NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Umar Ingin menikah

Seluruh keluarga Ahmad pun telah berkumpul di ruang keluarga seperti yang bisa mereka lakukan di sore hari ketika hari libur untuk berbincang-bincang.

"Ummi, kenapa wajah kakak semua pada muka serius?? Rumaisya dan Raihana bertanya dengan wajah polos. Kedua bocah dibedakan usia itu memandang sang kakak dengan wajah bingung.

" Adik kakak yang satu ini memang lucu". Aryan mencubit gemes pipi sang adik karena gemes apalagi dengan pipi cabinya itu.

"Kakak, itu sakit tahu". Cemberut Raihana mengusap pipinya.

" Abis kakak gemes sama adik kakak yang cantik dan lucu ini". Aryan kembali menggoda sang adik

"Dek Aryan, kakak Umar bisa berbicara sebentar??, mainnya nanti dulu yah??". Umar memandang adiknya meminta izin agar diberi kesempatan untuk bisa berbicara dengan mereka.

" Maaf yah kak, silahkan saja". Ucapnya menghentikan candaannya dengan sang adik kemudian menggendongnya dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Begini ummi, abi, kakak Umar meminta kesediaan ummi dan abi untuk melamarkan Umar seorang gadis". Ucapnya memandang serius kedua orangtuanya.

Mata ketiga adiknya itu melotot sempurna mendengar penuturan sang kakak. Tidak jauh berbeda dengan kedua orangtua mereka.

"Melamar seorang gadis?? Kedua orangtua itu kompak berseru.

" Iya ummi, abi, tadi ada insiden tidak sengaja yang Umar lakukan, makanya Umar meminta abi dan ummi melamarkannya, karena gadis itu mengenal kalian katanya, terutama ummi".

"Siapa anak gadis itu nak?? Shofiyah sangat penasaran.

" Namanya Asshifatun Hasanah putri dari pak khoirul Gibran dan Rina Amelia.

"Putri tertua kak Gibran??, Kapan kamu bertemu nak?? Dan insiden apa?? Tanya Shofiyah dengan heboh

" Begini Ummi, tadi kan aku meminta izin pergi ke pantai untuk jalan-jalan dan tadi disana aku mengalami sesuatu insiden yang dibilang menegangkan sekaligus memalukan bersama anak pak Gibran itu, makanya aku meminta ummi melamarkannya karena aku sudah menyentuhnya!! ". Ucapnya dengan tenang.

" Menyentuhnya?? Ahmad sang ayah tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi marah.

"Maaf Abi dan ummi jangan salah paham dulu, insidennya itu adalah hal yang tidak sengaja. Tadi waktu aku sedang menikmati indahnya pantai, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang minta tolong karena hampir tenggelam. Aku sudah berusaha mencari orang lain untuk menolongnya karena tak mau bersentuhan, tapi tak mendapatkan nya, jadi terpaksa aku yang menolong dan memberikan nafas buatan kepadanya. Pasti aku akan bersentuhan langsung karena aku memberikan nafas buatan dan melakukan CPR kepadanya". Terang Umar menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada kedua orangtuanya agar tak salah paham.

"Alhamdulillah". Ucap mereka bersamaan dengan nafas lega.

Seakan-akan ada bebannya yang terlepas yang tadi menghimpit mereka.

" Jadi itu tujuan utama kakak melamarnya?? Tanya Shofiyah memandang lekat sang anak.

"Iya Ummi itu alasan utamanya dan salah satunya juga karena keluarga mereka mengenal kita sebagai keluarga". Ucap Umar memandang sang ibu.

" Ummi memang pernah berencana menjodohkan kalian ketika dewasa, tapi itu hanya sebagai candaan orangtua, bukan kewajiban kalian untuk memenuhinya". Shofiyah memandang sang anak dengan sendu.

"Maaf ummi, aku tidak pernah menyentuh seorang perempuan selain ummi dan juga adik-adik ku, bahkan untuk sepupuku saja, ketika aku sudah baligh tak pernah bersentuhan. Aku tidak ingin berzina hati Ummi, karena jujur saja aku selalu membayangkan apa yang aku lakukan kepadanya".

Perkataan itu memang jujur dia utarakan pada sang ibu dan ayah, agar dia terhindar dari hal seperti ini.

"Baiklah nak, kami akan melamarkannya untukmu jika itu keinginanmu".

