NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

"Ha ha ha, bolehkah saya mencobanya lebih dulu" ucap pak lian

"Boleh anak muda coba saja pasti rasanya enak" jawab Jihan

Begitulah mereka, selalu ada canda tawa antara ayah dan anak. pak lian kemudian memperagakan cara makan tahu goreng yang rasanya sangat enak.

"Sudah-sudah, sekarang, waktunya kita makan malam, jangan bermain lagi, tapi sebelum itu, ayah mau membuang ini dulu" ucap pria itu mengajak Jihan pergi ke meja makan sambil membawa kardus yang berisi beberapa mainan yang dibawa Jihan sebelumnya. Namun dengan sigap Jihan menyambar kembali kardus itu dan secepat mungkin memasukkannya dalam lemari miliknya.

"Ayah, aku sudah mencoba melupakan semuanya termasuk ibu, tapi untuk yang ini izinkan aku memilikinya" ucap gadis itu sambil memeluk erat sang ayah seraya memohon.

"Hem,, baiklah kalau begitu" ucap pak lian sambil menghela nafas pelan dan juga membalas pelukan putrinya.

"Untuk sementara ayah tidak akan membuangnya, sekarang, cuci tangan, lalu kita pergi makan" sahutnya lagi.

"Baik ayah" jawab gadis itu

karena sudah di izinkan untuk memiliki mainan itu Jihan bergegas ke dapur untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.

Sebelum beranjak dari kamar putrinya, pak lian melihat foto yang telah robek dan beliau mencoba menyatukan kembali foto tersebut.

Pagi hari di warung mi ayam pak lian.

"Assalamualaikum, lian, lian" panggil bu Kiki dengan nafas tersengal mencari keberadaan lian di warung mi ayam milikinya.

"Waalaikum salam, selamat pagi, bu ada apa" tanya pria itu.

"Astaghfirullah, lian, kenapa masih menggunakan baju seperti ini, kenapa tidak ganti pakaian yang lebih bagus" ucap bu Kiki panik.

"Bu, kenapa saya baru saja berganti pakaian dan menurutku pakaian ini bagus dan bersih" sahutnya datar.

Saat bu kiki datang, jihan sedang asik bermain dengan mainan terbarunya, sedangkan lian sedang mengelap salah satu meja yang tersedia.

Bu kiki adalah ibunya lian dan neneknya jihan.

"Begini lian, saat kamu hendak, bertemu dengan seseorang pertama kalinya, bukankah seharusnya kamu memberikan kesan yang terbaik" ucap bu kiki.

"Hem, melihat seseorang itu tidak harus dari pakaiannya bu" jawab lian santai.

"Ya sudahlah, terserah kalau begitu, cepatlah pergi, jangan sampai seorang wanita sampai di sana lebih dulu, itu merupakan hal buruk jika dia harus menunggu terlalu lama" ucap bu kiki pasrah.

"Baiklah, saya akan bersiap-siap dulu" jawab pria itu.

"Nenek, kita mau kemana" tanya jihan.

"Jihan, kita akan pergi ke taman bermain untuk bermain disana" jawab bu kiki.

"Pergi ke taman! asik, aku boleh memancing ikan yang ada di sana, dan bermain sepuasnya" tanya jihan sambil melompat kegirangan

"Boleh, jihan boleh bermain sepuasnya" jawab bu kiki sambil mengelus rambut sang cucu.

"Ayo, bu, aku sudah siap" ucap lian mengajak ibu dan anaknya pergi ke taman.

"Pak, anwar saya pergi dulu, ya, jaga warung, mi nya sudah saya siapkan di tempat biasanya" ucap lian pamit pada salah satu karyawannya.

"Iya, pak, semoga sukses kencannya" jawab karyawan itu.

Ditanam bermain.

"Assalamualaikum, maya, ini jihan putrinya yang sering aku ceritakan padamu sebelumnya" ucap bu kiki memperkenalkan cucunya.

"Waalaikum salam bu" jawab maya yang terlihat sambil menggandeng putranya.

"Astaga kalian ini, bukankah sebelumnya kalian sudah saling kenal" sahut bu kiki.

"Bibi bisa saja, kenalkan mas ini anakku namanya zidan" ucap maya.

