Cinta Berselimutkan Lara

( Semua Terlihat Tidak Adil, Namun Inilah Takdir! )

berkarya Tidaklah Mudah, Dukungan Kalian Sangat Berati Bagi Author, Terimakasih Yang Sudah Mau Baca Tulisan Saya 🌷🌷🌷 Salam Hangat Dan Salam Sayang 😘😘😘

.

.

Hujan Turun Dengan Deras nya, Tiba-Tiba Saja Juga Terjadi Mati Lampu, Naura Dan Difa Sangat Ketakutan. Malam ini Mereka Berdua Tidur Di Kamar Para Orang Tuanya Masing-Masing.

Sania Yang Baru Saja Selesi Menjemur Pakian Di Teras Balkon, Kaget Karena Lampu Gelap Gulita Sania Merambah Tembok Terus Berjalan Menuju kamarnya.

" Apa Ini? " Tidak Sengaja Tangan Sania Malah Meraba Dada Bidang Aditya Yang Juga Sedang Merasa Seperti Orang Buta.

" Ck... Apa-Apa ini! " Aditya Menggerutu Juga Meraba kepala Sania.

" ini Juga Apa-Apan Sudah Gelap Di Tambah Gelap, Kenapa Kau Memegangi Kepala Ku Pak? " Sania Menelan Saliva Nya. Berusaha Melihat Namun Tetap Saja Gelap.

Alhasil Mereka Tetap Berdiri Berdua Di Seberang Kamar Mereka.

" Apa Kita Akan Terus Berdiri Seperti ini Pak.. tidak Kita Usahakan Mencari Penerangan Apa Tidak Ada Lilin Di Laci Pak? " Sania Terbata Lama Kelamaan ia Engap Juga. Karena Jika Mati Lampu Sania Sejak Kecil Selalu Merasa Ketakutan. Sania Sangat Takut Sekali Dengan Gelap.

Sebenernya Aditya Juga Merasakan Hal yang Sama Takut Kegelapan Namun ia Sangat Jaim Pada Sania, Karena Sifat Arogan nya Tiba-Tiba Saja Hilang Karena Takut Mati Lampu. " Hih... ini Kapan sih Nyala Nya? " Gerutu Aditya Namun Hanya Bisa Ia ucapkan Dalam Hati.

Entah Mau Sampai Kapan Sania Dan Aditya Terus Berpegangan Karena Ketakutan Mereka Masing-Masing!

Hati Sania Berdebar Kencang Begitu Pula Dengan Aditya, Namun Sania Langsung melepaskan Tautan Nya hendak Mencari Lilin Meraba Ke Arah Meja. Karena Jika Terus Berada Di Dekat Aditya Yang ada Jantungnya Semakin Tidak Karu-karuan.

" Sania Jagan Jauh-Jauh " Aditya Menarik Pinggang Sania, Berakhir Sania Di Peluk Dari Belakang Oleh Aditya.

Sania Seperti Mendengar Detak Jantung Nya Sendiri Gugup Dan Ada Perasaan Aneh Di Dalam Sana, Memang ini Juga Untuk yang pertama Kalinya Sania Di sentuh oleh Laki-Laki yaitu Suaminya Sendiri.

Beberapa Menit Kemudian Lampu itu Menyalah, Aditya Langsung Melepaskan Tautannya, Sementara Sania Langsung Berjalan kecil Ke Kamar nya Tidak Berani Menatap Aditya.

Sesampainya Di Kamar Tubuh Sania Merinding, Bukan Hanya Itu Ia Juga Merasakan Perasaan Yang Aneh Sedikit Berbunga-Bunga.

" Apa Aku Mulai Jatuh Cinta? " Sania Memegangi Dadanya Yang berdegup Kencang.

" ini tidak Mungkin Besok Juga Pak Aditya Akan mengadakan Pertunangan, ingat Sania Dirimu Hanyalah Pembantu! " Sania berbicara pada Dirinya Sendiri

ia menegaskan Jika Dirinya Tidak Boleh Ada Perasaan Pada Aditya, karena untuk Hari-Hari selanjutnya Pasti Dirinya Akan Melihat Aditya Memiliki Istri Yang Memang Karina Akan di boyong Kesini Setelah Menikah.

Dan Entah Nasib Diri Ini Harus Bergantung Dengan Siapa?

.

.

" Sania...." Lirih Aditya Menghampiri Sania Yang Baru Saja Selesai Shalat Subuh

Sania Juga Kaget karena Aditya Tiba-Tiba Bicara Lembut Dan Lirih Padanya.

" iya Pak Ada Apa? "

" Maafkan Aku Atas Semalam! " Ucapnya Sambil Menatap Sania Dalam.

Sania Hanya Menangguk Saja, dan Kembali Meningalkan Aditya Yang Masih Mematung Disana.

Hari Menjelang pagi, Sania Segera Menyelesaikan Pekerjaan Rumah ini, Karena Siang Nanti Ia Juga Akan Ikut Ke Acara Pertunangan Itu.

.

.

