setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Adik Teman Lama
"Sekarang keadaannya sudah seperti ini, aku harus melamarnya kembali dan mempertahankan pernikahan kita" ungkapnya
Oliv, aku tidak akan menghancurkan impianmu, aku akan menjadi orang yang lebih baik lagi untukmu, karena aku sudah sangat mencintaimu, batinnya seraya menatap lekat sepasang cincin di tangannya.
Hari berikutnya, tepatnya hari yang paling di nantikan oleh oliv pun akhirnya tiba. Selepas mandi barra langsung mengecek pesan yang masuk, ternyata ada pesan dari oliv yang mengatakan dia akan menunggu kepulangannya sembari menyematkan emotikon hati di ujung teksnya.
"Sepertinya dia salah ketik, atau memang sengaja? Imutnya anak ini" gumam barra sambil senyum senyum sendiri.
Drrrttt .. ponselnya kembali bergetar keras, kali ini ibunya yang menelfon.
"Halo bu?"
"Nak, apakah hari ini kau sibuk?"
"Iya sedikit"
"Bagaimana bisa kau menunjukkan wajahmu kemarin? Bahkan tanpa punya waktu bicara, ibu sangat sedih"
"Maafkan aku bu, tapi kemarin memang tidak bisa datang karena oliv sakit"
"Lagi-lagi anak itu berbuat semaunya, dia selalu mencari alasan untuk membatalkan pertemuan penting keluarga" cerocos ibu
"Maaf bu"
"Kau selalu tak punya waktu dengan ibumu, selalu saja sibuk dengan istri mu yang manja itu, kemarin pun kau hanya pulang sebentar dan malah bermain catur dengan ayahmu saja"
"Apa semua baik-baik saja bu, tumben sekali ibu menelepon hanya untuk menceramahiku"
"Tidak ada hal buruk yang terjadi, hanya saja ibu sedikit khawatir padamu karena kemarin ada seseorang yang melempari telur begitu banyak ke mobil saudaramu, entah kenapa persaingan bisnis sekarang lebih agresif ketimbang dulu, ibu harap kau harus selalu berhati-hati nak" ucap ibu mencemaskan barra
"Jangan khawatir bu, sepulang dari sini aku akan mampir pulang, aku juga punya kabar gembira yang ingin ku beritahukan nanti pada ibu"
"Apa? Tentang apa?"
"Nanti saja kalau aku sudah pulang, ibu istirahatlah dan jangan terlalu dipikirkan masalah yang tadi"
"Iya nak"
Olivia, betapa cantiknya seorang anak yang mirip denganmu nanti, dan untuk anakku yang akan lahir kelak entah itu perempuan ataupun laki-laki, aku akan membiarkan kamu menjadi orang pertama yang menginjak salju ke negara yang pernah mempertemukan aku dan oliv disana.
Aku akan mengajarimu bersepeda untuk yang pertama kalinya, aku yang akan selalu mengenggam tanganmu dan aku pula yang akan selalu melindungimu.
Aku akan selalu melakukan kontak mata untuk memberitahumu bahwa aku sangat mencintaimu calon buah hatiku.
"Kalau aku bergegas, mungkin aku tidak akan terlambat bertemu dengan oliv" gumam bara tergesa-gesa
Namun, entah nasib buruk yang datang sendiri atau karena faktor kesengajaan seseorang, mendadak sebuah mobil melaju kencang dari arah belakang dan menabrak barra yang tengah berjalan terburu-buru menuju ke arah mobilnya. Naasnya tak ada seorang pun yang menyaksikan kejadian itu di basement.
Terlambat sudah untuk menghindarinya kini barra tergeletak setengah sadar dengan kondisi yang terbentur keras hingga mengucur darah segar dari kepalanya.
"Tidak mungkin seperti ini, aku harus menemui oliv dan melamarnya lagi"
Di tengah kesadarannya yang mulai menipis ia melihat seorang lelaki berpakaian serba hitam dan memakai topi tengah berdiri memandanginya. Lelaki itu mungkin seumuran dengannya dan tampak tenang meski telah menabrak seseorang.
"Pernahkah kau mendengar namanya?" Katanya, namun suara itu terdengar samar oleh barra.
