Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis biasa?
"Jenderal, kamu membuat ku seperti penghalang."
Li Yue An sesekali mencium bunga mawar yang masih segar di pelukannya. Bau harum memenuhi tubuhnya.
Jenderal Lie Mingyu tersenyum penuh ejekan. "Aku pikir Tuan Putri juga begitu," melirik kearah gadis di sampingnya. Dia juga menyadari tatapan penuh niat jahat dari semua pria yang mereka lewati. Semua pria itu seperti serigala lapar yang siapa menerkam mangsanya.
"Lebih cepat," Li Yue An melihat celah di antara kerumunan orang-orang yang berdesakan saat menaiki jembatan. Dia sudah tidak sabar ingin segera mencapai atas. Dengan cepat dia berlari menerobos kerumunan mencoba untuk mendahului orang-orang.
Jenderal Lie Mingyu ikut melangkah lebih cepat. Saat genggaman tangannya di bagian jubah akan terlepas. Pria muda itu menarik paksa jubah sehingga membuat Li Yue An jatuh dalam ke pelukannya. "Banyak orang. Jangan berlari," menatap lembut.
Li Yue An hanya bisa diam dengan anggukan kepala.
Meraka kembali melanjutkan langkah pelan di antara kerumunan. Membutuhkan waktu sepuluh menit hanya untuk bisa sampai di atas jembatan. Pemandangan jalur utama dari selatan ke utama terlihat lebih indah dari atas jembatan. Keramaian menjalar dari ujung ke ujung bahkan tidak bisa di pastikan titik mana keramaian berhenti. Beberapa kapal melintas dengan penumpang.
"Jenderal," menatap penuh keinginan. "Bisakah kita juga menaiki kapal?" mengedipkan kedua matanya lebih cepat untuk memohon.
Jenderal Lie Mingyu menatap lembut gadis di depannya yang telah berubah menjadi orang berbeda. Seperti gadis kecil yang baru melihat keramaian kota. "Iya."
Satu jawaban itu membuat Li Yue An tersenyum bahagia. Dia bahkan membuat hentakan kecil saking senangnya. "Jenderal, ayo. Sudah ada jalan," gadis itu berlari lagi penuh semangat menerobos turun dari atas jembatan.
"Tunggu," Jenderal Lie Mingyu berlari mengikuti setiap langkah gadis muda yang sudah tidak sabar.
Setelah sampai di tempat penyewaan kapal Li Yue An terus melebarkan senyumannya. Rasa bahagia di hatinya semakin kuat mengikat jiwanya. "Sudah?" melihat kearah Jenderal Lie Mingyu yang baru saja menyelesaikan pembayaran. Satu anggukan membaut Li Yue An langsung menaiki kapal.
Saat kapal bergoyang tubuh gadis itu di tahan Jenderal Lie Mingyu, "Hati-hati."
Li Yue An mengangguk mengerti.
Kapal berlayar perlahan menuju sungai terbesar yang ada di perbatasan selatan. Ratusan kapal berhenti menikmati keindahan malam dengan jutaan kunang-kunang membentang di kegelapan. Cahaya rembulan membuat keindahan semakin lengkap.
"Sangat indah," Li Yue An mengagumi keindahan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Jika aku tahu ada tempat seindah dan setenang ini. Aku pasti akan datang setiap waktu," mengarahkan tangan kanannya keatas. Beberapa kunang-kunang hinggap di jarinya. Tawa kecil terdengar sangat nyaman.
Jenderal Lie Mingyu menatap diam gadis penuh kebahagiaan. Siapa yang akan menyangka gadis muda di depannya telah mengalami dua kehidupan penuh rasa sakit. Jika itu dirinya belum tentu akan setegar dan sekuat gadis di depannya. Tanpa sadar tangan kanannya menyentuh pipi lembut juga kenyal Li Yue An. Seketika kedua mata mereka saling bertemu. "Tidak perlu berusaha terlalu keras. Kamu juga gadis biasa yang butuh istirahat," suara pria muda itu sangat halus.
"Jenderal, apa aku gadis biasa?" menyandarkan wajahnya dengan senyuman pada telapak tangan kasar Jenderal Lie Mingyu.
"Benar. Bagiamana mungkin gadis biasa bisa menjadi sekuat dan setegar ini setelah melewati banyak hal," Jenderal Lie Mingyu tersenyum hangat menatap Li Yue An.
Dem...
Kapal bergoyang sehingga membuat mereka berdua tersadar.
