NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berontak

Lucyana pulang ke rumah diantar oleh sopir keluarga Bramantyo. Di tangannya ada berkas yang Galen berikan padanya. Sesampainya di rumah, Lucyana melihat mobil Joni sudah terparkir di garasi, yang artinya keluarganya sudah lebih dulu pulang.

Lucyana memeluk erat berkas yang dibawanya, bukti akan kenyataan pahit mamanya semasa hidup. Matanya Lucyana kembali berkaca-kaca, bisa dipastikan dalam sekali kedipan cairan bening itu akan lolos dari matanya. Benar saja, ketika Lucyana berkedip cairan bening itu lolos dari matanya.

"Nona, kita sudah sampai," ucap sang sopir membuat Lucyana tersadar lantas menarik napas dalam-dalam, menetralkan rasa sesak di dadanya.

"Iya, Pak. Makasih ya sudah antar aku," ucap Lucyana seraya menyapu jejak air mata di pipinya. Setelah itu Lucyana turun dari mobil.

Lucyana berjalan dengan menyeret kakinya, seolah semua beban berat yang ada di dunia berada di pundaknya. Ia berhenti sejenak, menutup mata dan mengingat apa yang dikatakan oleh Galen.

"Mereka yang numpang hidup sama lo. Jangan mau ditindas."

Lucyana kembali menarik-napas dalam-dalam, mengumpulkan semua keberaniannya, sebelum kembali melangkah. Sesampainya di pintu ia justru disambut dengan sebuah tamparan.

"Dasar anak pembawa sial!" maki Joni.

Joni lantas menyeret Lucyana ke dalam rumah, tanpa membiarkan anak gadisnya untuk sekedar menarik napas.

"Ini dia anak yang sudah membuat kita dipermalukan di acara itu," ucap Kamila. "Hukum cambuk saja 100 kali."

Lucyana menunduk masih dengan memeluk erat berkas di tangannya. Akan tetapi ada yang berbeda, auranya menggelap, ada senyuman sinis terukir di bibirnya. Berbeda sekali, Lucyana tidak seperti biasa yang selalu nampak ceria.

"Aku ambilkan cambuk, Pa," ucap Cintya.

"Papa kenapa capek-capek cambuk aku?" tanya Lucyana pada Joni dan membuat langkah Cintya terhenti. "Bukankah lebih baik Papa lenyapkan saja aku biar gak bikin susah Papa sama yang lainnya?"

"Sudah bosan hidup kamu?" tanya Joni marah.

Lucyana mendongak melihat ke arah Joni dengan tatapan teduh.

"Tapi aku yakin Papa gak akan pernah melakukan itu?" tebak Lucyana. "Karena jika aku mati Papa akan kehilangan semuanya." Lucyana mengarahkan pandangannya ke arah Joni. "Aku benar, 'kan, Pa?"

"Bicara apa kamu?" tanya balik Joni. Pria paruh baya itu mulai gelisah.

"Papa tahu jelas apa yang aku bicarakan," balas Lucyana. "Mungkin tante Kamila juga tahu."

Semuanya terdiam begitu Lucyana bersuara. Joni nampak gelisah begitu juga dengan Kamila. Batin mereka berkata, apakah Lucyana sudah tahu apa yang mereka sembunyikan selama ini?

"Aku sudah tahu apa yang terjadi sama mama. Selama ini Papa juga sudah bohong sama aku. Ternyata Papa sudah mengkhianati mama dengan berselingkuh dengan tante Kamila," ucap Lucyana. "Mama meninggal setelah aku lahir, tapi sebelum itu mama mengalami kecelakaan."

"Jangan bicara ngelantur kamu!" teriak Kamila.

"Udah, Pa usir saja dia," suruh Cintya. "Biar gak nyusahin."

Lucyana menoleh ke arah Cintya menatap saudara tirinya dengan tatapan mengejek. Hal itu jelas membuat Cintya heran. Ia merasa yang ada di depannya bukanlah Lucyana.

"Ini rumahku, semua uang yang kalian pakai untuk belanja juga uang aku. Harusnya yang pergi bukan aku tapi kalian," balas Lucyana. Pandangannya kembali mengarah pada Joni. "Aku benar lagi, 'kan, Pa?"

Joni diam, tidak berkutik begitu juga dengan Kamila, tetapi bisa terlihat dengan jelas kepanikan di wajah keduanya. Mereka tidak menyangka akan mendapatkan serangan dadakan dari Lucyana. Belum lagi mereka bingung, dari mana Lucyana tahu semua itu, tentang perselingkuhan itu juga.

"Mama sama Papa kenapa diam saja?" tanya Cintya kesal.

"Aku cape, Pa. Aku mau ke kamar." Tanpa menunggu waktu lagi Lucyana berlari ke kamarnya masih dengan memeluk berkas yang dibawanya. Tubuhnya sudah mulai bergetar, takut keberaniannya hilang.

