Novel ini adalah Sequel dari Novel ANTARA LETNAN TAMVAN DAN CEO GANTENG, cinta segitiga yang tiada akhir antara Cindra, Hafiz dan Marcelino.
Cinta Marcel pada Cindra boleh dikatakan cinta mati, namum cintanya harus terhempas karena kekuatan Cinta Cindra dan Hafiz. Akhirnya Marcel mengaku kalah dan mundur dalam permainan cinta segitiga tersebut.
Karena memenuhi keinginan anak-anaknya, Marcel dijodohkan dengan Namira (Mira) yang berprofesi sebagai Ballerina dan pengajar bahasa Francis.
Kehidupan Namira penuh misteri, dia yang berprofesi sebagai Ballerina namun hidup serba kekurangan dan tinggal di sebuah pemukiman kumuh dan di kolong jembatan, rumahnya pun terbuat dari triplek dan asbes bekas. Namira yang berusia 28 tahun sudah memiliki dua orang anak.
Apakah akan ada cinta yang tumbuh di hati Marcel untuk Namira, atau Namira hanya dijadikan pelampias gairahnya saja?
Yuk, ikuti kisah Cinta Marcel dan Namira.
Jangan lupa untuk Like, share, komen dan subscribe ya..Happy Reading🩷🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. The first day Of Work
Dengan jarak yang cukup jauh, dua pasang mata lelaki saling menatap dengan tatapan tajam. Mereka biasa bertarung di medan balap hal itu biasa mereka lakukan, ego sang pemenang di arena balap kentara terlihat dari cara tatapan dan cara berjalan mereka.
Namun kali ini tatapan itu bukan ditujukan untuk pertandingan di arena, tetapi untuk sebuah hati yang selalu berdenyut menyebut nama sang kekasih. Kilat kemarahan terpancar dari tatapan Marcel kepada Bram yang saat ini menampilkan wajah meremehkan seakan dia telah memperoleh kemenangan.
Setelah mendekat tangan kekarnya mencengkeram kerah kemeja mahal Bram, "Di mana istriku?!"
Bram mengernyit, dia merasa pendengarannya agak terganggu saat mendengar pertanyaan Marcel, "Siapa yang kamu maksud, bapak tua"
"Namira, Istriku!!" Teriak Marcel dengan lantang
Bram mendorong tubuh Marcel hingga cengkraman di kerah kemejanya terlepas. Bram merapihkan penampilannya sebentar, dan menatap Marcel dengan tatapan tajam kali ini.
"Apa anda sedang membual? Kapan anda menikahinya, apa anda menjadikannya sebagai wanita simpanan? Jika iya, aku pastikan akan merebut Namira dari anda. Dia sangat layak untuk dijadikan istri sah" Bram menarik sudut bibir kirinya ke atas.
"Kembalikan dia padaku, Bram! Dia istriku, aku tidak akan pernah menjatuhkan talak padanya" Tangan Marcel mengepal siap mendaratkan pukulan pada Bram
Aksi mereka tiba-tiba saja menyita para wartawan yang sedang meliput press conference dari pihak sponsor untuk acara super GT. Wartawan berlarian ingin meliput kejadian langka itu, di mana mereka berdua mempunyai nama besar di dunia balap juga dunia bisnis. Manager balap dari pihak Marcel maupun dari pihak Bram melerai ketegangan antara mereka.
"Marcel hentikan, banyak wartawan di mana-mana, kamu adalah wajah team juga wajah sebuah Brand. Berhenti!!" Jack menarik Marcel masuk ke dalam ruang meeting
Begitu juga Bram, dia segera dijaga ketat oleh para bodyguardnya dan pergi meninggalkan lokasi meeting.
Wajah Bram mengeras, rahangnya menengang, matanya menatap tajam ke arah depan. Ada amarah, penasaran dan sebuah kekalahan.
"Suruh Rudy menemuiku di ruangan, satu jam dari sekarang!" perintahnya pada Tomo
Assisten itu segera menuliskan pesan pada Rudy agar segera merapat ke kantor, karena saat ini Rudy sedang berada di pabrik helm bermerk milik Bram.
Sesampainya di ruang kerja, Bram melepaskan dasi yang serasa mencekiknya sejak tadi, "Shiiitt!! Kenapa aku tidak tahu kalau mereka sudah menikah!" Makinya sambil menendang kursi yang ada di depan mejanya
Setelah satu jam
"Permisi Tuan Bram, anda memanggil saya?" Tanya Rudy setelah Tomo membukakan pintu
"Duduk!" perintah Bram dengan wajah dingin
"Apa benar Namira sudah menikah dengan Marcel?"