Jujur saja mendengar perkataan sang anak dia merasa kalau itu wajar, karena sang anak tak pernah bersentuhan dengan perempuan manapun selain dengan mahramnya.

" Terima kasih Ummi, aku berharap keputusanku itu sudah tepat".

"Apa kakak sudah melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk dan jawaban??

" Sudah Ummi, Dan aku semakin mantap untuk meminangnya". Umar memandang kedua orangtuanya dengan sungguh-sungguh.

"Alhamdulillah jika seperti itu, artinya Ummi memang akan berbesan dengan mereka, seperti hasil candaan kami waktu itu". Shofiyah tersenyum mengingatnya.

" Kapan kakak ingin kita kesana??, Ummi akan menghubungi tante Rina untuk menanyakan kesediaan hari mereka untuk menyambut kita".

"Hubungi saja dulu mereka ummi, alangkah bagusnya jika itu hari libur agar tidak bentrok dengan pekerjaan dan sekolah adik-adik". Umar mengucapkan nya dengan penuh pengertian.

" Tunggu sebentar, ummi akan meneleponnya, besok adalah hari libur nasional pasti mereka juga libur tapi bagaimana yah nak, mereka kan jauh??

"Telpon aja Ummi jika mereka ingin, aku akan menyewakan hotel untuk mereka menginap". Umar dengan yakin.

" Baiklah, Ummi akan coba".

Tut. Tut.. Tut.

"Hallo assalamualaikum kak". Ucap Rina dari sebrang telpon.

" Waalaikum salam dek, bagaimana kabarnya??

"Alhamdulillah kak, aku baik, ada apa yah??, tumben banget kakak menelpon ku??

" Apa kamu sibuk besok dek?? Kamu sedang ada dimana??

"Tidak juga kak, kebetulan aku ada di makassar karena besok dan lusa libur, jadi aku kemakkassar menjenguk anak-anak karena mereka semua tinggal disina". Rina mengucapkannya dengan nada senang.

" Syukurlah jika seperti itu, jika boleh aku tahu kalian semua ada waktu ga besok untuk bertemu??, aku ingin berbicara serius dengan kalian sekeluarga". Shofiyah berbicara dengan nada serius.

"Aku akan bicara dengan kak Gibran dulu kak dan juga anak-anak. Sebentar aku kabari lagi, bagaimana?? Tanya nya untuk memastikan.

" Tentu dek, kamu bicarakan saja, aku ingin kita melakukan pertemuan keluarga jika kalian tidak sibuk".

"Memang ada apa sih kak??, kok kelihatannya serius sekali?? Rina sebenarnya sangat penasaran makanya dia bertanya dengan gamblang.

" Nanti saja kita bertemu dek, baru aku sampai kan semuanya, makanya jika kalian ada waktu kita bertemu besok di restoran ku saja jika kalian tidak keberatan, aku akan kirimkan alamatnya kepadamu nanti, bagaimana??

"Boleh kak, kita ketemuan jam makan siang saja kalau kami bisa semuanya besok!! ".

" Baiklah dek, makasih yah, aku tutup dulu, assalamualaikum ". Shofiyah menutup telponnya dengan perasaan lega.

" Bagaimana Ummi, apa katanya?? Tanya Umar penasaran begitu Umminya menutup telpon.

"Nanti tante Rina akan menghubungi Ummi sebentar, kalau dia sudah bicara sama om dan anak-anak nya, bisa atau tidaknya mereka besok".

" Baiklah Ummi kabari aku jika memang besok mereka bisa". Umar memandang ibunya dengan sendu.

Dia sangat takut jika lamarannya ditolak, apalagi mereka memang tak pernah mengenal layaknya perempuan dan laki-laki begitu juga dengan interaksinya.

"Iya nak, kamu sabar yah, perbanyak dzikir dan sholat istikharah agar kamu lebih yakin karena ini adalah pernikahan nak, dan kita menginginkan itu sekali seumur hidup, jadi kita harus seleksi betul untuk memilih". Nasehatnya kepada sang anak agar anaknya tidak salah langka.

Hal ini adalah hal besar yang akan ditempuh anak pertamanya, sebenarnya ada keraguan dalam hatinya mengingat jika anak pertama kak Gibraltar itu kuliah di lingkungan bebas.

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!