[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Dominic Acardi
Dominic Acardi lahir dari seorang ayah dan ibu yang memiliki usaha beberapa kafe kecil yang tersebar di kota Roma. Dia memiliki adik yang bernama Adrio Acardi. Dominic memiliki wajah tampan dan sikap yang baik. Dia sadar akan posisinya sebagai lelaki, anak sulung, maka dia selalu berusaha untuk melindungi Adrio yang lebih lemah.
Tapi, karena perbedaan satu tingkat di kelas Dom tidak selalu bisa melindungi adiknya setiap hari. Di pagi hari yang cerah Dom sedang meletakan tasnya di dalam kelas sampai tempat sekelasnya berlari ke arahnya.
“Adikmu sedang dikejar oleh anak buah Gavino. Dia berlari kearah belakang bangunan”
Dom segera berlari mencari adiknya dan berusaha menyelamatkannya. Gavino memang selalu menargetkan anak – anak lemah untuk disakiti.
“ADRIO” panggilnya saat melihat adiknya terduduk di tanah, di depannya ada seorang gadis berambut panjang dan bawahan Gavino yang tersungkur. Siapa gadis ini apa dia juga sedang menyakiti adiknya?
Dom segera menghampiri dan memandang gadis itu. Dia terpana sesaat melihat malaikat cantik berdiri di depannya.
“Dia menolongku”
“Grazie. Sudah membantu adiku. Aku Dominic”
“Serena” Dom bahkan merasa suara gadis itu sangat lembut.
Dom tidak bisa mengalihkan pandangannya dari punggung gadis itu dan rambut panjangnya yang berkibar di tiup angin “Bagaimana bisa dia menolongmu?” Kata Dom setelah gadis itu menghilang di balik bangunan sekolah.
“Dia menghajar Alexis”
Dom mengerjapkan matanya tidak percaya, ini adalah kali pertama seorang gadis melawan Gavino dan anak buahnya. Dom membantu Adrio berdiri dan membantunya masuk ke dalam kelas.
Pikiran Dom masih dipenuhi dengan beberapa pertanyaan, siapa Serena sebenarnya? Apakah dia baru? Apakah dia tahu konsekuensi dari melawan Gavino?Apa dia akan baik - baik saja?
“Aku harus memperingatkannya” Dom merasa dia harus melindungi Serena, karena telah membantu adiknya.
Sepulang sekolah Dom melihat Serena berjalan ke arah luar sekolah dan mengajak berbicara beberapa kalimat sampai orang suruhan Gavino menghampiri gadis itu dan ingin menghajarnya. Dom mencoba membantu dengan melumpuhkan satu di antaranya dan dia tidak percaya jika Serena bisa mengalahkan sisanya tanpa terluka sedikit pun. Sejak dari situ pikirannya mulai dipenuhi dengan sosok Serena yang tak bisa ditebak.
“Kau membantunya terus menerus, apa yang kau rasakan?” Tanya Adrio penasaran dengan kakaknya yang selalu berusaha melindungi Serena.
“Aku hanya membantunya karena dia menolongmu”
“Ini pasti lebih dari itu. Kau harus berkaca, kau memandang punggungnya seolah tidak ingin dia menghilang sedetik pun selama kau masih bisa melihatnya”
“Bisa dikatakan aku kagum” Jawab Dom tanpa mengalihkan matanya dari punggung Serena yang mulai menjauh.
Dom tidak bisa menahan dirinya merasakan kekaguman pada sosok gadis cantik yang baru ditemuinya. Serena tidak hanya cantik, dia lebih dari itu. Dia hebat dan misterius. Gerak - geriknya menunjukan bahwa dia tidak ingin berteman ataupun berhubungan dengan Dom. Dia harus bersabar untuk membuka gadis itu layer demi layer.
“Dia baru mengenalmu wajar dia tidak ingin terlalu dekat denganmu” Adrio menyahut seolah mengerti apa yang dipikirkan Dom
“Sepertinya begitu, kita baru bertemu mungkin dia canggung”
“Tapi dia memang sangat hebat, dia bisa menghajar mereka semua. Kau menghajar satu dan dia menghajar sisanya” Adrio masih merasa kagum kala membayangkan kejadian tadi.
“Aku pikir wanita secantik dia hanya bisa memasak, aku tidak menyangka dia bisa melakukan hal seperti ini” Dom menimpali lagi.
Km jg semangattt