Wajah Rudy seakan tidak ada keterkejutan, wajah itu biasa namun gelisah, "Sebaiknya Namira sendiri yang menceritakan, Tuan"
"Saya ingin tahu sekarang dan dari kamu!!" tegasnya
"Baik, waktu kejadian hari itu saya pun tidak tahu. Namira hanya bercerita sudah menikah malam itu dengan Tuan Marcel"
"Kenal di mana mereka?"
"Awalnya mereka dijodohkan, tapi belakangan Namira malah ditolak keluarga Marcel, hanya segitu yang saya tahu" Rudy hanya memberitahu garis besarnya saja, dia tidak ingin ucapannya akan jadi Boomerang untuk Kaka angkatnya, Namira.
"Apa pernikahan mereka terdaftar atau hanya nikah kontrak?" tanya Bram
"Saya tidak tahu Tuan, lebih baik tuan tanyakan sendiri pada Namira"
***
Alunan lagu Please forgive me by Brian Adams mengantarkan perjalanan Marcel pulang ke Apartemennya di Pasific Place.
🎶"I still feel like our first night together feels like the first kiss, It's getting better baby, No one can better this, still holding on, You're still the one, First time our eyes met, same feeling I get, only feels much stronger, I wanna love you longer, Do you still turn the fire on..."🎶
Di depan pintu apartemen Marcel terdiam sejenak, menahan nafasnya sebentar mempersiapkan perasaan kesepiannya yang mendera. Jika pulang ke rumah dia akan memeluk mukena, bantal bahkan handuk bekas Namira, sedikit meredakan kerinduannya pada sosok istrinya yang ketika ia tatap selalu gugup dan pendiam saat bersamanya.
"Namira, please forgive me.."
Marcel masuk ke dalam apartemennya dengan perasaan gundah, dia langsung menuju kamarnya untuk segera istirahat.
***
"Wulan, Ilyas mama berangkat kerja dulu ya. Nanti aunty Sela akan mengantar kalian ke sekolah"
"Iya mama, hati-hati di jalan. Jangan lupa mama telepon kami" Ucap Wulan dengan suara seraknya
"He'em, pasti mama akan Videocall kalian. Makanan sudah mama buatkan, dibawa kotak bekalnya ya. Kalau sudah azan subuh bangunin Ilyas untuk sholat subuh" Namira mengecup kening kedua anaknya
Jam 04.00 pagi Namira sudah berangkat bersama Boa ke kantor Bram dengan mengendarai mobil kantor, berhenti sebentar di rest area untuk melaksanakan sholat subuh lanjut ke kantor Bram yang berada di wilayah Jakarta Barat.
"Mir, kemarin pak Bram nanyain pernikahan Lo" Ucap Rudy
"Hah? Lalu, dia tahu darimana Bo?" Boa hanya mengangkat bahunya sambil menyetir
"Bram itu terlihat friendly tapi kalau di kantor menyeramkan Mir, berbanding terbalik dengan Tuan Marcel, terlihat kaku tak mudah di sentuh tapi aslinya dia baik banget, gue kayak menemukan sosok seorang Kaka sekaligus bapak di diri Tuan Marcel"
"Begitu, Bo? Selama ini gue enjoy aja ngobrol sama Bram" bantah Mira
"Mungkin karena Bram suka sama Lo jadi dia bisa bersikap biasa" Mira hanya terdiam
Mereka pun sampai di kantor Bram, dan Namira sesuai janjinya kemarin akan membuatkan Bram sarapan sekaligus makan siang di pantry kantornya.
"Anda siapa, beraninya masak makanan di sini. Ini dapur bersih anda tau?"
"Emm..saya diminta Bram membuatkan sarapan"
"Bram kamu bilang!! Siapa elu manggil Presdir dengan sebutan nama!" seru Tania sekretaris Bram, dengan mendorong punggung Namira
"Tolong jangan ganggu saya Nona, saya harus menyelesaikan masakan ini segera karena saya juga banyak urusan" Jawab Namira
Mendengar ucapan Namira yang seenaknya Tania merasa geram, dengan sekali dorongan Namira jatuh ke lantai.
"Berani kamu melawan saya, tampan Office girl aja merasa cantik kamu ya!!"
