NovelToon NovelToon
The King Final Sunset

The King Final Sunset

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:937
Nilai: 5
Nama Author: Mrs Dream Writer

Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.

Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.

Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.

Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.

Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Pulang

Berita tentang kemenangan Raja Zharagi atas musuh di perbatasan menggema ke seluruh penjuru istana. Di balairung Istana Selatan, Ratu Hwa duduk di atas singgasananya, mengenakan gaun berwarna biru gelap yang kontras dengan wajahnya yang pucat. Suasana senyap, hanya suara langkah pengawal dan pelayan yang sesekali terdengar.

"Raja telah menang," ujar salah seorang kasim dengan nada penuh hormat.

Mendengar itu, Ratu Hwa mengetuk permukaan lengan kursinya dengan pelan, mencoba menutupi kegelisahannya. "Tentu saja dia menang," katanya sambil tersenyum tipis. "Seperti biasa."

Namun, pikirannya jauh dari damai. Kemenangan Zharagi berarti dia akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar, dan itu bukan kabar baik baginya.

Di sudut lain istana, Lady Ira melangkah cepat menuju paviliun dalam, tempat pelayan muda yang akan menjadi pengasuh Putera Mahkota menunggunya.

Hwa Mei Li, wanita dengan wajah lembut namun mata yang memancarkan ketabahan, berdiri dengan tubuh tegak. Dia mengenakan pakaian sederhana yang membuatnya terlihat seperti pelayan biasa, tetapi ada aura kebangsawanan yang sulit disembunyikan.

"Mei Li," panggil Lady Ira, suaranya tenang namun penuh tekanan.

"Saya di sini, Nyonya," jawab Mei Li dengan membungkuk dalam-dalam.

Lady Ira mendekat, menatapnya dengan tajam. "Kau sudah mendengar berita itu, bukan? Raja akan segera kembali ke istana. Kau tahu apa yang harus kau lakukan."

"Saya mengerti, Nyonya," jawab Mei Li, suaranya terdengar mantap meskipun ada sedikit getaran.

Lady Ira mempersempit matanya, seperti sedang menilai kesungguhan pelayan itu. "Ingat, Mei Li. Keluargamu sudah kuberikan perlindungan. Tapi jika kau gagal menjalankan tugasmu atau mencoba berkhianat, perlindungan itu akan lenyap seketika."

Mei Li menggenggam tangannya erat di balik lipatan bajunya, mencoba menenangkan diri. "Saya tidak akan mengecewakan Anda, Nyonya."

Lady Ira mendekatkan wajahnya ke telinga Mei Li, suaranya berubah menjadi bisikan dingin. "Dan jangan lupa, Raja Zharagi bukan orang yang mudah dikelabui. Kau harus memainkan peranmu dengan sempurna."

Kenangan yang Menyiksa

Setelah Lady Ira pergi, Mei Li terduduk di bangku kecil di sudut paviliun. Napasnya berat, dan pikirannya kembali ke masa lalu. Ia pernah menjadi puteri bangsawan yang dihormati, tetapi keluarganya dituduh berkhianat dan dieksekusi atas perintah Ratu Hwa. Lady Ira memberinya tawaran—kesetiaan total kepada Ratu, atau kematian seperti keluarganya.

"Saya melakukan ini untuk melindungi yang tersisa," bisiknya pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan hatinya.

Namun, di sudut pikirannya, wajah Raja Zharagi muncul. Dia ingat pertemuan singkat mereka di perbatasan, bagaimana mata raja itu seolah bisa membaca setiap rahasia yang ia coba sembunyikan.

"Apakah dia mengenali aku?" tanya Mei Li dalam hati.

Kepulangan Sang Raja

Di jalur pegunungan yang membentang menuju istana, Raja Zharagi memimpin pasukannya. Angin dingin menggigit kulit, tetapi itu tidak mengganggu semangat mereka. Zharagi mengamati pasukan yang berjalan di belakangnya, wajah mereka penuh kepuasan setelah kemenangan yang gemilang.

Namun, pikiran Zharagi teralihkan oleh satu sosok—Mei Li Hwa, pelayan yang ia lihat di perjalanan ke perbatasan. "Kenapa dia ada di sana? Dan kenapa sekarang dia menjadi pengasuh Putera Mahkota?"

Kasim yang berjalan di sampingnya menangkap gumaman itu. "Yang Mulia, apakah ada yang mengganggu pikiran Anda?"

Zharagi tersenyum tipis, menyembunyikan kegelisahannya. "Hanya memikirkan intrik yang menunggu di istana. Pertempuran di medan perang ternyata lebih mudah daripada menghadapi apa yang ada di sana."

Kasim itu mengangguk pelan. "Benar, Yang Mulia. Namun, tidak ada yang bisa menyembunyikan kebenaran dari mata Anda."

Zharagi hanya mengangguk. "Mari kita lihat siapa yang bermain dengan api di istanaku."

Di dalam hatinya, dia tahu bahwa pertempuran yang sesungguhnya belum usai. Intrik di istana, pengasuhan Putera Mahkota, dan keberadaan Mei Li Hwa semuanya akan menguji kecerdasan dan kekuatannya.

Sementara itu, di Istana Selatan, Ratu Hwa memerintahkan persiapan besar untuk menyambut Raja. Namun, persiapan itu bukan karena hormat, melainkan strategi untuk menjaga posisinya tetap aman.

Lady Ira, di sisi lain, berdiri di dekat paviliun sambil memperhatikan Mei Li dari jauh. "Ayo, Mei Li. Tunjukkan bahwa kau layak menyandang peran ini. Jangan membuatku menyesal."

