Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 3" Ngilu
Mendung menyelimuti sebagian kota hari ini. Entah mengapa mentari seolah enggan untuk menampakkan sinar nya. Rintik - rintik air hujan mulai turun membasahi jalanan.
Tubuhku meringkuk di kasur , semua persendiaan ku ngilu, aku hanya bisa menahan rasa sakit itu dengan susah payah, mungkin karna kemarin aku di paksakan untuk membawa belanjaan mamah.
" Ssshhh sakit" Ringisan ku dengan suara lirih, aku sudah memakai selimut tebal tapi masih saja dingin dan ngilu.
" Tok....Tok...Tok..." Ketukan pintu terdengar jelas , dengan berusaha kuat aku berteriak.
" Masukkkkkk!!"Jawab ku dari dalam , kalau bukan papah pasti mamah, kalo bukan mamah pasti nenek tapi aku salah ternyata kak Adi.
" Nih obat buat elu!!" Kak Adi melemparkan sebungkus obat sambil memalingkan muka, sejujur nya dia tidak mau masuk atau menginjakan kakinya di kamar ku.
" Ma ma kasih" aku bergetar sambil berusaha tersenyum. Rasa sakit itu menguasai seluruh tubuhku.
" Elu harus minum, kalo nggak akan tau akibat nya!!!" kak Adi melenggang pergi meninggalkan kamar ku. Wajah nya tak sedikit pun melihat ke arah ku.
Aku hanya mengelus dada saja, karna aku paham , dia nggak bisa menyuruhku lagi kalau aku sakit.
" Minum ya, nenek mau kamu sembuh, walau nggak berobat juga" Nenek masuk sambil tersenyum . aku sangat bahagia karna masih ada orang yg menyayangi ku selain papah Nazar.
" Iya nek" Aku bangkit dengan pelan sambil meraih gelas yg sudah berisi air , untung nya aku sudah makan.
" Kasian sekali, Raga mu selalu di salahkan , padahal kamu nggak pernah salah sama siapa pun, nenek sedih , tapi nenek nggak bisa membantu mu di depan mamah mu, karna itu hanya akan memperkeruh suasana" Nenek mengelus pipi ku sambil tersenyum.
" Nek , emang kenapa sih? Apa yg membuat mamah dan kakak nggak suka ama aku?" Aku menatap wajah keriput nya sambil tersenyum di penuhi rasa penasaran.
" Karna waktu............" Ucapan nenek belum selesai keburu mamah masuk hingga nenek mengurungkan lagi niat nya untuk menceritakan semua nya padaku.
" Jangan banyak bicara!!" Mamah dengan nada tinggi menghampiri , membuat nenek mengelus dada.
" Mah ada apa sih? Apa salah aku?" aku berusaha menahan sakit ku demi ingin tau alasan semua nya yg terjadi.
" Kamu nggak usah pengen tau!"mamah melenggang keluar berlalu meninggalkan kami.
" Ebby berhak tau!" papah menghampiri sambil menatap kesal mamah.
" Apa sih mas ? Ikut campur aja, aku nggak akan ngasih tau apa pun pada nya!!" mamah berlalu pergi meninggalkan papah , nenek dan Aku.
" Sabar ya , waktu akan memberi tahu mu" Papah mendekati ku sambil tersenyum tipis. Di hatinya ingin sekali memberitahu semua rahasia itu tapi karna mamah . Jadi tidak bisa .
" Oke , nggak papa kok, aku paham" aku tersenyum sambil menghabiskan minum itu. Aku tidak pernah tau akan apa yg telah terjadi di masa lalu.
" Sekarang kamu tidur lagi aja, biar sembuh nya cepet, kemarin kamu nggak sempet tidur pulas karna mamah, sekarang kamu tidur aja ya" papah mengelus pipi ku sambil tersenyum . Dua butiran hangat menghangatkan kedua pipi nya.
" Iya, makasih pah" aku kembali merebahkan tubuhku sambil tersenyum ke arah nenek dan papah. Hari ini sangat dingin karna hujan turun .
Nenek menyelimuti ku dengan penuh kasih sayang, tak habis pikir akan semua itu pada mamah.
Setelah aku terpejam , papah dan nenek keluar dengan pelan sambil menutup pintu.