[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panas Membara
Setelah dari Kencan makan malam, Lili dan Rama memutuskan untuk pulang, namun saat diparkiran mobil, tepat didalam mobil rasa panas membara masih menyala. Rama melihat Lili rasanya tidak bisa ditahan gejolaknya, lalu dengan brutalnya diambilnya bibir manis Lili berulang kali, Lili tidak mau kalah juga membalas cumbuannya, pada akhirnya mereka memadu kasih sampai serasa klimaks ujung kenikmatan cinta.
Saat sudah selesai, disitulah Rama berkata "Apakah ini pengalaman pertama mu melakukan hal ini." Tanya Rama dengan tatapan sayu, matanya menatap lekat wajah Lili pelukannya yang gaunnya terbuka kancingnya.
Lili pikirannya mulai bingung karena sebenarnya dia sudah melakukan hubungan bebas ini ke banyak Pria. Saat itulah ia memutuskan untuk berbohong. "Ya pengalaman pertama bercinta denganmu, kau Pria pertama yang membuat diriku melayang penuh kenikmatan." Jawab Lili tanpa gugup dan menyakinkan Rama.
Rama tersenyum kecil, lalu kembali melumat bibir manis Lili.
Sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.
Didalam kamar Lili, Ia mulai merebahkan tubuhnya diatas kasur dan mengingat saat bercinta dengan Rama. Begitu bahagianya malam ini sampai matanya terlelap tidur bercampur dengan rasa lelah.
Ibu Lili dikamar mendengar suara anaknya sudah pulang, lalu melangkah keluar untuk menuju ke kamarnya memastikan sudah membersihkan diri dan tidur. Ketikan sampai didekat pintu keluar ruang tamu, disitulah wajah Ibu kaget dan matanya melebar melihat darah berceceran dilantai. Ibu mulai menebak-nebak apa yang dilakukan anaknya itu bersama Rama.
Ibu Lili tidak membersihkan darah itu, namun pagi nanti akan menjadi bukti untuk menegur Lili.
Pagi datang_
Ibu Lili sudah menyiapkan makanan untuk sarapan pagi, Ibu duduk dimeja makan menunggu kedatangan Lili, mukanya benar-benar menahan amarah.
Saat Lili datang ke meja makan untuk mengambil minum, Lili melihat Ibunya dan duduk dimeja makan.
Ibu memulai percakapan? "Tadi malam ngapain saja kamu dengan Rama?" Tanya Ibu pada Lili, tatapannya tajam menunggu jawaban anak gadisnya.
"Makan malam dicafe, dansa, itu aja Bu, nggak ngapa-ngapain kok." Jawab enteng Lili tanpa merasa dosa, lalu melanjutkan mengoles roti tawar dengan selai stroberi.
"Bohong kamu! Mulai bohong sama Ibu." Ujar Ibu dengan nada mulai membentak.
Lili lekas menghentikan mengoles rotinya. Lalu menatap lekat wajah Ibunya. "Aku nggak bohong Bu." Jawab Lili yang kekeh dengan kebohongannya.
"Masih ngelak, nggak mau jujur sama Ibu. Sini ikut Ibu." Ucap Ibu dengan nada tegas. Ibu berdiri dari tempat duduknya, melangkah ke arah Lili dan meraih tangan kanannya. Di-bawanya Lili ke lantai depan pintu keluar rumah.
Sampainya ditempat tujuan, Ibu berkata "Ini apa? Darah berceceran, Ibu tahu jika seorang wanita lama tidak melakukan hubungan bebas, maka ciputnya akan rapat kembali. Kamu sudah melakukannya lagi dengan Rama. Jika tidak memakai pengaman maka sudah dipastikan 80% kau akan mengandung anak Rama." Ungkap panjang lebar Ibu, sambil tangan kanannya menunjuk-nunjuk lantai yang ada darah kering Lili.
Lili hanya diam dan merasa bersalah.
"Kau tahu Mama Rama begitu tidak suka denganmu, kalaupun kau hamil Nak, dia tidak akan menerimamu jadi menantu. Kita tidak setara dengan mereka." Ungkap Ibu dengan lantang dan emosi.
Disitulah Lili merasa terpojokkan dan terintimidasi, rasanya sudah tidak bisa melawan. Pada akhirnya Lili menatap lekat wajah Ibunya dan melangkah lari masuk ke dalam kamarnya. Lili menutup pintu dengan kerasnya sampai terdengar di kuping Ibunya.
Sementara Ibu merasa bersalah karena terlalu keras mendidik Lili. Ibu lekas mengambil alat Pel dengan air dan membersihkan darah kering itu dilantai.
*