Kedatangan seorang wanita sebagai manager baru grup Maverick membuat para member terkejut. Terlebih lagi tidak adanya alasan yang tepat untuk menerima manager baru saat ini. Lantas mengapa perusahaan harus merekrut orang di saat mereka sama sekali tidak memerlukan tenaga tambahan?
Namun karena petinggi perusahaan yang memberi keputusan semua hanya bisa diam dan menerima. Awalnya tidak ada yang salah, semua berjalan sesuai rencana, jadwal dan member semua dalam keadaan baik. Sampai bulan demi bulan terlewati dan masalah pun mulai bermunculan. Mulai dari peristiwa penggelapan dana, pergantian CEO hingga penculikan yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa masalah datang silih berganti bersamaan dengan kehadiran sang manager baru? Apakah ada rahasia di balik ini semua atau memang semua ini adalah rencananya? Lantas bagaimana nasib para member setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achazia_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Matahari masih malu-malu untuk memamerkan sinar hangatnya, bahkan udara pagi yang dingin masih terasa menusuk kulit. Namun, Alexa sudah memulai pekerjaannya. Tugasnya sederhana, ia hanya harus menjemput member Maverick di dorm kemudian membantu mereka bersiap karena pagi ini mereka harus melakukan photo shoot bersama salah satu brand kecantikan Korea, Nature Republic.
“Kenapa sepi sekali? Apa mereka masih tidur?” gumam Alexa begitu masuk ke dalam dorm, sedikit heran saat melihat keadaan dorm yang masih gelap.
Inisiatif, ia pun berniat untuk mengetuk salah satu pintu kamar. Namun baru saja tangannya terangkat, seseorang telah membuka pintunya.
“Alexaa-ssi? Kenapa kau berada di dorm kami pagi-pagi sekali?” tanya Dohyun, lelaki yang sering disamakan dengan kelinci itulah yang membuka pintu.
“Bukankah kalian ada pemotretan dengan Nature pagi ini? Kenapa belum ada yang siap?”
“Apa?! Pemotretan?!” Mendengar pertanyaan Alexa, Dohyun pun segera mengecek jadwal di ponselnya dan benar saja Hwa Young semalam mengingatkan mereka di grup tentang hal ini. Tepat pukul 8 nanti mereka akan melakukan pemotretan dengan Nature Republik. Mengetahui akan keterlambatan mereka refleks Dohyun menepuk keningnya.
“Sudah ku duga, kalian pasti lupa. Sudahlah, sekarang tolong bantu aku bangunkan yang lain dan setelah itu bersiaplah, Dohyun-ssi.”
Seperti yang sudah kalian pikirkan, keributan dan kekacauan menjadi pemandangan di dorm Maverick pagi itu. Seluruh member panik, ada yang saling berebut kamar mandi, ada yang menanyakan barangnya yang tidak ketemu. Intinya pagi itu yang ada hanya chaos.
****
Lalu-lalang para staff menjadi pemandangan yang harusnya tak asing, tapi jika diperhatikan sepertinya para staff bekerja lebih keras pagi ini. Hal yang tak mengherankan, karena para member datang terlambat jadi mereka harus bekerja ekstra untuk menambal waktu yang telah terbuang.
“Alexa, kemarilah!” Nada tegas dan penuh intimidasi membuat Alexa menghela napas, sudah pasti ia dapat masalah padahal ia baru saja menginjakkan kakinya di tempat photo shoot.
Di sinilah Alexa sekarang, menjauh dari kerumunan ditemani tatapan tajam Hwa Young yang terasa seperti menguliti.
“Bukankah aku sudah memberi tau mu bahwa photo shoot akan dilakukan pukul delapan pagi?! Kenapa kalian malah datang terlambat, hah?!”