"Apa ?" Batinnya tak mengerti, perlahan kesadarannya mulai hilang sementara nafasnya juga mulai tersengal sengal karena menahan rasa sakit di kepalanya.
Meski dalam hati ia menjerit untuk meminta pertolongan orang tersebut, namun anehnya orang itu justru pergi berlalu begitu saja meninggalkannya yang sekarat di basement yang sangat sepi itu.
Oliv, aku harus menemuimu, bagaimana jika dia menangis? Padahal aku ingin hidup dengannya untuk waktu yang lama, akan sangat sulit untuk membesarkan anak kita seorang diri nantinya, aku mencintaimu olivia dan mengapa aku harus menyimpan kata-kata itu.
Di depan pintu ruang operasi, kini sang ibu menangis tersedu sedu menyaksikan kondisi anak sulungnya yang masih menjalani operasi karena luka di kepalanya, cidera kecelakaan pasca itu mungkin akan menyisakan hal yang tak di inginkan jika nanti operasinya berhasil.
"Barra, bagaimana ini bisa terjadi pada anakku" isaknya
"Bu tenanglah, aku yakin kakak pasti akan baik baik saja" ucap anak kedua seraya menepuk pelan pundak sang ibu.
"Permisi, kami berasal dari kantor kepolisian, apakah anda adalah ibu dari korban yang bernama barra dewanto?" Mendadak dua orang berpakaian rapih dengan jaket kulit mendekati satu keluarga itu di depan ruang operasi.
"Iya benar pak"
"Ada yang melapor lewat bukti cctv yang aktif disekitar pintu masuk basement di TKP, dan kami berhasil mendapatkan nomer plat kendaraan tersangka, bukti lain juga kami dapatkan dari blackbox kendaraan lain"
"Terus bagaimana dengan kondisi pelaku kejahatan itu pak?" Tanya ibu sangat penasaran
"Kecelakan itu adalah tabrak lari yang di sengaja oleh pelaku, dan kami sudah mencatat agar bisa mengamankan identitas pelakunya"
"Syukurlah kalau begitu, tolong tangkap dia pak, tolong pastikan kalian mengadilinya" ujar ibu bergetar
"Akan saya pastikan itu, sementara nama pelaku adalah feri irawan apakah anda mengenalnya?"
"Tidak, saya tidak tahu"
"Baiklah kalau begitu, kami akan menelusuri lebih dalam lagi, mohon ibu untuk sedikit lebih bersabar lagi"
"Iya"
"Permisi pak, apa bapak detektif dari kepolisian?" Teriak salah seorang wanita muda yang tiba-tiba menarik perhatian semua orang disana.
"Maaf anda siapa?" Tanya salah seorang petugas kepolisian.
"Saya adalah saksi terhadap kejadian kecelakan tabrak lari itu, kebetulan saya juga ada kepentingan pergi ke gedung itu sejak pagi, lalu saat saya hendak pulang dan menyalakan mesin mobil tiba-tiba saya melihat adegan tabrak lari itu" jelasnya
"Dimana posisi anda dari kejadian saat itu?"
"Saya ada di jarak 50 meter dari kecelakaan itu"
Begitu mendapatkan informasi tambahan kedua petugas itu segera bergegas pergi untuk mengumpulkan bukti lain dan segera menangkap pelaku kejahatan tersebut.
"Bu, saya adalah cindy adik dari Angga saputra teman kak barra yang dulu sering datang kerumah, apa ibu masih ingat saya?"
"Cindy?" Terlihat raut wajah ibu agak bingung
"Sudah lama sekali saya tidak berkunjung lagi ke rumah ibu karena saya masih kuliah di jerman, berhubung sekarang sedang masa liburan makanya saya kembali sekarang"
"Cindy, jadi kamu cindy anak kecil yang lucu itu?"
"Iya bu"
"Ya tuhan, untung saja ada kamu cindy, sekarang ibu takut dengan kondisi barra, apa yang harus aku lakukan sekarang" ucapnya seraya memeluk erat cindy yang ada di hadapannya
"Jangan khawatir bu, sekarang kak barra sedang di operasi jadi dia pasti akan membaik setelahnya"