Sesampainya di kamar, Lucyana langsung menutup pintu juga menguncinya. Napasnya nampak tidak beraturan, selain karena berlari juga beberapa saat yang lalu sempat menahan napas ketika berdebat dengan keluarganya. Lucyana bahkan sampai tidak menduga bisa berlaku seperti itu.

Di seberang sana Galen tersenyum tipis melihat bagaimana seorang gadis polos menunjukkan taringnya.

TOK TOK TOK

Lucyana terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia takut jika ayah atau ibu tirinya yang datang.

"Non Ana."

Suara pengasuhnya, Lucyana menarik napas lega. Ia langsung membuka pintu kamar, menarik pengasuhnya ke dalam kamar dan kembali mengunci pintunya.

"Non tidak apa-apa?" tanya Bibi.

Lucyana menggeleng, "gak, Bi. Aku cuma deg-degan."

"Tadi Non hebat bisa lawan mereka," puji Bibi.

"Iya, Bi. Sekarang aku tahu, kebenarannya," ucap Lucyana lantas menunjukkan berkas yang Lucyana bawa. "Bibi tahu kalau mama kecelakaan sebelum lahirin aku?"

"Nyonya Ivy kecelakaan?" Bibi nampak syok mendengar perkataan Lucyana.

"Iya, Bi."

"Bibi tidak tahu, Non. Bibi hanya dikasih tahu sama tuan kalau nyonya Ivy tidak bisa diselamatkan karena pendarahan saat melahirkan," jawab Bibi.

"Tentang perselingkuhan papa sama tante Kamila?" tanya Lucyana lagi.

Pengasuhnya diam, memberikan jeda sebelum menjawab. "Kalau itu Bibi tahu, Non. Karena itu pula nyonya Ivy sampai sedih," aku Bibi. "Maaf, Non. Bibi tidak bermaksud untuk menyembunyikan hal itu. Bibi tidak mau Non tambah sedih."

"Tidak apa, Bi," ucap Lucyana. "Oh iya, aku mau minta tolong sama Bibi." Lucyana merogoh tas kecilnya. "Tolong Bibi pasang ini di ruang kerja papa, di kamar papa, dan kamar Cintya. Pasangnya di tempat yang tersembunyi."

"Apa ini, Non?" tanya Bibi.

"Alat penyadap," jawab Lucyana.

"Alat penyadap?" ulang Bibi disambut anggukkan oleh Lucyana. "Non kenapa bisa dapet barang-barang kaya gini."

"Ada yang mau bantuin aku, Bi. Ada kemungkinan kecelakaan mama itu disengaja," jelas Lucyana.

"Maksudnya, Nyonya Ivy sengaja dicelakai?" tanya Bibi.

Lucyana kembali mengangguk, "Iya, Bi. Aku curiga sama papa juga tante Ivy."

"Kalau benar, itu sudah keterlaluan," geram Bibi. "Ya sudah, Bibi akan pasang ini di tempat yang Non tunjukkan tadi."

"Makasih ya, Bi," ucap Lucyana disambut anggukkan oleh bibi.

"Ya sudah, sekarang Non istirahat," suruh Bibi disambut anggukkan oleh Lucyana.

Di bagian lain rumah itu, Joni dan Kamila benar-benar panik. Mereka bahkan sampai bingung apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Cintya yah ada di dekat mereka ikut dibuat bingung.

"Pa, Ma, jadi benar semua yang dikatakan oleh Lucyana itu?" tanya Cintya disambut anggukkan Kamila.

"Ivy meninggalkan semua harta itu untuknya. Dan jika Lucyana meninggalkan harta itu akan disumbangkan. Perempuan itu tidak meninggalkan sepeserpun untuk papa kamu," jelas Kamila.

"Bagaimana bisa anak itu tahu semuanya?" tanya Joni geram.

"Pasti dia dapat semua informasi itu dari orang-orang Bramantyo," tebak Kamila. "Papa tahu gadis yang datang tadi? Itu putri Bramantyo," sambung Kamila.

"Apa?" seru Joni terkejut.

"Iya, Pa. Itu benar," imbuh Cintya.

"Beruntung banget Lucyana bisa dekat sama mereka," ucap Cintya ketus, merasa iri mengingat kedekatan Lucyana dengan keluarga Bramantyo.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak dekati si Arabella itu. Buat Arabella berpihak padamu," usul Kamila.

"Ide yang bagus," balas Cintya. "Tapi aku harus pindah sekolah lebih dulu."

"Papa yang urus."

1
Shelvie Pandoju
waduh semakin seru nih, siap2 saja Safira apa yang akan dilakukan Edgar nantinya. Gara-gara perbuatan Safira kemungkinan besar kedua orangtuanya akan marah dan malu dengan perbuatan putrinya
Neng Saripah
aduh ga sabar ini.liat gmn kelanjutan nasib si safir
Neng Saripah
nah kan bener safira d duga ada keterlibatan
Alevin
again thor
Shelvie Pandoju
waw.. siap siap ajah Safari, hukuman yang kau dapat dari Galen
Siti Aisyah Aisyah
lanjut
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!