Di tempat lain, Mei Li berdiri di depan cermin kecil di kamarnya. Wajahnya tegas, tetapi ada keraguan yang samar. "Apakah aku bisa melewati ini tanpa kehilangan diriku sendiri?" tanyanya dalam hati.

***

Sementara itu, Raja Zharagi masih dalam perjalanan menuju istana dan mereka bermalam di sebuah tempat yang aman, ketika seorang kurir dari pasukan pengintai tiba di tenda kecil tempat Tarei dan Jarek mendiskusikan strategi untuk memperkuat keamanan kerajaan pasca kemenangan Zharagi di perbatasan.

“Panglima Tarei, Penasehat Jarek,” ujar kurir itu, suaranya terengah-engah karena tergesa. “Kami mendeteksi aktivitas mencurigakan di salah satu jalur yang akan dilalui Raja dalam perjalanan pulang.”

Tarei, dengan tubuh tegap dan wajah yang mencerminkan ketegasan, segera bangkit dari kursinya. “Jelaskan lebih lanjut!”

Kurir itu menelan ludah, matanya penuh ketakutan. “Beberapa orang yang kami yakini sebagai mata-mata dari pihak musuh terlihat mempersiapkan jebakan di lembah sempit dekat Bukit Kanja. Mereka membawa sejumlah senjata berat, dan formasi mereka menunjukkan niat untuk menyerang rombongan kerajaan.”

Jarek, pria paruh baya dengan janggut yang rapi dan otak strategi yang tajam, berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Wajahnya yang biasanya tenang kini berubah menjadi serius. “Bukit Kanja adalah jalur utama yang tak bisa dihindari. Jika ini benar, maka Raja berada dalam bahaya besar.”

Tarei mengepalkan tangan. “Beraninya mereka mencoba menyergap Raja Zharagi di tanah ini! Apa mereka tidak belajar dari kekalahan mereka di perbatasan?”

Kurir itu gemetar di tempatnya. “Apa perintah Anda, Panglima?”

Tarei menatap Jarek sejenak, dan tanpa ragu berkata, “Kita tidak punya waktu untuk ragu. Kumpulkan pasukan cadangan yang ada di dekat gerbang utara dan kirim regu berkuda tercepat ke lokasi itu. Jika ini benar-benar jebakan, kita akan menghancurkannya sebelum mereka bisa melancarkan serangan.”

Jarek mengangguk setuju, tetapi menambahkan, “Tarei, kita harus bertindak hati-hati. Bisa saja ini hanya pengalihan. Ratu Hwa mungkin terlibat atau pihak musuh lain yang memiliki mata-mata di istana. Kita tidak bisa membiarkan pengkhianatan ini terjadi tanpa penyelidikan lebih dalam.”

Tarei mendengus. “Pengkhianat atau tidak, tugas pertama kita adalah memastikan keselamatan Raja.”

Jarek mengangguk. “Baiklah. Aku akan mengatur strategi untuk memperkuat perlindungan di istana. Jangan biarkan apa pun terjadi di perjalanan.”

Tarei melangkah cepat ke barak utama. Suara derap sepatu para prajurit yang sedang berlatih terdengar nyaring, tetapi perhatian mereka segera teralihkan saat melihat panglima mereka masuk dengan ekspresi penuh amarah.

“Pasukan berkuda pertama dan kedua, bersiap sekarang juga! Bawa senjata lengkap dan pastikan kalian dalam formasi terbaik. Kita akan menyergap sebelum mereka bisa menyentuh Raja Zharagi!” perintahnya tegas.

Seorang perwira muda maju dan memberi hormat. “Panglima, berapa banyak pasukan yang harus kami siapkan?”

“Cukup 50 prajurit untuk regu cepat. Ini operasi penyergapan, bukan perang besar,” jawab Tarei sambil mengenakan pelindung tubuhnya sendiri. “Lakukan dengan cepat dan tepat. Jangan beri mereka kesempatan untuk melarikan diri.”

Sementara itu, Raja Zharagi yang masih beristirahat di tendanya, menerima laporan dari pengintainya sendiri. Kasim setia yang selalu mendampinginya, Hadar, menyerahkan gulungan kecil dengan ekspresi cemas.

“Yang Mulia, pengintai kami melaporkan aktivitas mencurigakan di Bukit Kanja. Mereka menyebutkan kemungkinan penyergapan.”

Zharagi membaca gulungan itu dengan cepat. Mata elangnya menyipit, menandakan kewaspadaan. “Jadi mereka tidak puas dengan kekalahan mereka dan memilih cara pengecut ini.”

Hadar membungkuk. “Apa perintah Anda, Yang Mulia?”

Zharagi menatap para perwiranya yang menunggu instruksi. “Kita tidak akan menghindar. Percepat perjalanan, dan siapkan regu pertahanan di sayap kiri dan kanan. Aku ingin jebakan ini menjadi perangkap bagi mereka sendiri.”

Pasukan Tarei tiba di lembah sebelum Zharagi dan segera memblokir jalur musuh. Dengan strategi cepat, mereka berhasil menyusup ke posisi lawan tanpa disadari. Ketika rombongan Raja mendekat, serangan mendadak yang direncanakan musuh berubah menjadi kekacauan besar.

Tarei dan Zharagi bertemu di tengah medan pertempuran yang singkat namun brutal. “Yang Mulia!” seru Tarei, mendekat sambil memberi hormat di tengah desingan anak panah. “Kami berhasil memukul mundur musuh, tetapi Yang Mulia harus segera melanjutkan perjalanan untuk menghindari serangan berikutnya.”

Zharagi mengangguk sambil tersenyum tipis. “Kau datang tepat waktu seperti biasa, Tarei."

1
MDW
terimakasih
MDW
bentar lagi nih
Ahmad Fahri
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Mưa buồn
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!