“Maafkan saya Hwa Young-ssi, tapi tadi para member lupa jika ada jadwal pagi sehingga belum siap saat saya‒”
“Alasan! Bagaimana mungkin para member lupa?! Kemarin malam aku sudah mengingatkan kembali soal jadwal mereka. Tidak usah mencari-cari alasan! Jika kau memang tak berniat untuk bekerja, maka aku memintamu dengan hormat untuk berhenti sekarang juga!” Suara Hwa Young meninggi, bahkan para staff yang tadinya sibuk bekerja sempat terhenti untuk melihat pertengkaran mereka.
“Maaf, tapi saya sama sekali tak berniat untuk mengacaukan jadwal dan saya bisa yakinkan Anda bahwa saya serius dengan pekerjaan saya.”
Hwa Young mendengus. “Jika kau serius seharusnya kau tidak terlambat! Apa kau pikir ada orang yang tidak disiplin tapi bisa‒”
“Maaf Hwa Young Noona, Alexa-ssi, bukan bermaksud menyela tapi ini semua memang kesalahan kami. Kami memang terlambat bangun karena lupa dan kelelahan,” ucap Dohyun yang entah kapan sejak kapan berdiri di belakang Alexa.
Jones yang juga berdiri di samping Dohyun pun ikut berkata, “Benar, Alexa-ssi tidak berhak dihukum atas hal ini. Semua murni kesalahan kami.”
Berubah, raut wajah Hwa Young yang tadinya tegas dan keras sedikit melunak, meski jika diperhatikan masih ada banyak kemarahan di sorot matanya, namun kerutan di wajahnya sudah menghilang. Sepertinya ia sedang mencoba menahan amarah.
“Oh, kalian sudah siap? Segera ke tempat photo shoot sekarang. Yuri-ssi, tolong antar mereka ke tempat pemotretan,” ucap Hwa Young pada salah satu staff yang kebetulan lewat, setelahnya ia berjalan menjauh. Sepertinya ia sudah malas berurusan dengan Alexa lagi.
“Maaf membuatmu terlibat masalah di hari pertama kerja Alexa-ssi. Kami benar-benar tidak bermaksud untuk menyusahkanmu,” ujar Jones dengan nada bersalah.
“Sudahlah lupakan saja, sebaiknya kalian segera menuju tempat photo shoot. Kasihan Yuri-ssi jika harus menunggu lama, bukankah setelah ini kalian masih ada jadwal? Lebih baik kita memanfaatkan waktu dengan baik, iya kan?” ucap Alexa diringi senyum manis. Melihat hal itu rasa bersalah dalam hati Dohyun dan Jones berkurang.
Setelah keributan kecil itu berlalu, photo shoot pun dimulai. Suara jepretan kamera dan suara director yang memberi arahan bak sebuah musik pengiring, kilatan-kilatan light yang bertugas mempertajam gambar pun beberapa kali menyilaukan mata. Semuanya berjalan lancar, sampai tiba-tiba Taewon yang menjadi center limbung ke samping, tapi untung saja Jaehwan yang ada di sebelah dengan sigap menahan tubuhnya.
Kacau, semua orang panik juga terkejut. Beberapa member mencoba menyadarkan dengan memanggil namanya berkali-kali, bahkan Jaehwan yang menopang kepalanya ikut menepuk-nepuk pipinya pelan, tapi hasilnya nihil, Taewon tetap tak membuka mata.
“Saya sudah menghubungi petugas kesehatan, mereka akan segera kemari,” ucap Alexa setelah berhasil menembus kerumunan. Posisinya saat ini sedang jongkok di sebelah kepala Taewon.
Namun walau Alexa sudah berucap demikian, bisik-bisik kekhawatiran masih terus terdengar. Tentu saja, pemotretan masih baru berjalan dan artis mereka tiba-tiba pingsan, sudah pasti pemotretan hari ini akan dibatalkan. Melihat kondisi yang sudah semakin tidak kondusif, Hwa Young pun mengambil tindakan. “Untuk para member, lebih baik kalian kembali ke agensi, terlebih yang masih memiliki jadwal, biar aku bicarakan hal ini dengan pihak Nature. Yun Yeong-ssi dan Jooyul-ssi akan mengawasi jadwal kalian dan Alexa-ssi kau yang akan mengurus Taewon, paham?” Alexa mengangguk mendengar instruksi Hwa Young dan begitulah pembagian tugas mendadak yang diintruksikan Hwa Young.
