Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Setelah berbulan- bulan tidak menemukan Lee Young akhirnya S.Coups menemukan Lee Young dan mulai menarik tangan Lee Young dengan kasar menuju sebuah kamar. Lee Young merasa tubuhnya tertahan dengan erat oleh tubuh S.Coups. Detak jantungnya berdengung keras di telinga, sementara S.Coups memandangnya dengan tatapan penuh amarah, seolah menilai setiap inci dari kegagalannya. Setiap inci dari tubuh Lee Young terasa seperti tercekik dalam cengkraman S.Coups meskipun ada keinginan untuk melawan Lee Young tahu untuk saat ini dirinya tidak punya banyak pilihan. S.Coups mendorong tubuh Lee Young dengan kasar hingga tubuhnya terhempas dikasur tak lupa S.Coups mengunci kamar tersebut. Lee Young pun segera memperbaiki posisi dirinya yang terhempas menjadi terduduk
"Kamu sudah berani melawan ku Lee Young. Kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi setelah semua yang telah kamu lakukan padaku?"ucap S.Coups yang menggetarkan serta dipenuhi kebencian
"Aku bukan mainan atau boneka tuan S.Coups dan aku tidak akan pernah tunduk terhadapmu. Kamu hanya membuatku semakin membenci dirimu"ucap Lee Young sambil menahan rasa sakit ditubuhnya.
Kemarahan S.Coups memuncak, ia pun meraih leher Lee Young dengan kuat memaksa Lee Young untuk menatap mata S.Coups penuh dengan api.
"Kamu pikir kamu bisa bicara seperti itu padaku setelah semua yang telah keluargamu lakukan? Aku sudah memberikan sebuah pilihan Lee Young, dan kamu membuat pilihan kamu sendiri yaitu lari dari tanggung jawabmu"murka S.Coups. Lee Young merasakan nafasnya semakin sesak karena cengkraman S.Coups namun Lee Young masih bisa mempertahankan keberaniannya
"Dengan aku memberikan tubuhku padamu? Cuih aku tidak mau! Aku akan berjuang untuk kebebasanku tidak perlu seberapa keras kamu berusahan menahan ku"ucap Lee Young sambil meludahi wajah S.Coups
S.Coups menggeram marah sambil menyeka wajahnya
"Kamu benar-benar tidak tau berterima kasih!" ucap S.Coups dengan suara mengeras
"Tanggung jawab tetap tanggung jawab, aku tidak peduli kamu! Selagi kamu masih hidup kamu masih berhutang kepadaku. Kamu milikku maka dari itu kamu tidak bisa melarikan diri dariku. Jangan memaksaku menghancurkan segala sesuatu yang ada disekitarmu, kamu pikir aku tidak berani melakukannya tunggu dan liat saja nanti" murka S.Coups
Lee Young merasa tubuhnya semakin lemas di bawah cengkraman S.Coups. Setiap kata yang keluar dari bibir pria itu terasa seperti cambuk yang semakin menyiksa. Meski rasa takut dan sakit mulai menguasai dirinya, Lee Young berusaha keras untuk tetap tegar.
"Jika aku milikmu, kenapa kamu tidak bisa melihat bahwa aku ingin bebas? Aku tak akan pernah menjadi bonekamu, S.Coups," ucap Lee Young dengan suara yang sedikit bergetar, meskipun ia berusaha menahan agar tetap terdengar tegas.
S.Coups mendekatkan wajahnya, napasnya panas di wajah Lee Young, tatapan matanya penuh dengan api yang membakar.
"Kebebasan? Kamu tahu apa yang harus aku korbankan demi menjaga segala hal ini tetap berdiri?" ucap S.Coups penuh dengan penekanan, seolah setiap kata yang keluar adalah serangan yang lebih tajam dari sebelumnya.
Lee Young menatap S.Coups dengan mata yang tak mau menyerah.
"Aku tahu satu hal, S.Coups, aku tidak akan pernah menjadi bagian dari dunia kotor ini. Kamu bisa saja mengancamku, tapi itu tidak akan membuatku tunduk," jawab Lee Young, meskipun hatinya bergetar.
Dengan cepat, S.Coups meraih pergelangan tangan Lee Young dan menahannya dengan kuat, seolah ingin membuatnya merasa sekuat dan sekeras dirinya.
"Kamu harus berhenti berbicara tentang kebebasan yang tidak ada. Tidak ada tempat untuk orang seperti kamu di dunia ini, Lee Young. Kamu sudah berada di sini, dan kamu akan tinggal di sini. Aku akan memastikan itu," desis S.Coups dengan ancaman yang begitu jelas.
Lee Young mencoba menarik tangannya, berusaha melepaskan diri, tapi S.Coups tidak memberi ampun. "Kamu bisa mencoba melawan sekeras apapun, tapi selama aku ada, kamu tidak akan bisa lari" ucap S.Coups dengan suara rendah, namun penuh dengan kekuatan yang menakutkan.
Namun, meskipun ketakutan terus menggerogoti dirinya, Lee Young bertekad untuk tidak menyerah begitu saja.
"Aku tidak takut padamu, S.Coups. Aku akan bertahan, apapun yang terjadi." ucap Lee Young
S.Coups menyeringai, namun kali ini senyuman itu tidak mengandung sedikit pun kebahagiaan. Justru, itu tampak lebih seperti sebuah ancaman yang datang dari dalam dirinya yang paling gelap.