"Hu Guong, berani-beraninya kamu berlayar dengan wanita lain. Lihat saja jika aku bisa naik ke kapal mu. Ku bunuh kalian berdua," wanita bergaun hijau berteriak dari kapal lain yang tengah memojokkan salah satu kapal berisi pria dan wanita. Sehingga menyebabkan kapal di tengah-tengah menabrak kapal Li Yue An. "Siluman rubah. Aku pasti akan merobek wajah licik mu," melemparkan semua barang yang ia bawa.
"Istri ku. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Dia," menatap wanita di sampingnya. "Aku tidak mengenalnya. Pria itu seperti ikan yang langsung hilang ingatan beberapa detik berikutnya. "Istri ku. Hati ku selalu menjadi milik mu. Tubuh ku, jiwa ku selalu menjadi milik mu."
"Apa yang kamu katakan. Kamu bilang tidak memiliki istri. Akan menikahi ku seminggu lagi. Hu Guong kamu membohongi ku?" wanita di samping pria itu menatap tidak percaya. Dia menangis setelah tahu dirinya telah di tipu. "Kembalikan semua uang yang telah aku berikan."
Wanita di kapal lain menceburkan dirinya ke dalam air membuat semua orang terkejut. Saat Jenderal Lie Mingyu ingin ikut terjun dia di tahan Li Yue An. "Tunggu."
Wanita itu bisa berenang, dia langsung mendatangi kapal suaminya. Naik perlahan dengan emosi yang meluap. Dia berdiri tegap menatap garang, cambuk yang ia ikat di ikat pinggang di lepas.
Cettakk...
Suara cambuk membuat suaminya menciut ketakutan. "Istri ku. Aku selalu mencintai mu," saat pria itu berdiri kapal kembali bergoyang. Kekasih pria itu hanya bisa menangis tanpa henti.
Cettakk...
"Aaaa..."
Cambuk pertama mengenai punggung suaminya.
"Tunggu."
Cetttakk..
"Aaaa..."
Cambuk ketiga juga tepat sasaran.
Dan saat cambuk keempat di lempar. Pukulan justru mengenai bagian bawah kapal sehingga menyebabkan lubang. Air merembas masuk tanpa bisa di bendung lagi. Pemilik kapal terkejut mencoba untuk menutup lubang atau mungkin mengeluarkan sebisanya air dari kapal. Tapi tetap tidak bisa retakan terlalu lebar. "Kapal akan tenggelam," pemilik kapal berteriak kuat.
Pria itu bergetar ketakutan karena dia tidak bisa berenang. Selingkuhnya juga kebingungan karena mereka masih berada di tengah-tengah sungai terdalam. Dalam hitungan menit saja kapal langsung terbalik.
"Ada yang tenggelam."
"Tolong mereka. Mereka tenggelam."
Semua orang yang menyaksikan berteriak penuh khawatir. Namun semua kapal berada di kejauhan.
Jenderal Lie Mingyu melompat ke dalam air untuk membantu.
Li Yue An meletakkan semua bunga di tangannya tanpa ragu ikut terjun ke dalam air. Mereka berdua menyelamatkan dua orang yang tidak bisa berenang. Jenderal Lie Mingyu menyelamatkan suami wanita yang sudah berenang pergi. Sedangkan Li Yue An menyelamatkan wanita muda selingkuhan pria itu. Pemilik kapal juga ikut di kapal wisatawan lain.
Keindahan malam itu berakhir dengan sangat cepat karena gangguan yang terjadi. Di perjalanan kembali baju mereka berdua sudah basah kuyup. Kereta melaju cepat menembus keramaian menuju kediaman pribadi Li Yue An.
"Mendekatlah agar lebih hangat," Jenderal Lie Mingyu tidak tega melihat Li Yue An mengigil kedinginan. Saat gadis itu menatap ragu, Jenderal Lie Mingyu menarik lengannya lalu mendekapnya dalam pelukan. "Jangan sampai masuk angin."
Li Yue An hanya bisa diam. Rasa dingin di tubuhnya perlahan menghilang. Jantungnya seperti di pompa sangat kuat dan kencang. Dada bidang Jenderal Lie Mingyu membuatnya sangat nyaman.
Sesampainya di kediaman mereka langsung berpisah menuju kamar masing-masing. Li Yue An memilih berendam air hangat terlebih dulu sebelum tidur. Sedangkan Jenderal Lie Mingyu memilih menyelesaikan dokumen yang ada di meja kerjanya setelah mandi dan berganti baju.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️