****
Gelisah, Alexa terlihat mondar-mandir di depan pintu besi, sesekali ia mengintip dari balik kaca buram. Saat ini ia sedang berada di depan pintu ruang gawat darurat dimana Taewon dirawat. Batinnya terus menyuarakan doa, bibirnya beberapa kali memanggil nama Taewon‒mencoba menyalurkan kekuatan. Sudah hampir setengah jam, tapi dokter belum keluar dari ruangan.
“Kenapa lama sekali, apakah ada masalah serius? Apakah Taewon‒”
“Anda wali Tuan Lee Taewon?” tanya sang dokter yang baru keluar dari ruang perawatan.
“Iya, saya manager-nya. Apakah ada masalah serius, Dok?”
Sang dokter tersenyum hangat. “Tolong ke ruangan saya sebentar, kita bicarakan di ruangan saya.”
Bunyi metronome dan harum lilin aroma terapi menjadi penyambut kedatangan Alexa. Dengan ramah sang dokter meminta Alexa untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.
“Bagaimana keadaannya, Dok? Apa ada masalah serius?” tanya Alexa to the point.
“Anda jangan khawatir, ia hanya kelelahan dan kurang tidur jadi tolong atur jadwalnya dengan baik dan ingatkan dia untuk makan dengan teratur, Nona.”
Menghembuskan napas, Alexa benar-benar merasa tenang sekarang. Setidaknya ia tidak akan membawa kabar buruk untuk para member malam ini.
“Baik, Dok. Saya pasti akan mengatur jadwalnya dengan baik. Kalau begitu saya‒”
Saat Alexa hendak pamit pergi sang dokter kembali berucap, “Oh, saya juga minta Anda agar lebih memperhatikannya, tolong minta ia mengurangi latihan fisik karena ada banyak luka di tubuhnya entah itu luka lama atau pun luka baru.”
“Maaf, maksud Anda?”
“Kami menemukan beberapa luka di tubuhnya, terutama lebam dan sayatan. Saya berasumsi dia terjatuh karena latihan, mengingat bahwa dia seorang idol pastinya ia juga melakukan latihan fisik untuk memperindah bentuk tubuhnya. Juga jangan biarkan dia stress sehingga melukai diri sendiri karena tadi saya juga menemukan goresan-goresan tipis di pergelangan tangannya. Jadi tolong lebih perhatikan dia, Nona.”
Terdiam, Alexa bingung harus menjawab apa. Ia belum mengenal mereka terlalu dalam, apa lagi Taewon, lelaki itu cukup tertutup, ia tipikal orang yang sulit untuk didekati.
“Baik, terima kasih atas sarannya, Dok. Kalau begitu saya pamit dulu.”
Bau obat yang menyeruak, berlomba untuk memasuki hidung begitu Alexa membuka pintu. Seorang lelaki tengah terbaring lemah di atas ranjang biru rumah sakit. Alexa berjalan mendekat, perlahan ia sentuh tangan yang ternyata cukup kurus itu.
Hati-hati ia sibak lengan bajunya, benar ada beberapa lebam di sana bahkan terdapat luka sayatan juga. Lantas Alexa menghela napas, matanya tertutup, tak percaya dengan apa yang matanya tampilkan. Namun tak lama keningnya berkerut, heran saat melihat luka berwarna biru di sekitar perut sebelah kiri Taewon yang kebetulan tersingkap. Penasaran Alexa mencoba membuka kancing terbawah baju Taewon, napasnya sedikit tercekat begitu melihat bagian pinggang Taewon, ada lebam yang cukup besar di sana, seperti bukan karena terantuk atau jatuh, tapi karena di pukul oleh seseorang. Apakah masalahnya sudah separah itu?
mampir balike ke ceritaku juga "30 hari"
semoga semakin rame yaaa
Trimakasih kak sudah berkunjung 💜