Sementara Di Rumah Besar Kelurga Shada Kusen, sedang Menyiapkan Acara Pertunangan Putri Nya Dengan Megah.

Rumah Bertingkat Tiga Lantai Dan Juga Sangat Luas, Serta Memiliki Sepuluh Pekerja Rumah, Pak Shada Kusen Adalah Seorang pengusaha Pada Masa Nya. Ayahnya Karina Kusen Dan Juga Ibunya Bernama Sonya Vara.

" Cepat Kau Bawa meja Itu Kesini, Dan ini Bunga Dekorasi nya Juga Kelihatnya Tidak Rapih " Ucap Bu Sonya Yang Memang Selalu Cerewet Pada Semua Orang.

" Karina Jam Berapa Mereka Akan Datang? " Sonya Berdengus Memperihatinkan Putrinya Yang Sedang Di Rias Oleh MUA Terkenal.

" Mungkin Jam Satuan Bu.." Ucap Karina Tenang

" Apa Kau Sudah Yakin Dengan Aditya Karina? Ia Hanyalah Seorang Jurnalis kenapa Kau Tidak Mencari Pengusaha Saja " sedari Awal Memang Sebenarnya Sonya Tidak Setuju Dengan Hubungan Karina Dan Aditya Namun Nampak Nya Sang Putri Sangat Mencintai Pemuda Itu.

" Yakin bu,,, Itu Adalah Pilihan Ku. " Ucap Karina Mantap.

Setelah Semuanya Siap Dan Akhirnya waktu Nya juga Tiba Kelurga Aditya Datang Ke Rumah Karina Membawa Barang-Barang Hantaran. Namun Tetap Saja Di Mata Bu Sonya Mereka Membawa Barang-Barang Sekelas Bawah Karena Kelurga Karina Lebih Kaya Dari Kelurga Aditya.

" Wah Rumah Kak Karina Besar Sekali " Gumam Sania Sambil Melihat Hiasan Sekeliling.

" Karina Kau Yang Benar Saja Sepertinya Semua Barang-Barang yang Dibawa Oleh Aditya Adalah Barang-Barang Murah " Bisik Bu Sonya Pada Karina.

" Ibu Jagan Bicara Begitu Bu, Baiknya Kita Menghargai Pemberian Nya " Ucap Karina Sambil Menyiapkan Diri Untuk Menemui Keluarga Aditya.

Terlihat Karina Begitu Anggun Semua Orang Melihat Ke Arah Karina, Terutama Sania Ia Yang Paling Kagum Dengan Kecantikan Karina Calon Istri Suaminya.

Sesampainya Di Penghujung Acara Kini Tibalah Karina Dan Aditya Menyematkan Cincin Di Jari Masing-Masing Terlihat Senyum Bahagia Pada Keduanya.

Karena Hari Dan Tangal Pernikahan Mereka Telah Di Tetapkan Tiga Hari Mendatang.

" Andai saja akulah yang berada disana " Batin Sania Senyum-Senyum Dewe..

" Haduh Kenapa Pikiran Ku Jadi Ngawur Gini! " Sania Langsung Menepis Pikiran Nya Yang Wara-Wiri.

Namun Saat Hendak Menyematkan Cincin Di Jari Manis Karina, Aditya Melihat Wajah Sania Dengan Tatapan Yang Sulit Di Artikan. Tentu Saja Sania Yang Senyum-Senyum Sendiri Juga Langsung Melempem Takut Jika Nanti Aditya Marah Lagi Padanya.

" Wah,,, Kalian Berdua Adalah Pasangan Yang Sangatlah Serasi " Cletuk Bella.

Semua Tertawa Bahagia, Namun Tidak Dengan Bu Sonya Yang Nampaknya Sangat Menekuk Wajah Tidak Senang Bahkan Saat Semua Orang Memakai Baju Yang Senada Warna Biru Muda. Dirinya Malah memakai Baju Berwarna Pink muda Karena Tidak Mau Mengikuti Standar Rendahan Ucapnya!

" Kelurga Kalian Juga Menyamakan Pembantu Yah! " Ucap Bu Sonya Yang Tentu Saja Sania Langsung Menjadi Pusat Pandang Mata. karena Sania Juga Memakai Baju Yang Senada Dengan Kelurga Aditya.

" Eh-iya Kami Memang Sudah Seperti Keluarga Bi " Ucap Salim pada Bu Sonya.

" Oh Begitu Kah! " Bu Sonya Nampak Sangat Tidak Senag Melihat Sania Padahal ini Untuk Pertama Kalinya. Di Tambah Saat Karina Bercerita Soal Sania Pikiran Bu Sonya Langsung Buruk Dan Meminta Karina Agar Tidak Terlalu Dekat Dengannya.

Namun Di Sisi lain, Sania Sedang Berusaha Dan Belajar Ilmu Tenang Agar Air Matanya Tidak Jatuh Saat Barusaja Bu Sonya Nampak Sangat Menyinggung Perasaan Nya.

.

.

.

" Bersambung "