"zidan beri salam pada nenek dan paman" perintah maya pada putranya.

"Assalamualaikum, paman, assalamualaikum nenek" ucap zidan polos sambil mencium tangan keduanya

"Waalaikum salam" jawabnya beriringan

"Anak yang pintar, berapa umurmu nak" tanya lian.

"Tujuh tahun, paman" jawabnya.

"Oh, tujuh tahun, kenalkan ini putri paman, namanya jihan, usianya lima tahun" ucap lian pada bocah itu.

Melihat ayahnya begitu akrab dengan orang lain yang menurutnya asing jihan sangat kesal menekuk wajahnya disamping neneknya

"Jihan ayo berkenakan dengan kak zidan" ucap lian meminta putrinya berkenalan.

"Tidak mau" tolak gadis itu berlari menjauh dari semuanya.

"Jihan, jihan" panggil lian pada putrinya.

"Sudah lian, biar ibu saja yang menemani jihan, kalian ngobrol saja, saling mengenal satu sama lain" ucap bu kiki.

"Iya bu, titip jihan" ucap lian.

"Jihan sayang, tunggu nenek sayang" panggil bu kiki sambil berlari kecil mengejar jihan.

"Apa kamu juga ingin bermain, nak" tanya maya pada zidan putranya.

"Iya, bu" jawab bocah itu.

"Iya nak, ajaklah adikmu itu bermain" sahut lian menyebut jihan adalah adik bocah itu.

Mendengar hal tersebut membuat maya memandang lian dengan mata berkaca-kaca dan dipenuhi tanda tanya.

"He, he he, akhirnya semua pergi, Maaf, anak-anak masih kecil tidak mengerti" ucap lian tersenyum bahagia tanpa beban.

"Disana ada tempat duduk, bagaimana kalau kita duduk disana" sahut maya.

"Iya, duduklah" ucap lian sesampainya di sebuah kafe yang ada di tanam tersebut.

"Santai saja, namanya juga anak-anak" jawab maya kikuk.

"Eh, mbak saya pesan es campur nya dua" ucap lian pada pelayan kafe yang kebetulan melintas

"Iya, ditunggu sebentar" jawabnya.

Sesaat kemudian tidak obrolan yang keluar diantara mereka berdua, keduanya hanya diam sambil sesekali menatap kemudian menunduk lagi. maya adalah sahabat lian sewaktu masih bersekolah, tak lama kemudian pesanan es campur telah sampai.

"Ini mas, mbak pesanan es campur nya" ucap pelayan meletakkan dua gelas es campur di meja kemudian berlalu.

"Terimakasih" ucap mereka berdua kikuk.

"Dari apa yang dikatakan ibu, istrimu meninggal karena sakit, ya" ucap maya membuka obrolan.

"Benar" jawab lian singkat.

"dan meninggalnya masih belum lama" ucap wanita itu.

"Ya, begitulah, ibuku, selalu saja mencarikanku seorang istri, tepatnya empat puluh hari setelah istriku meninggal, tapi sampai sekarang masih belum ada yang cocok" jawab lian.

"Aku mengerti" ucap maya mengangguk.

"Orang tua, pasti menyarankan anaknya untuk hidup dengan memiliki pasangan dari pada hidup melajang atau menduda. Itu sebenarnya saran yang bagus dari pada supaya kita terhindar dari hal-hal yang dilarang agama seperti berzina misalnya" ucap maya panjang lebar.

"Hem,, Benar" jawab lian sambil menghela nafas pelan.

"Kalau boleh tau apa kesukaanmu" tanya maya.

"Kesukaan, oh, iya, aku suka memasak" jawab lian salah tingkah.

"Memasak" ucap maya lagi heran.

"Ya, memasak, kebetulan aku punya warung mi ayam, dan biasa masak sendiri, walaupun kadang sering juga, dibantu ibu" jawab lian kikuk.

"Apakah ada yang lain" tanya maya lagi.

"Yang lain, sepertinya tidak ada, soal nya aku hanya sibuk di warung" jawabnya.

"Hem, bagaimana denganmu, apa yang kamu suka" tanya lian salah tingkah.

"Kalau aku suka membaca tentang kehidupan para remaja, dan kehidupan dalam berumah tangga, selain itu aku juga suka menulis novel" jawab maya.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!