Plak! Tamparan keras mampir di pipi mulus Namira
"Mira! kamu gak apa-apa?" Seru Rudy yang baru saja masuk pantry ingin memberi tahu kalau Bram dan Romeo sudah datang
"Gak apa-apa Bo, tolong halangi mba ini biar gue selesaiin masakannya"
"Maaf mba Tania, Namira di sini khusus masakin sarapan tuan Bram dan tuan muda Romeo, kalau tidak percaya silahkan konfirmasi ke beliau" ucap Marcel dengan sopan
"Ada apa ini? Tania ngapain kamu di sini? Namira ada apa dengan pipi kamu, kenapa merah?" tanya Bram yang baru saja masuk pantry
"Mama miraaa.." teriak Romeo berlari memeluk Mira
"Ma..mama?" Pekik Tania
"Bram, apa dia akan menggantikan posisi Kakaku, Bram ?!" tanya Tania yang merupakan adik dari Adelia, istri Bram
"Nona Tania anda jangan salah paham, aku bukan calon istri Bram. Romeo biasa memanggilku mama karena anak-anakku sahabat Romeo. Tuan Bram masakan sudah selesai tinggal saya plating" Namira langsung cekatan menyiapkan bekal makan Romeo
Kali ini dia tidak ada waktu untuk berdebat panjang, karena dia akan mengikuti test wawancara pekerjaan.
"Semua sudah selesai Bram, silahkan di makan saya harus segera berangkat bekerja" Dengan langkah tergesa Namira keluar dari pantry meninggalkan ketegangan di sana.
Romeo berlari mengejar Namira, "Mamaaa..."
Namira menoleh, "Sayang mama harus berangkat kerja, nanti kita ngobrol lagi ya tunggu hari Jumat kita bisa main di rumah Wulan dan Ilyas sepuasnya"
"Mama janji ya ajak Romi main ke rumah mama" Rengeknya di dalam pelukan Namira
"Iya sayang, mama janji"
"Mira, bisakah kita bicara sebentar?" Ucap Bram
"Bram, maaf waktuku terbatas, jangan sekarang ya..please..!" Namira mengecup kening Romeo dan bergegas pergi ke arah lift lalu keluar dari kantor Bram.
"Dimana pun dan pada siapa pun aku memang tidak pantas berteman dengan kalangan mereka" keluh Namira sambil mengelus pipinya yang pedih karena tamparan Tania.
Di dalam kantor Bram
"Tania jaga batasanmu, kamu hanya mantan adik iparku, pada ponakanmu saja kamu tidak perduli, jadi jangan berharap kamu akan jadi pengganti Adelia!" Maki Bram
Tania hanya mencebik dan menghentakkan kakinya di lantai.
***
Tepat pukul delapan Namira sampai di kantor management apartemen di divisi house keeping, Namira langsung menghadap pak Majid, saudara dari Sela.
"Nama kamu Namira?" tanya Majid
"Betul pak, teman dari Sela"
"Karena rekomendasi dari Sela saya Nerima kamu kerja di sini meskipun kamu tidak punya ijazah SMA. Jadi tolong kerja yang baik jangan buat malu perusahaan, bekerja yang jujur dan rajin, selama traning tiga bulan libur kamu hanya satu kali. Kamu bisa mulai bekerja shift siang satu bulan dari jam 11.00-19.30, kamu mengerti?"
"Baik pak"
"Karena salah satu housekeeper ada yang sakit, Kamu bisa gantikan tugas nyonya Ema sementara, dia bertugas di kamar nomer 5 di lantai 32, kamu baca peraturan dari penghuni rumah dan tugas hari ini belanja untuk mengisi kulkas dan membuang bahan makanan di kulkas yang sudah expired"
Namira membaca apa saja peraturan yang tertulis di sana, dan membaca bahan-bahan yang harus di belanjakan. Wajahnya tiba-tiba mengernyit, ada satu nama obat yang biasa Marcel minum ada di daftar belanjanya Prosogan FD 30mg.
"Kenapa Mira ada yang aneh dari daftar belanjanya?" tanya Majid
"Ah tidak pak, hanya saja ada obat lambung yang harus dibeli di sini. Apotik terdekat di sini dimana pak?"
"Iya, informasi dari nyonya Ema penghuninya kakek-kakek, mungkin lambungnya sering bermasalah. Apotik ada di hypermarket di lantai LG"
"Baik pak"
Namira dengan semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dengan access card Namira masuk apartemen yang terkesan mewah dan maskulin.
"Apa si kakek hanya tinggal sendiri? Mengerikan sekali sudah berumur harus tinggal sendirian di apartemen semewah ini, bagaimana jika dia sakit dan amit-amit sampai dia meninggal sendirian di sini" gumam Namira sambil bergidik
...💃🩰💃🩰...
Bersambung...