ketahuan oleh pengawas raja, aku berhasil membuat pangeran Herman gagal menyadarkan penduduk setempat, saya telah memanipulasi publik, membakar lumbung gandum, dan telah melenyapkan hewan ternak, serta menjarah harta penduduk melalui bandit."
"kerja bagus Pan, kini bagaiman dengan Herman?"
"dia telah tewas dibunuh oleh penduduk setempat karena dinilai gagal, pasukan dan pengawas raja pun ikut dibunuh dengan cara diracun, hanya 1 orang yang berhasil selamat dan melaporkan berita kepada raja."
"baiklah aku mengerti, teruslah menyebarkan opini publik bahwa aku tidak ada hubungan tentang kegagalan Herman."
"baik yang mulia."
Bagaimana bisa terjadi kegagalan pada Herman, rupanya Adolf telah menempatkan 2 anak buahnya di wilayah Herman, tepat sebelum kompetisi ditetapkan, ia mampu memperkirakan wilayah yang akan ditunjuk oleh Raja, dan dia menyusun rencana dengan anak buahnya skema menggagalkan rencana Herman, dengan berpura pura menjadi warga asli, hingga memberikan saran yang justru merugikan warga, Herman tidak mengetahui itu semua, dan sepenuhnya bergantung pada anak buah Adolf, namun naas, dibalik dalang atas kegagalan semua rencana Herman adalah anak buah Adolf, Herman tidak mengetahui kebenaran itu hingga akhir hayatnya.
Hari upacara penobatan pun tiba, Adolf berdiri dan maju perlahan sesuai bimbingan pendeta, sumpah serapah pun Adolf ucapkan
"aku bersumpah akan melindungi kerajaan Danemor hingga akhir hayatku, dan akan melindungi rakyat yang menjadi bagian kerajaanmu."
Usai mengucapkan sumpah serapahnya, dia duduk di singgasana, dengan ayahnya Arthanas berada disampingnya, ayahnya meletakkan mahkota ke kepala Adolf, dan Adolf resmi menjadi Raja Danemor.
"
"