"Kamu masih ingin bertahan?" ucap S.Coups suara seraknya menciptakan atmosfer yang mencekam. "Lihat seberapa jauh kamu bisa bertahan." sambung S.Coups
Ia kemudian mendorong tubuh Lee Young kembali ke kasur, dan meskipun Lee Young mencoba melawan, tubuhnya lelah dan kesulitan untuk melawan kekuatan S.Coups. Setiap inci tubuhnya terasa seperti dihimpit oleh tekanan yang tak bisa ia lepaskan.
"Sungguh keras kepala" ucap S.Coups dengan suara rendah, seolah berbicara lebih kepada dirinya sendiri. Lalu, dengan gerakan cepat, ia menekan tubuh Lee Young dengan tubuhnya sendiri, membuat ruang antara mereka semakin sempit.
Lee Young menahan napas, berusaha melawan rasa panik yang mulai merayapi dirinya. Ia berusaha menenangkan pikirannya, meskipun hatinya berdegup begitu kencang, takut akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
"Kamu mungkin pikir aku lemah, S.Coups," ucap Lee Young, dengan suara yang berusaha untuk tidak pecah.
"Tapi aku lebih kuat dari yang kamu kira. Aku akan menemukan jalan keluar, aku akan bebas." sambung Lee Young
S.Coups mengangkat alisnya, memperhatikan setiap gerakan Lee Young.
"Kamu masih percaya pada kebebasan yang semu itu?" tanya S.Coups seraya menggelengkan kepala pelan, seolah merasa kasihan pada Lee Young. "Kebebasan itu tidak akan datang, Lee Young. Tidak ada yang akan datang untuk menyelamatkanmu." samung S.Coups
Lee Young menggigit bibirnya, merasa sakit dan marah sekaligus. Setiap kata yang diucapkan S.Coups seperti tembok yang semakin tinggi, menghalangi setiap upaya untuk melarikan diri. Namun, di dalam dirinya, ada dorongan yang kuat, sebuah api yang menolak untuk padam.
"Aku tidak akan menyerah," jawab Lee Young dengan tegas, matanya menatap tajam ke arah S.Coups. "Kamu boleh mengurungku, kamu boleh mengancamku, tapi suatu hari nanti kamu akan melihat bahwa aku akan melarikan diri dari cengkeramanmu. Tidak ada yang bisa mengendalikan hidupku selain diriku sendiri." sambung Lee Young
S.Coups terdiam sejenak, lalu melepaskan sedikit cengkramannya di pergelangan tangan Lee Young, meskipun masih ada keinginan untuk mengendalikan dan mengintimidasi.
"Kamu benar-benar tidak mengerti. Kamu tidak akan bisa melarikan diri dariku. Tidak sekarang, tidak nanti. Aku sudah membuat keputusan untukmu, dan itu adalah takdirmu." ucap S.Coups
Lee Young menatapnya dengan keteguhan. "Keputusanmu bukan takdirku," jawab Lee Young dengan tegas, meskipun perasaannya kacau. "Takdirku adalah kebebasanku. Dan aku akan berjuang untuk itu." ucap Lee Young
S.Coups berdiri dengan gerakan kasar, matanya memancarkan kemarahan yang semakin membara. Dia menatap Lee Young dengan tatapan penuh dominasi, seolah ingin menindih semangat yang masih tersisa dalam diri Lee Young.
"Kamu masih berpikir seperti itu? Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi padamu jika terus menentangku," ucap S.Coups suara seraknya menambah ketegangan di udara.
Lee Young tetap duduk di kasur, meskipun tubuhnya terasa lemas dan nyeri, ia tetap mempertahankan keberaniannya.
"Aku tahu lebih baik daripada siapa pun apa yang terjadi padaku, S.Coups. Tapi aku juga tahu satu hal selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah menjadi budakmu. Aku akan berjuang untuk kebebasanku sampai akhir." tekad Lee Young
S.Coups mengerutkan kening, seolah mendengar kalimat itu untuk pertama kalinya. Mungkin dia mulai melihat tekad yang lebih dalam dari yang dia kira. Lee Young memang tampak rapuh, namun ada sesuatu dalam dirinya yang terus menantang setiap kekuatan yang mencoba menekannya.
"Dengar, Lee Young" ucap S.Coups dengan nada yang lebih rendah, meskipun kemarahan masih membakar di balik kata-katanya.
"Aku tidak ingin melihatmu terluka lebih jauh. Tapi jika kamu terus menentangku seperti ini, kamu akan belajar bahwa melawan takdir bukanlah sesuatu yang bisa kamu lakukan begitu saja." ucap S.Coups
Lee Young menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air mata yang hampir mengalir. Ia tahu S.Coups menginginkan kemenangannya, namun hatinya penuh dengan tekad.
"Aku lebih baik mati berjuang daripada hidup tunduk padamu," jawab Lee Young dengan suara serak namun mantap.
S.Coups menatapnya dengan keheningan yang mengganggu, kemudian berbalik dan berjalan menuju pintu kamar.
"Kamu masih belum mengerti, Lee Young," ucap S.Coups tanpa menoleh.
"Aku akan memberimu waktu. Tapi ingat ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu." sambung S.Coups
Pintu kamar tertutup dengan keras, meninggalkan Lee Young yang duduk terdiam di kasur. Jantungnya masih berdebar kencang, namun ada perasaan baru yang tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan bahwa meskipun S.Coups memiliki kekuatan untuk mengendalikan, tidak ada yang bisa mengendalikan hati dan semangatnya. Dia tahu perjuangannya baru saja dimulai dan tak ada lagi jalan mundur.